Memperkuat Integritas Pemilu

Indra Abidin
Sekretaris Bidang Pembinaan Mahasiswa DPD KNPI Provinsi Maluku Utara

"Integritas Pemilu yang Tergadai: Saat Bakal Calon Kepala Daerah Menyalahi Aturan PKPU 13/2024, "begitulah tajuk tulisan Pemuda Kelurahan Rua, Kota Ternate (TribunTernate, 31 Oktober 2024).

Satu pembahasan seputar integritas pemilihan umum (Pemilu) di tengah masyarakat. Ia memamparkan selilit “masalah/problem,” ketika menyalahi aturan.

Kemudian menyentuh perihal etika Calon Kepala Daerah (Cakada), dalam menyampaikan materi kampanye.    

"Bagaimana Cakada menyampaikan meterinya yaitu harus menjunjung nilai-nilai kemanusiaan, sehingga tercapainya tujuan dari pemilihan yang jujur, adil dan tertib, "kata Abdullah Adam dalam pandangannya .

Keberhasilan Pemilu

Perihal kemanusiaan (humanity) mengundang 'silatuhrahmi' pemikiran. Oleh karena itu, diteruskan guna memperkuat intergritas Pemilu dengan alas yang dihadapkan dengan nilai-nilai kemanusiaan, apalagi untuk Cakada yang nantinya menjadi role model untuk masyarakat di hari esok. 

Sadikitnya humanity dimaknai kondisi sebagaimana manusia dan kebaikan terhadap orang lain (kindness towards other people). Itu sendi kemanusiaan.

Lebih jauh dipengaruhi/terhubung dengan intelektualitas setiap orang yang berbudaya.   

Implikasi dari meninggalkan nilai-nilai kemanusiaan dalam konteks integritas Pemilu adalah kebudayaan asli meluntur.

Senyatanya kebudayaan asli Indonesia: menitikberatkan pada sikap setiap orang berlaku jujur dan adil. 

Proses menyampaikan materi kampanye memiliki korelasi dengan kemanusiaan dan intergritas.

Pendeknya, keberhasilan Pemilu berbasis pada kedua hal itu. Kata lain, tak dapat dilepaspisahkan antara satu dengan yang lain. 

Namun, kesadaran akan keberhasilan Pemilu belum sepenuhnya diindahkan sebagai bentuk perhatian pada nilai.

Padahal politik tidak diperbolehkan jauh dari nilai (value). Value erat kaitannya dengan filsafat politik didalamya membahas masalah, (dari 'selilit masalah' di atas) dan asal mula.