Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Dispensasi Pernikahan Tinggi, Psikolog: Orangtua Awasi Anak Gunakan Media Sosial, Harus Ada Remnya

Menurut Rose Mini, orangtua perlu memberikan bekal berupa pemahaman kepada anak tentang mana yang baik dan tidak baik untuk dilakukan. 

freepik.com/freepic.diller
Ilustrasi pernikahan - Angka pernikahan dini dan pengajuan dispensasi pernikahan di beberapa daerah di Indonesia tengah meningkat. Hal ini tentu cukup memprihatinkan. 

TRIBUNTERNATE.COM - Angka pernikahan dini dan pengajuan dispensasi pernikahan di beberapa daerah di Indonesia tengah meningkat.

Hal ini tentu cukup memprihatinkan.

Apalagi diketahui bahwa batas usia minimal menikah saat ini adalah 19 tahun, baik bagi laki-laki maupun perempuan, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019.

Tingginya dispensasi pernikahan di Indonesia mendapat sorotan dari Ketua Program Studi Terapan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI), Rose Mini.

Menurut Rose Mini, keberadaan media sosial menjadi salah satu pencetusnya. 

"Jadi sebetulnya [dispensasi nikah] ini pada zaman dahulu kala sudah ada, tapi tidak seheboh saat ini, kenapa? Bahwa ada media sosial dan sebagainya," ungkapnya pada siaran MNC Trijaya, Sabtu (21/1/2023).

Baca juga: Pernikahan Anak Tinggi, KPAI Sebut Kehamilan Tak Diinginkan Jadi Salah Satu Faktor Dispensasi Nikah

Baca juga: Nasib Malang Siti, TKW Korban Pembunuhan Wowon cs, Mertua Pelaku Disuruh Dorong Tubuh Korban ke Laut

Baca juga: Viral Jasad Balita Diantar Buaya ke Tepi Sungai: Saksi Sebut Kondisi Jenazah Utuh, Tak Ada Cabikan

Baca juga: Pelaku Pembunuhan Berantai Wowon cs Raup Rp1 Miliar dari Menipu TKW, Mengaku Bisa Gandakan Kekayaan

Ilustrasi pernikahan
Ilustrasi pernikahan (freepik.com/freepic.diller)

Anak saat ini rentan bisa mengakses banyak hal yang sebetulnya belum perlu diakses. 

"Hal [media sosial dan internet] inilah yang kemudian menjadi salah satu pencetusnya," tegas Rose. 

Di sisi lain, orangtua pun tidak dapat membentengi aktivitas anak selama 24 jam penuh. 

Sehingga, orangtua perlu memberikan bekal berupa pemahaman kepada anak tentang mana yang baik dan tidak baik untuk dilakukan. 

Salah satu cara adalah dengan melatih pembentukan perilaku di rumah.

Ada faktor kognitif, afektif hingga psikomotor.

Menurut Rose, memberikan pemahaman menjadi anak sangatlah penting. 

"Misalnya agar anak tidak mudah mendapatkan pelecehan, diajarkan seluruh anggota tubuhnya. Bagian tubuh yang harus hati-hati dan jangan disentuh orang lain. Hal itu diajarkan sejak dini. Dan dikasih tahu kenapa," papar Rose lagi. 

Selain itu, Rose menganjurkan para orangtua untuk tidak hanya memarahi anak ketika melakukan kesalahan. 

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved