“Tetapi beberapa perusahaan vaksin mengadakan pengujian langsung di laboratorium. Antibodi yang sudah terbentuk karena vaksin, di challenge, di tantangkan dengan mutan atau varian baru ini, dan masih cukup efektif,” ungkap Amin.
Hingga saat ini, kata Amin, belum ada arahan yang menunjukkan bahwa vaksin yang telah dikembangkan saat ini harus disesuaikan dengan varian baru.
“Jadi masih bisa dipakai, masih cukup efektif tidak terganggu ke kinerja (antibodi melawan virus),” terang Amin.
Kemudian, Amin menyimpulkan, vaksin yang sudah tersedia dan sudah dipakai sekarang ini masih tetap bisa dipakai.
Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa jika nantinya antibodi yang dibentuk oleh vaksin tidak dapat menghambat virus yang telah bermutasi, maka akan dilakukan penyesuaian terhadap vaksin.
“Sedang diamati terus, apabila mutasi itu menyebabkan perubahan signifikan, yang menyebabkan betul-betul antibodi yang terbentuk tidak bisa menghambat si virus tadi maka tentu perlu dilakukan penyesuaian,” terang Amin.
Baca juga: Mengenal Varian Baru Virus Corona B.1.1.7 asal Inggris yang Terdeteksi di Karawang
Baca juga: Epidemiolog Griffith University Jelaskan Pentingnya Pencarian Asal-muasal Virus Corona
Amin juga menjelaskan, kemungkinan penyesuaian vaksin bisa jadi hanya sebagian maupun diubah secara menyeluruh.
“Tapi kalau mungkin 6 bulan atau setahun kemudian virusnya berubah, katakanlah yang tadinya bajunya merah berubah jadi hijau, nah, mau tidak mau kita harus menyesuaikan baik sebagian maupun seluruhnya,” terang Amin.
Dikatakan Amin, saat ini belum ada yang bisa menentukan vaksin yang sudah ada sekarang dapat berlaku berapa lama karena hingga saat ini uji klinis masih berlangsung.
Video selengkapnya.
Wamenkes Umumkan Varian Baru Corona B117 Terdeteksi di Indonesia
Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono mengonfirmasi bahwa mutasi virus corona B.1.1.7, yang pertama kali terdeteksi di Inggris, kini telah ditemukan di Indonesia.
"Tadi malam, saya mendapatkan informasi bahwa dalam tepat satu tahun (pandemi), hari ini kita menemukan mutasi B.1.1.7, UK (United Kingdom) mutation, di Indonesia," kata Dante dikutip dari Kompas.com
Hal tersebut, ia sampaikan dalam acara Inovasi Indonesia untuk Indonesia Pulih Pasca-pandemi, yang disiarkan langsung di kanal YouTube Kemenristek/Brin, Selasa (2/3/2021).
Dante mengatakan, dengan adanya temuan dua kasus mutasi B.1.1.7 ini, maka Indonesia akan menghadapi pandemi Covid-19 dengan tingkat kesulitan yang semakin berat.