TRIBUNTERNATE.COM - Pengguna WhatsApp dikejutkan dengan adanya update status dari aplikasi percakapan terpopuler itu pada Jumat (29/1/2021).
Hal ini membuat WhatsApp menduduki trending topic di media sosial Twitter Indonesia.
Hingga Jumat pukul 09:36 WIB, WhatsApp telah disertakan dalam lebih dari 22.200 cuitan.
Baca juga: Surat Keberatan atas Review Produknya Viral di Twitter, Eiger Akhirnya Sampaikan Permintaan Maaf
Baca juga: China Terapkan Tes Swab Covid-19 Lewat Anal, Tak Sampai 10 Detik, Warga: Rasanya Sangat Malu
Baca juga: Satu Minggu Menjabat, Presiden AS Joe Biden Sudah Peringatkan China Soal Ekspansionisme
Baca juga: Penjelasan PVMBG tentang Gunung Merapi dan Gunung Raung yang Sama-sama Erupsi
Baca juga: Penjagalan Kucing di Medan, Polisi Jerat Pelaku dengan Pasal Pencurian, Ancaman 5 Tahun Penjara
Total ada empat status yang dikirimkan oleh WhatsApp.
Saat dibuka, WhatsApp memberikan pengumuman bahwa pihaknya akan muncul di tampilan status apabila ada update terbaru untuk para penggunanya.
"WhatsApp sekarang membagikan informasi di Status! Di sini Anda dapat mengetahui informasi dan fitur baru," tulis WhatsApp di status pertamanya.
Kemudian dalam slide status kedua, WhatsApp menegaskan tetap berkomitmen untuk menjaga privasi pengguna.
"Satu hal yang tidak baru adalah komitmen kami terhadap privasi Anda," tulis WhatsApp.
Di slide ketiga, pihak WhatsApp menyebut tidak akan melakukan 'penyadapan' dengan mendengarkan pembicaraan maupun melihat teks percakapan karena sudah dienkripsi ujung-ke-ujung.
"WhatsApp tidak dapat membaca atau mendengarkan percakapan pribadi Anda karena percakapan tersebut terenkripsi secara end-to-end," papar WhatsApp.
"Nantikan informasi terbaru lainnya dari kami." demikian bunyi slide terakhir status dari WhatsApp tersebut.
Update status dari WhatsApp pun mendapat beragam komentar dari para netizen.
Ada netizen yang penasaran bagaimana dirinya mendapat update status dari WhatsApp.
Tak sedikit yang menganggap itu adalah cara WhatsApp meredam kontroversi aturan baru yang ditetapkannya beberapa waktu lalu.
Namun, ada pula yang membuat sindiran; dengan adanya update status ini berarti pihak WhatsApp dan Mark Zuckerberg sudah menyimpan nomor penggunanya.
Selain itu, ada netizen yang berkelakar nantinya akan ada iklan di status WhatsApp.
Pantauan TribunTernate.com, setelah dibuka update status dari WhatsApp tersebut menghilang.
Baca juga: WhatsApp Web Perketat Keamanan, Segera Terapkan Login dengan Fingerprint dan Pemindai Wajah
Baca juga: Pengguna WhatsApp Wajib Catat, Ini 5 Fitur yang Jarang Diketahui tapi Besar Manfaatnya
Baca juga: Mulai 2021, WhatsApp Tak Bisa Digunakan di Ponsel iPhone dan Android Tipe Ini, Berikut Daftarnya
Lima Poin yang Harus Diketahui tentang Kebijakan baru WhatsApp
Diberitakan Kompas.com, WhatsApp diketahui memperbarui kebijakan privasinya.
Ada notifikasi pembaruan Persyaratan Layanan dan Kebijakan Privasi baru dari WhatsApp yang mulai diterima para pengguna.
Poin yang disoroti pengguna WhatsApp adalah pembagian data ke perusahaan induknya, Facebook.
Hal ini pun menjadi perbincangan publik.
Apa saja yang perlu diketahui dari kebijakan baru privasi Whatsapp? Ini lima poin yang perlu Anda tahu:
1. Berbagi data
Ada tiga pembaruan penting, salah satunya pengguna yang diharuskan menyerahkan data ke Facebook, selaku perusahaan induk dari WhatsApp.
Pengguna harus menyetujui pembagian data ke Facebook, jika ingin tetap menggunakan aplikasi tidak berbayar ini.
Selain itu, terdapat perubahan kebijakan privasi WhatsApp terkait pemrosesan data pengguna dan komunikasi dengan pemilik akun bisnis.
2. Mulai berlaku 8 Februari 2021
Persyaratan baru dan kebijakan privasi WhatsApp akan mulai berlaku pada 8 Februari 2021.
Pengguna wajib menerima persyaratan dan perubahan untuk tetap menggunakan akunnya, setelah batas waktu yang ditentukan.
Jika tidak setuju, pengguna dapat menghapus akunnya.
Pengguna dapat mengetahui informasi lebih lanjut melalui help center.
3. Data yang diteruskan ke Facebook
Beberapa data yang akan diteruskan WhatsApp kepada Facebook antara lain:
- Identifier
Pada dasarnya merupakan informasi akun yang disediakan pengguna ketika pertama kali mendaftar di aplikasi WhatsApp, termasuk nomor telepon, nama profil, foto profil, dan status.
Ada juga informasi perangkat seluler serta alamat IP yang digunakan pengguna.
- Usage data
Informasi berupa berapa lama pengguna menggunakan WhatsApp, pada jam berapa, atau untuk tujuan apa, seperti melakukan panggilan atau chat, berapa pesan yang pengguna kirim, dan lainnya.
- Purchases
Kemungkinan berkaitan dengan data terkait pembelian apapun yang pengguna lakukan via WhatsApp.
Baru-baru ini, WhatsApp diketahui meluncurkan fitur pasar digital untuk membantu orang membeli barang melalui aplikasinya.
- Location
Ini terkait lokasi pengguna berada.
Informasi lokasi yang dikumpulkan WhatsApp hanya berupa gambaran kasar yang tidak terlalu akurat.
- User Content
Pesan WhatsApp sebenarnya sudah dilengkapi dengan enkripsi end-to-end sehingga pihak lain, bahkan pihak WhatsApp sendiri tidak dapat mengaksesnya untuk tujuan periklanan atau analitik.
Sehingga, jenis konten pengguna sebagaimana dimaksud dengan "user content" ini kemungkinan seputar wallpaper yang dipakai.
- Diagnostics
Data yang dikumpulkan WhatsApp terkait kondisi lalu lintas jaringan di aplikasinya.
- Contact Info
Semua kontak yang ada di ponsel pengguna.
- Financial Info
WhatsApp mengumpulkan detail informasi pembayaran, seperti saat pengguna menggunakan WhatsApp Pay.
4. Data terbatas pada 2016
Menurut WhatsApp, pihaknya telah membagikan data terbatas kepada Facebook di ranah backend sejak 2016.
Hal ini untuk pemenuhan kebutuhan infrastruktur perusahaan.
Dalam kebijakan terbaru, tidak ada perubahan mengenai berbagi infrastruktur backend ini.
Pembaruan pada awal tahun 2021 menekankan pada perpesanan WhatsApp Business, yang saat ini dapat menggunakan infrastruktur hosting Facebook untuk percakapan WhatsApp.
Hal ini mengartikan, percakapan yang terjadi pada akun bisnis akan disimpan di server Facebook.
Meski begitu, pengguna masih diberikan kebebasan untuk memilih, apakah ingin berinteraksi dengan akun bisnis tersebut atau tidak.
5. Sistem enskripsi
Kebijakan privasi dan persyaratan layanan baru, masih menggunakan sistem enskripsi secara end-to-end.
Dengan demikian, WhatsApp atau Facebook tidak dapat mengakses percakapan pribadi pengguna.
Enkripsi merupakan proses mengamankan suatu informasi dengan membuat informasi tersebut tidak dapat dibaca tanpa bantuan pengetahuan khusus.
Data pesan teks maupun suara akan diacak oleh algoritma WhatsApp, setelah dikirim dan sebelum dibuka, sehingga data yang berjalan di antara pengirim dan penerima sifatnya acak.
(TribunTernate.com/Rizki A.) (Kompas.com/Mela Arnani)