Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Pemkot Tidore

Prevalensi Stunting Tidore Turun dari 21.3 Persen ke 16.6 Persen

Prevalensi stunting Kota Tidore Kepulauan turun signifikan menjadi 16.6?ri 21.3%. Namun angka ini belum capai target di 2024 yaitu 14%

Penulis: Faisal Amin | Editor: Munawir Taoeda
Istimewa
PROGRAM: Sesi foto bersama usai giat gerakan cegah stunting di Aula Sultan Nuku Kantor Wali Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara, Kamis (21/8/2025). Di mana prevalensi stunting turun signifikan menjadi 16.6?ri 21.3%. Namun angka ini belum capai target di 2024 yaitu 14% 

TRIBUNTERNATE.COM, TIDORE - Stunting bukan hanya masalah kesehatan, tetapi juga berdampak pada kualitas sumber daya manusia (SDM) dan masa depan bangsa.

Karena anak-anak yang mengalami stunting akan memiliki potensi yang lebih rendah dalam tumbuh kembang, baik secara fisik maupun kognitif.

Hal tersebut disampaikan Asisten Sekda Bidang Perekonomian dan Pembangunan Taher Husain saat membuka Gerakan cegah Stunting di Aula Nuku Kantor Wali Kota, Kamis (21/8/2025).

Taher Husain mengatakan, berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) yang dirilis Kementerian Kesehatan, prevalensi stunting Kota Tidore Kepulauan turun signifikan menjadi 16.6 persen dari 21.3 % . Namun angka ini belum capai target di 2024 yaitu 14 % .

Baca juga: Pesan Wakil Wali Kota Tidore Ahmad Laiman Usai Hadiri Rakor Pangan Maluku Utara

Sehingga pemerintah kota sangat berkomitmen untuk terus berupaya menurunkan angka stunting melalui berbagai program dan kegiatan.

"Sehingga giat hari ini merupakan salah satu upaya kita untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pemenuhan gizi seimbang, khususnya pada 1000 hari pertama kehidupan."

"Untuk itu, saya mengajak seluruh elemen masyarakat mulai dari keluarga, stakeholder, kecamatan dan desa/kelurahan dan tim TPPS untuk bersama-sama bersatu padu dalam gerakan ini."

"Mari kita jadikan keluarga sebagai garda terdepan dalam pencegahan stunting, "pinta Husain.

Menurutnya, kegiatan ini merupakan momentum penting untuk memperkuat sinergi dan kolaborasi serta komitmen nyata untuk memastikan generasi penerus tumbuh sehat, cerdas dan siap bersaing yang pada akhirnya melahirkan masyarakat Tidore yang lebih maju dan lebih produktif.

Sementara itu Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Tidore Kepulauan Saiful Salim mengatakan, stunting merupakan masalah gizi kronis yang berdampak serius terhadap kualitas sumber daya manusia, baik dalam aspek kognitif maupun produktivitas. 

Baca juga: DPRD Tidore Gelar PAW, Idham Sabtu Gantikan Husen Muhammad

Permasalahan stunting tidak sekadar menjadi isu kesehatan, melainkan telah berkembang menjadi indikator kritis yang mencerminkan kegagalan pembangunan multidimensi di Indonesia.

Sehingga stunting kini menjadi sorotan dalam ranah kesehatan masyarakat karena tidak hanya menghambat pertumbuhan anak, tetapi juga meningkatkan risiko terkena penyakit, kematian, serta mengganggu perkembangan motorik dan kognitif.

"Namun di Tidore sendiri masih menjadi isu yang memerlukan perhatian dan kerjasama kita semua, meski terjadi penurunan prevalensi stunting yang sangat signifikan dari  21,3 % (2023) menjadi 16,6 % (2024) atau mengalami penurunan sebesar 4,7 % , namun demikian belum mencapai target yang ditetapkan pemerintah pusat yakni <14>

Sumber: Tribun Ternate
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved