CPNS 2024
Ada Sistem Face Recognition untuk Seleksi CPNS 2024 dan PPPK 2024, Cegah Maraknya Kasus Joki
Selain sistem pengenal wajah, seleksi CASN 2024 juga akan dilengkapi dengan computer assisted test (CAT) atau metode seleksi dengan komputer.
TRIBUNTERNATE.COM - Seleksi nasional pendaftaran Calon Aparatur Sipil Negara atau CASN 2024 kabarnya akan menggunakan sistem deteksi wajah atau face recognition. Apa alasannya.
Adapun Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) Abdullah Azwar Anas sudah menegaskan penggunaan sistem tersebut.
Diketahui, nantinya rekrutmen CASN 2024 mencakup terdiri atas Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) 2024.
Adapun pembukaan rekrutmen CPNS 2024 sudah diumumkan langsung oleh Presiden RI Joko Widodo pada Jumat (5/1/2024).
Pemerintah membuka formasi CPNS 2024 sebanyak 2,3 juta yang terdiri dari 690.822 formasi bagi lulusan baru (fresh graduate) dan 1.605.694 formasi untuk Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Lalu, apa fungsi dari sistem face recognition untuk seleksi CASN 2024 kali ini?
Baca juga: CPNS 2024 Dibuka Mulai Mei, Simak Syarat, Dokumen yang Dibutuhkan, dan Cara Buat Akun SSCASN
Baca juga: Seleksi CPNS 2024 akan Segera Dibuka, Ini 10 Jurusan yang Diprediksi Paling Dibutuhkan
Baca juga: Seleksi CPNS 2024 Segera Dibuka, Ini Rincian Formasi yang Dibutuhkan Pusat dan Daerah, termasuk PPPK

Sistem tersebut merupakan cerminan pemerintah dari pelaksanaan rerutmen Aparatur Sipil Negara (ASN) tahun lalu yang masih banyak terdapat kecurangan dalam beberapa tes di berbagai daerah.
Dengan harapan, seleksi Calon Aparatur Sipil Negara (CASN) tahun 2024 akan bebas joki dan bebas kecurangan yang jasanya dipakai oleh peserta.
"Sekarang kita lengkapi dengan face recognition sehingga dengan demikian tidak bisa lagi ada joki yang akan membantu pelaksanaan tes ini, sehingga setiap warga negara punya hak yang sama," kata Azwar Anas di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat (5/1/2024).
Selain sistem pengenal wajah, seleksi ini juga akan dilengkapi dengan computer assisted test (CAT) atau metode seleksi dengan komputer.
Hal ini bertujuan agar, palaksanaan tes CAT akan lebih kredibel dan transparan.
Mengutip Kompas.com, Facial atau face recognitif meruapakan teknilogi yang bisa dipakai unutk mengidentifikasi wajah seseorang untuk berbagai kepentingan, salah satunya proses penyelidikan pencarian tersangka dalam suatu kasus.
Iklan untuk Anda: Link Google Drive Kurikulum Merdeka Pelajaran Informatika SMP-SMA Tahun Ajaran 2023/2024
Advertisement by
Yup, seperti fungsinya, sistem ini kerap digunakan pihak kepolisian dalam mempermudah pencarian tersangka maupun korban.
Berdasarkan informasi yang dilansir perusahaan keamanan siber Kaspersky, teknologi face recognition akan bekerja secara bertahap supaya bisa mengidentifikasi seseorang dengan akurat.
Baca juga: Benarkah IKN Butuh Fresh Graduate CPNS di Tahun 2024
Pertama-tama, kamera yang dibekali dengan teknologi tersebut akan mengidentifikasi wajah target yang diincar.
Setelah itu, wajah tersebut akan dianalisis secara detail menggunakan teknologi pencitraan 2D atau 3D.
Ada beberapa data yang diambil di sini mencakup data bentuk wajah, mata, hidung, dan lain sebagainya.
Selanjutnya, berbagai data wajah tersebut akan dikonversikan ke data atau informasi digital, dan nantinya bakal disesuaikan dengan data wajah lainnya yang ada di dalam database atau sebuah sistem.
Untuk menentukan hasil akhinya, sistem lantas bakal menggunakan sebuah algoritma untuk mencocokkan data wajah yang baru saja diambil dengan data wajah yang sudah tersimpan di dalam sistem.
Adapun algoritma tersebut dipakai supaya teknologi face recognition bisa menyesuaikan data wajah yang ada di dalam database dengan akurat dan cepat.
Di sisi lain, sistem ini juga tak bisa 100 persen digunakan.
Sebab, data Center for Strategic & International Studies (CSIS) mengatakan bahwa face recognition bisa memiliki tingkat akurasi yang nyaris sempurna, yaitu 99,97 persen.
Meski demikian, ada sejumlah faktor yang bisa membuat tingkat akurasi teknologi tersebut menurun, dan bahkan salah mengidentifikasi orang.
"Tingkat akurasi setinggi ini bisa dicapai apabila kamera mengambil gambar dengan kondisi yang ideal, seperti posisi dan pencahayaannya pas, begitu juga obyek wajah yang dipotret tidak dihalangi (dengan berbagai aksesori)," tulis CSIS dalam sebuah blog.
Faktor terhalang berbagai aksesori ini setali tiga uang dengan penjelasan mengapa teknologi face recognition yang dimiliki Polda Metro Jaya tadi tidak akurat, di mana Zulpan menyebut pelaku tengah mengenakan topi ketika dipotret.
Namun, jika digunakan dalam pelaksanaan rekrutmen ASN, maka hal ini masih bisa ditolerir, karena tidak membutuhkan ketelitian lebih bagi sistem untuk mengenali wajah para peserta dalam jarak yang terbilang normal.
Bahkan, hingga berkaitan dengan nilai pun bisa langsung dilihat scara real-time atau langsung.
"Sistem rekrutmen sekarang ini menggunakan sistem CAT sehingga nilainya real time. Orang tuanya bisa melihat dari luar," kata Menpan RB, Azwar Anas.
Metode serupa, kata Azwar, juga akan digunakan untuk seleksi jaksa hingga diplomat.
Lewat metode-metode ini, presisi perekrutan jadi lebih tinggi.
"Ini merupakan lompatan baru dari pemerintah untuk membuat rekrutmen agar kita memutus siklus negatif yang dulu pernah terjadi. Jadi kalau rekrutmennya jelek, maka hasilnya jelek. Pelayanan juga tidak bagus, investasi terganggu, dan ke depan rekrutmen kita akan lakukan dengan sangat baik," katanya.
Azwar menambhakan, sistem diklat CASN pun akan ikut diubah atau diperbaiki.
Pasalnya jika dulu tampak lebih banyak klasikal atau pembelajaran di kelas, maka sistem diklat kali inin mengacu pada sistem Merdeka Belajar.
"Apalagi ASN milenial ini mempunyai karakter yang agak berbeda. Gen Z dan seterusnya telah diadopsi untuk menyesuaikan," ujarnya.
Formasi CASN 2024 yang akan Dibuka
Pemerintah akan membuka rekrutmen CASN 2024 sebanyak total 2.302.543 formasi.
Angka tersebut terbagi menjadi 690.822 formasi untuk CPNS umum atau fresh graduate, dan 1.605.694 Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Formasi tersebut dibagi menjadi dua lagi, yaitu untuk kebutuhan pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
Kebutuhan formasi untuk pemerintah pusat sebanyak 429.1183 formasi, terbagi atas 207.247 CPNS umum atau fresh graduate; 15.460 formasi untuk dosen; dan 191.787 untuk tenaga guru, tenaga kesehatan, dan tenaga teknis.
Kemudian, ada 221.936 formasi PPPK pusat untuk tenaga guru, tenaga kesehatan, dan tenaga teknis.
Sedangkan kebutuhan instansi daerah lebih besar dibanding instansi pusat, yaitu sebanyak 1.867.333 formasi.
Terdiri dari CPNS fresh graduate atau umum di instansi daerah, sebanyak 483.575 formasi.
Lalu, sebanyak 1.383.758 PPPK instansi daerah, yang terdiri dari tenaga guru sebanyak 419.146 formasi; tenaga kesehatan sebanyak 417.196 formasi; dan tenaga teknis sebanyak 547.416 formasi.
Artikel ini telah tayang di Tribunpriangan.com dengan judul Terapkan Sistem Face Recognition saat Seleksi CPNS 2024, Ternyata Ini Tujuan dan Fungsinya
CASN 2024
CPNS 2024
PPPK
Calon Pegawai Negeri Sipil
Calon Aparatur Sipil Negara
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian kerja
Pesan Gubernur Maluku Utara Sherly Laos saat Serahkan SK CPNS: Jaga Integritas, Layani dengan Hati |
![]() |
---|
Eks Caleg Diduga Lulus Seleksi PPPK Pemprov Maluku Utara, Alex Rada: Tak Langgar Aturan |
![]() |
---|
Wajib Taat! CPNS Maluku Utara 2024 Harus Siap Mengabdi 10 Tahun |
![]() |
---|
CPNS Maluku Utara 2024 yang Dinyatakan Lulus Wajib Hadiri Pengarahan Pemberkasan NIP |
![]() |
---|
Cek di Sini, Link Hasil Seleksi CPNS 2024 Pemprov Maluku Utara, Cara Cek Hingga Arti Kode |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.