Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Gempa Bumi Turki Suriah

Ribuan Bangunan Hancur akibat Gempa Bumi Turki dan Suriah, Pakar: Konstruksinya Tak Penuhi Standar

Menurut Tuysuz, gempa dan bangunan yang tidak memenuhi standar konstruksi modern menjadi kombinasi yang tragis.

Photo by Adem ALTAN / AFP
Tim penyelamat dan warga sipil mencari korban selamat di bawah puing-puing bangunan yang runtuh di Kahramanmaras, dekat pusat gempa, sehari setelah gempa magnitudo 7,8 melanda sebelah tenggara negara itu. Foto diambil pada 7 Februari 2023. 

TRIBUNTERNATE.COM - Wilayah Turki dan Suriah diguncang gempa bumi dengan magnitudo 7.8 dan 7.6 pada Senin (6/2/2023).

Hingga beberapa hari kemudian, ribuan aftershock atau gempa susulan masih terus terjadi.

Sementara itu, dilaporkan jumlah korban tewas kini telah mencapai lebih dari 22.000 jiwa.

Dua gempa besar dengan magnitudo 7.8 dan 7.6 di Turki dan Suriah tersebut meluluhlantakkan ribuan bangunan di wilayah terdampak.

Terutama, di wilayah Turki Selatan yang menjadi lokasi pusat gempa.

Puing-puing bangunan di kota tua Aleppo, Suriah pada 7 Februari 2023 setelah gempa mematikan bermagnitudo 7.8 mengguncang sebagian wilayah Turki dan Suriah.
Puing-puing bangunan di kota tua Aleppo, Suriah pada 7 Februari 2023 setelah gempa mematikan bermagnitudo 7.8 mengguncang sebagian wilayah Turki dan Suriah. (AFP/LOUAI BESHARA)

Baca juga: Bantuan Indonesia untuk Korban Gempa Bumi di Turki dan Suriah, termasuk Uang Tunai 2 Juta Dollar AS

Baca juga: Duka Gempa Bumi Turki dan Suriah: Ayah Pegang Tangan Putrinya yang Meninggal Tertimpa Reruntuhan

Baca juga: Gempa Turki dan Suriah: Pesawat Israel dan Iran Parkir Berdampingan, Rusia dan Ukraina Bantu Bersama

Seorang insinyur geologi dari Istanbul Technical University, Profesor Okan Tuysuz mengungkapkan alasan mengapa banyak bangunan yang hancur akibat gempa di Turki.

Menurut Tuysuz, gempa dan bangunan yang tidak memenuhi standar konstruksi modern menjadi kombinasi yang tragis.

"Kami menghadapi gempa bumi yang sangat besar di sini," kata Tuysuz kepada Al Jazeera.

"Yang pertama kira-kira setara dengan pelepasan energi dari ledakan sekitar 5 juta ton TNT. Yang kedua setara dengan 3,5 juta ton."

"Sebagian besar bangunan akan berjuang untuk menahan kekuatan seperti itu," ungkapnya.

Perkataan Tuysuz ini diamini oleh insinyur sipil dan presiden Asosiasi Retrofit Gempa Turki, Sinan Turkkan. 

"Gempa bumi tidak hanya sangat kuat, tetapi juga terjadi secara berurutan," jelas Turkkan.

"Banyak bangunan hanya mengalami kerusakan ringan hingga sedang pada gempa pertama tetapi runtuh setelah gempa kedua," lanjutnya.

Tim penyelamat dan warga sipil mencari korban selamat di bawah puing-puing bangunan yang runtuh di Kahramanmaras, dekat pusat gempa, sehari setelah gempa magnitudo 7,8 melanda sebelah tenggara negara itu. Foto diambil pada 7 Februari 2023.
Tim penyelamat dan warga sipil mencari korban selamat di bawah puing-puing bangunan yang runtuh di Kahramanmaras, dekat pusat gempa, sehari setelah gempa magnitudo 7,8 melanda sebelah tenggara negara itu. Foto diambil pada 7 Februari 2023. (Photo by Adem ALTAN / AFP)

Sementara mempertimbangkan bahwa getaran sebesar ini secara berurutan akan menimbulkan risiko bagi bangunan mana pun, para ahli menggarisbawahi bahwa tragedi dalam skala ini sama sekali tidak dapat dihindari.

"Menurut perkiraan resmi, 6.000 hingga 7.000 bangunan runtuh pada hari Senin."

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved