DERAP NUSANTARA
Proklim Alternatif Wujudkan Kemandirian Sumber Daya Air Saat Kemarau
Selain untuk menjaga lingkungan tetap bersih, mengatasi masalah air ini juga menumbuhkan gerakan nasional adaptasi dan mitigasi perubahan iklim
Penulis: Content Writer | Editor: Munawir Taoeda
Program itu akhirnya bisa terwujud berupa bangunan embung yang airnya diperoleh dari Sungai Tuntang. Air dari sungai itu dialirkan menuju Bendung Gelapan lewat aliran Sungai Teleng, kemudian dialirkan menuju bendung kecil yang nantinya menjadi andalan warga sekitar.
Dari embung kecil tersebut, kemudian diproses melalui instalasi PAMSIMAS, sebelum dialirkan ke rumah-rumah warga.
Keberadaan embung kecil tersebut juga didukung dengan program penghijauan di lingkungan rumah warga dan sekitar saluran irigasi, sehingga ketersediaan air bertahan hingga musim kemarau panjang sekalipun.
Akhirnya, sejak tahun 2013 warga Dusun Mangunan Lor tak perlu lagi kesulitan air bersih, terutama saat musim kemarau.
Jika sebelumnya sambungan air bersih hanya untuk satu dusun, kini sudah meningkat hingga tiga dusun dengan tambahan Dusun Karangmalang dan Sampang, dengan total sambungan untuk 650 keluarga.
Sumur kembali hidup
Program Kampung Iklim ternyata tidak hanya mengubah kebiasaan masyarakat lebih peduli terhadap lingkungan, tetapi juga memberikan tambahan energi positif karena saat kemarau, sumur-sumur warga yang biasanya mengering, kini mulai muncul air.
Hal itu, dianggap sebagai dampak positif program penghijauan yang digalakkan masyarakat sejak disepakati mengikuti Proklim, sehingga hampir di setiap lingkungan rumah warga terdapat beberapa tanaman, termasuk di dekat-dekat aliran sungai.
Bahkan, warga juga berlomba-lomba membuat biopori yang bertujuan untuk meningkatkan perkolasi air hujan ke dalam tanah. Manfaat lainnya, tentu bisa mengurangi risiko banjir serta meningkatkan kualitas air dan memperbaiki kesehatan tanah.
Keandalan sumber air yang dimiliki warga Desa Mangunan Lor memang sudah teruji selama bertahun-tahun, termasuk kemarau panjang tahun 2023 juga tidak menimbulkan kepanikan warga karena air bersih tetap mudah didapat.
Manfaat pembuatan biopori dan sumur resapan juga dibuktikan oleh BPBD Kabupaten Demak, karena sumur dalam yang terdapat di kompleks kantor instansi pemerintah itu tidak pernah mengering ketika musim kemarau.
Sumur tersebut juga menjadi andalan warga di Kabupaten Demak yang membutuhkan suplai air bersih saat musim kemarau.
Pelaksana Tugas Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Demak M. Agus Nugroho Luhur sendiri setiap kesempatan bertemu kepala desa yang menghadapi permasalahan air bersih, saat musim kemarau, dipersilakan mengambil air bersih di sumur BPBD.
Hal itu juga terjadi pada musim kemarau panjang tahun 2023, dengan sumur tidak mengering, meskipun cukup banyak desa yang mengambil untuk memenuhi kebutuhan warganya, selain pula untuk memenuhi kebutuhan perkantoran di lingkungan BPBD Demak.
Untuk itulah, setiap ada kesempatan BPBD Demak mengampanyekan pentingnya penanaman pohon, pembuatan sumur resapan maupun biopori, sebagai salah satu ikhtiar mendapatkan cadangan air bersih dari perut bumi saat musim kemarau dari masing-masing sumur warga.