Padahal, ada miliaran orang yang harus berjuang menghadapi krisis pekerjaan terburuk dalam setidaknya 90 tahun terakhir ini.
Jika meningkatnya kesenjangan sosial tidak ditekan, maka pada 2030 nanti akan ada tambahan lebih dari satu miliar orang yang hidup di lembah kemiskinan daripada sejak awal pandemi Covid-19.
Mereka hanya memperoleh penghasilan kurang dari 4 poundsterling atau sekitar Rp77.077 per hari, menurut laporan The Inequality Virus.
Bahkan, perempuan akan terdampak lebih buruk dibandingkan laki-laki.
Baca juga: Akhir Polemik Kewajiban Pakai Jilbab bagi Siswi Non-Islam di Padang: Tak akan Ada Pemaksaan
Baca juga: Jokowi: Bersyukur, Indonesia Berhasil Kendalikan Krisis Ekonomi dan Kesehatan dalam Pandemi Covid-19
Baca juga: Bupati Sleman Positif Covid-19 setelah Divaksin, Ini Penjelasan Dokter Tirta dan Zubairi Djoerban
Sementara itu, kesenjangan antar-negara terjadi terkait masalah pembelian vaksin Covid-19.
Kepala Bidang Kesehatan di Afrika Selatan mengatakan, negaranya harus membeli vaksin Oxford-AstraZeneca dengan harga hampir 2,5 kali lipat dari harga yang dibayar oleh sebagian besar negara-negara Eropa.
Meskipun pasar saham runtuh pada awal krisis pandemi, saat pulih, kekayaan 1.000 miliarder dunia kembali ke rekor tertinggi, kata Oxfam.
Kepala Eksekutif Oxfam GB Danny Sriskandarajah mengatakan, “Miliaran orang hidup dalam ketakutan ketika pandemi bermula dan tidak memiliki sumber daya atau dukungan untuk menghadapi badai yang dahsyat ini."
“Pada saat yang sama, segelintir orang kaya telah mengantongi lebih banyak uang dalam waktu sembilan bulan, jumlah uang yang lebih besar daripada yang dapat mereka belanjakan seumur hidup," terang Danny.
“Fakta-fakta ini memalukan. Pemerintah harus bertindak. Pengenaan pajak yang adil atas orang-orang terkaya dapat membantu pemulihan ekonomi global, mengumpulkan lebih banyak dana untuk memerangi kemiskinan, dan membantu membentuk masyarakat yang lebih setara," lanjutnya.
Pada 2020, Menteri Keuangan Inggris Rishi Sunak mengumumkan pemotongan sementara pada anggaran bantuan Inggris, dari 0,7 persen menjadi 0,5 persen dari pendapatan nasional.
Total kekayaan dari para miliarder terkaya di dunia telah mencapai 8,8 triliun poundsterling pada bulan Desember 2020 saja.
Jumlah ini sudah sama dengan biaya yang dikeluarkan negara-negara G20 untuk pemulihan dampak Covid-19, kata Oxfam.
Oxfam menambahkan, "Jika diterapkan, pajak sementara terhadap kelebihan profit yang dihasilkan oleh 32 perusahaan global dengan pendapatan terbanyak, maka akan ada dana sebesar 76 miliar poundsterling pada 2020."
"Dana ini akan cukup untuk memberikan benefit pengangguran bagi setiap pekerja dan bantuan finansial bagi seluruh anak-anak dan lansia di negara-negara berpendapatan rendah hingga menengah."