Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Ternate Andalan

Terobosan Baru DLH Ternate, Ada Program Reduksi Limbah Organik, Andalkan Lalat Black Soldier Fly

Berikut ini terobosan terbaru DLH Kota Ternate, ada program reduksi limbah sampah organik, yang mengandalkan lalat Black Soldier Fly

Penulis: Amri Bessy | Editor: Munawir Taoeda
Tribunternate.com/Amri Bessy
PROGRAM: Kabid Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan DLH Kota Ternate, Syarif Tjan (kiri) saat memaparkan troposan satu program reduksi BSF yang telah buat Kandang budidaya, Senin (31/7/2023). 

TRIBUNTERNATE.COM, TERNATE -  Dalam mengupayakan mengreduksi sampah, di Kota Ternate.

Dinas Lingkungan Hidup Kota Ternate, melakukan trobosan satu program reduksi limbah organik.

Dengan mengandalkan Lalat Black Soldier Fly (BSF), atau dikenal dengan sebutan Maggot.

Kabid Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan DLH Kota Ternate, Syarif Tjan mengatakan.

Baca juga: Warga Diminta Lapor ke Bea Cukai Ternate, Jika Mengetahui Ada Peredaran Rokok Ilegal

Hingga saat ini, sampah organik masih dibuang begitu saja ke TPA tanpa diolah.

Sehingga pihaknya hadirkan inovasi BSF, untuk lakukan pengurangan reduksi sampah organik sebelum dibuang ke TPA.

Lantaran permasalahan sampah masih menjadi, salah satu pekerjaan rumah Pemkot Ternate.

Dari total sampah yang dihasilkan, 70 persen didominasi sampah organik.

"Dalam sehari, Ternate menghasilkan sampah organik sebanyak 80 ton, "katanya.

Menurutnya, bahkan pihaknya memprediksi sampah mengalami peningkatan setiap tahunnya.

"Salah satu upaya reduksi yang saat ini, coba dilakukan kami yaitu dengan menggunakan bantuan Lalat BSF."

"Dengan memanfaatkan Maggot, sampah organik bisa direduksi dari sumbernya."

"Jadi tidak perlu diangkut lagi ke TPA, banyak efek ekonomi dari diterapkannya reduksi sampah menggunakan bantuan Maggot ini, "jelasnya.

Lanjutnya, diketahui bersama bahwa sampah organik, biasanya mudah membusuk.

Dan harus segera dialihkan dari sumbernya, sebelum menimbulkan bau dan masalah sanitasi.

"Ini juga bisa mengurangi anggaran BBM dan lebih ekonomis, "ujarnya.

Syarif mengatakan program reduksi limbah organik dengan menggunakan bantuan lalat BSF, merupakan sebuah terobosan baru.

Yang bagaimana melibatkan warga secara langsung, dan aktif mengelola sampah.

"Pengelolaannya sangat sederhana dan tidak membutuhkan biaya besar. Tidak butuh air dan listrik. Jadi sangat murah."

"Pengelolaannya nanti dilakukan ditingkat RW. Kalau 1 RW bisa mengelola 20 kologram Maggot sehari saja."

"Itu artinya sampah organik sudah bisa tereduksi, sebanyak 100 kilogram per RW."

"Jika di Kota Ternate, ada 500 RW mengelola Maggot dengan jumlah yang sama."

"Maka reduksi sampah organik, bisa diproduksi 50 ton sehari."

"Seraya menjelaskan, karena 1 kilogram Maggot bisa menghabiskan sampah organik 4 sampai 5 kilogram."

"Sehingga persoalan sampah ini, tidak lagi membebani APBD Kota Ternate, "jelasnya.

Bahkan kata Syarif, Maggot juga bisa membuka lapangan pekerjaan baru.

Karena hasil Maggot bisa dijual sebagai makanan hewan seperti ikan, ayam, burung dan lainya.

Baca juga: Jadwal Kapal PELNI KM Sinabung Ternate ke Surabaya, Makassar, Banggai 1 Agustus, Ini Cara Beli Tiket

Selain itu, Maggot juga bisa dibuat menjadi bahan pokok makanan yaitu seperti tepung dan lainnya.

"Jadi sambil mengurangi sampah, sambil menabung uang, "singkatnya.

"Sebab saat ini, ternak Maggot sangat menggiurkan. Bahkan 1 kilogram Maggot berkisar di harga Rp 50.000 sampai Rp 60.000, "pungkasnya. (*)

Sumber: Tribun Ternate
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved