Pemprov Malut
Anak-anak Sherly Laos sampai Kaget Lihat Perubahan Ibunya setelah Kepergian Benny Laos
Ketiga anak Gubernur Maluku Utara, Sherly Laos atau Sherly Tjoanda, disebut kaget dengan perubahan sang ibu.
Penulis: Ifa Nabila | Editor: Ifa Nabila
TRIBUNTERNATE.COM - Ketiga anak Gubernur Maluku Utara, Sherly Laos atau Sherly Tjoanda, disebut kaget dengan perubahan sang ibu.
Edbert Laos, Edelyn Laos, dan Edrick Laos disebut terkejut lantaran ibunya berubah sejak sang ayah, Benny Laos, meninggal dunia dalam kecelakaan kapal 12 Oktober 2024 lalu.
Perubahan itu mengagetkan karena hidup Sherly Laos yang semakin penuh tekanan sebagai pemimpin daerah justru membuatnya menjadi sosok yang semakin penyabar.
Baca juga: Dikira Jadi Galak setelah Jabat Gubernur Maluku Utara, Sherly Laos Akui Malah Jadi Lebih Sabar
Baca juga: Perubahan Besar Hidup Sherly Laos, Gubernur Maluku Utara: Dulu Anaknya Cuma 3, Sekarang 1,3 Juta
Hal tersebut disampaikan Sherly Laos dalam podcast bersama Merry Riana.
Merry Riana awalnya bertanya apakah ada perubahan sifat dalam diri Sherly Laos, semisal bertambah galak karena kini menjadi pemimpin provinsi.
Ternyata, Sherly Laos sendiri mengaku terkejut dirinya justru menjadi semakin sabar.
Hal ini gara-gara peristiwa nahas yang merenggut nyawa Benny Laos.
"Ada yang berubah enggak dari segi 'Sekarang saya harus lebih galak' atau apa?" tanya Merry Riana.
"Surprisingly saya sekarang lebih sabar. Saya sekarang lebih sabar karena mungkin kejadian kemarin."
"Jadi ketika di titik di mana saya menerima semua takdir ini, dan bagi saya kejadian 12 Oktober kemarin itu adalah titik terendah dalam hidup saya, ketika saya sudah bisa menerima hal terberat itu."
"Segala persoalan yang terjadi setelah 12 Oktober itu menjadi tidak ada yang terlalu berat lagi."
"Sehingga, apa pun itu saya enggak ngoyo seperti dulu, lebih nerima, jadi saya lebih sabar, lebih nge-flow, lebih komunikatif."
"Ya bahkan anak-anak saya merasa 'Mami kok enggak segalak dulu?', lebih sabar sih," tuturnya.
Perubahan Hidup Sherly Laos
Gubernur Maluku Utara, Sherly Laos atau Sherly Tjoanda, mengungkapkan perubahan besar yang terjadi dalam hidupnya.
Hidup Sherly Laos langsung berubah 180 derajat setelah ditinggalkan sang suami, Benny Laos, yang meninggal dunia dalam kecelakaan kapal pada Oktober 2024 lalu.
Hanya dalam waktu beberapa bulan, hidup Sherly Laos berubah total.
Dari yang awalnya menjadi ibu dari tiga orang anak yang hanya mendampingi suami sebagai kepala daerah, kini dirinya yang menjadi kepala daerah.
Hal ini disampaikan Sherly Laos dalam podcast Merry Riana.
"Perbedaannya tadinya saya hidup untuk ketiga anak saya, di ruang private, mendampingi suami. Tapi kemudian sekarang saya ada di ruang publik, sebagai gubernur."
"Anaknya sekarang ada 1,3 juta dan kehidupan (berubah), karena sebagai public figure jadi kegiatan saya yang berhubungan dengan pekerjaan menjadi konsumsi publik juga."
"Tetapi yang masih sama, saya tetap seorang ibu dan saya tetap punya tiga anak yang harus saya jaga, besarkan," jelasnya via YouTube Merry Riana.
Cek Bantuan Internet
Gubernur Maluku Utara, Sherly Laos atau Sherly Tjoanda, mengecek kondisi bantuan internet di sembilan sekolah dan pusksesmas di wilayahnya.
Sembilan instansi terpilih menjadi proyek percontohan percobaan sambungan internet.
Ini adalah salah satu program Pemerintah Provinsi Maluku Utara demi pemerataan sambungan internet di seluruh wilayahnya.
Bagi Sherly Laos, koneksi internat di era sekarang sudah menjadi kebutuhan dasar dan bukan lagi brang mewah.
Dalam sambungan Zoom, Sherly Laos menghubungi perwakilan dari masing-masing institusi.
Di antaranya adalah SMA Negeri 8 Halmahera Tengah, SMA Negeri 8 Halmahera Barat, SMA Negeri 12 Halmahera Utara, SMA Negeri Motrotai, SMA dan Negeri 7 Halmahera Timur.
Kemudian Puskesmas Madapolo Obi, Puskesmas Fala Bisahaya Sula, dan Puskesmas Samuya Taliabu Timur.
"Senang karena ada Wi-Fi?" tanya Sherly Laos kepada perwakilan SMA Negeri 7 Wayaml, Maba Tengah, Haltim.
"Senang, bahagia. Terima kasih banyak," jawabnya yang sontak membuat Sherly Laos tersenyum sumringah.
"Selamat pagi .. Hari ini kami melakukan pengecekan kestabilan dan efektivitas jaringan WiFi pada 9 pilot project di 9 kabupaten/kota se-Maluku Utara.
Kami menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Telkomsat atas dukungan dan respons cepat dalam menghadirkan konektivitas hingga ke daerah terpencil.
WiFi bukan lagi sekadar pelengkap, tapi sudah menjadi kebutuhan dasar dalam digitalisasi pendidikan, khususnya untuk mendukung proses belajar-mengajar di jenjang SMA dan SMK.
Karena koneksi hari ini, adalah jembatan untuk masa depan yang lebih inklusif dan berdaya saing." tulis Sherly Laos.
Wujudkan Mimpi Anak Maluku Utara
Gubernur Maluku Utara, Sherly Laos atau Sherly Tjoanda, mewujudkan mimpi Presiden RI, Prabowo Subianto, terkait pendidikan.
Sherly Laos teringat bahwa Prabowo Subianto punya harapan untuk meratakan pendidikan di seluruh Indonesia.
Prabowo Subianto ingin semua anak Indonesia bisa merasakan bangku pendidikan.
Maka dari itu, Sherly Laos mewujudkannya dengan membangun Sekolah Rakyat.
Sherly Laos menggandeng Kemensos untuk mulai membangun Sekolah Rakyat.
Harapannya, Sekolah Rakyat itu nantinya bisa menampung sampai 1.000 anak pada tahun 2026.
"Sekolah Rakyat adalah wujud harapan itu—pendidikan gratis, dekat dengan rakyat, yang tak hanya mengajarkan ilmu, tapi juga menanamkan karakter, kemandirian, dan cinta tanah air.
Di Maluku Utara, kami bergerak cepat.
Bersama Balai @kemensosri, Pemprov Malut memulai langkah kecil namun bermakna: membuka tiga Sekolah Rakyat di lokasi berbeda untuk jenjang SD, SMP, dan SMA dengan memanfaatkan bangunan belum terpakai yang tersedia.
Langkah awal ini bukan pengganti, tapi jembatan—menuju mimpi besar kami membangun satu kompleks Sekolah Rakyat yang bisa menampung 1.000 anak pada tahun 2026.
Kami tahu, membangun gedung butuh waktu. Tapi membangun harapan tidak boleh ditunda.
Karena setiap anak berhak atas masa depan. Dan masa depan itu, harus dimulai sekarang." tulis Sherly Laos.
Buku yang Dibanggakan Sherly Laos
Simak sinopsis buku yang dibanggakan oleh Gubernur Maluku Utara, Sherly Laos atau Sherly Tjoanda.
Buku itu mengisahkan tentang anak Maluku Utara bernama Enrique yang menjadi penjelajah dunia.
Buku itu berjudul Clavis Mundi: Legenda Enrique Maluku Pengeliling Dunia Pertama, karya dari politikus sekaligus penulis, Helmy Yahya.
Selain Helmy Yahya, dua penulis juga terlibat, yakni Utama Prastha dan Donna Widjajanto.
Buku sejarah itu menceritakan tentang kisah sosok pemuda dari Tidore bernama Enrique yang ikut dalam rombongan pengeliling dunia pertama.
Enrique tidak lain adalah pendamping dari Ferdinand Magellan yang selama ini dikenal sebagai pemimpin Armada de Moluccas yang pertama kali mengelilingi bumi.
"Selama 5 abad, dunia mengenal Ferdinand Magellan sebagai pemimpin Armada de Moluccas yang pertama kali mengelilingi Bumi. Namun tidak banyak yang mengenal Enrique, pendampingnya yang setia.
Berawal dari Kepulauan Rempah, Enrique berangkat menjelajah dunia dengan semangat mengenal Terra Incognita. Anak Maluku ini tumbuh besar di laut, dalam perjalanan ke tanah dan tempat yang belum pernah diinjaknya. Bermodalkan kecerdikan dan kecerdasan, Enrique berhasil menguasai berbagai bahasa dunia dari mendampingi Ferdinand Magellan.
Inilah kisah Enrigue, yang bagi banyak orang sekadar budak, tapi sebenarnya adalah orang pertama yang berlayar mengelilingi bumi," demikian sinopsis dari Gramedia.com.
Tidak heran Sherly Laos merasa bangga bahwa nenek moyang warganya ternyata sosok penjelajah hebat.
"Cerita bahwa ternyata ada Putra Tidore dari Maluku Utara yang pertama mengelilingi dunia, sesuatu yang sangat menarik dan wajib untuk diangkat ke dunia nasional dan internasional untuk mengetahui bahwa nenek moyang kita adalah pelaut, orang pertama yang mengelilingi dunia adalah Putra Tidore Maluku Utara," ujarnya.
Akses Internet di Batang Dua
Pemerintah Provinsi Maluku Utara telah berhasil memberikan akses internet di Puskesmas Batang Dua, Ternate.
Meski demikian, masih ada hal yang dikeluhkan sang gubernur, Sherly Laos atau Sherly Tjoanda.
Keluhan itu terucap dalam komunikasinya melalui Zoom dengan Kepala Puskesmas Batang Dua, Yulianus Belian Ali.
Dalam percakapan itu, terungkap bahwa selama ini warga setempat harus meminta bantuan dari warga lain yang punya sambungan Starlink untuk bisa mengakses internet.
"Selamat hari Minggu, Pak Kapus. Gimana rasanya punya sinyal di Puskesmas Batang Dua," sapa Sherly Laos.
"Kami terutama Puskesmas Batang Dua sangat bersyukur," jawab Yulianus.
Lebih lanjut, Yulianus menjelaskan bahwa kecepatan internet saat itu adalah 98 mbps dengan akses yang lancar.
Ia menceritakan, selama ini tidak ada akses internet sama sekali.
"Berarti kalau ada apa-apa, mau telepon, mau apa dari Batang Dua bagaimana?" tanya sang gubernur.
"Ya kami mencari masyarakat yang punya usaha dengan menggunakan Starlink," jawab Yulianus.
Sherly Laos berjanji, langkah selanjutnya pihak Pemprov Malut bersama Telkomsat akan memasang akses internet di SMA yang ada di Batang Dua.
"Nanti dipasangkan, nanti kita pasangkan akses internet di SMA Batang Dua," janjinya.
Di penghujung percakapan itu, Sherly Laos mengeluhkan soal kecepatan internet yang ada.
Namun, diduga kecepatan internet masih bisa berubah-ubah tergantung cuaca.
"Kemarin kami pasang di Halbar sampai 138 mbps, kenapa di Batang Dua cuma 98 mbps ya?" tanya Sherly Laos.
"Ya itu variatif sih bu, bisa sampai di atas 100 kok. Kadang tergantung ke cuaca," jawab Yulianus.
"Oh ya, memang cuaca lagi ekstrem buruk sekarang," timpal sang gubernur.
(TribunTernate.com/ Ifa Nabila)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.