Virus Corona

WHO: Virus Corona Varian Delta akan Mendominasi Pandemi Covid-19 dalam Beberapa Bulan ke Depan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI - Petugas pemakaman membawa peti jenazah pasien suspect virus corona atau Covid-19 di TPU Tegal Alur, Jakarta Barat, Kamis (26/3/2020). WHO mengatakan, varian yang sangat menular dari Covid-19 itu diperkirakan akan menjadi jenis virus yang dominan dalam beberapa bulan mendatang.

Kasus baru Covid-19 naik 30 persen di wilayah Pasifik Barat, sementara di wilayah Eropa naik 21 persen.

Jumlah kasus baru tertinggi dilaporkan dari Indonesia (350.273 kasus baru; naik 44 persen), Inggris (296.447 kasus baru; naik 41 persen), dan Brasil (287.610 kasus baru; turun 14 persen).

Namun, jumlah kematian mingguan, tetap stabil di angka 57.000, mirip dengan pekan sebelumnya dan mengalami penurunan yang stabil selama lebih dari dua bulan.

Baca juga: Penelitian: Dua Dosis Vaksin Covid-19 Pfizer atau AstraZeneca Terbukti Efektif Lawan Varian Delta

Baca juga: ECDC: Virus Corona Varian Delta Bisa Mencapai 90 Persen Kasus Covid-19 Baru di Uni Eropa

Empat Hal yang Perlu Diketahui tentang Virus Corona Varian Delta

Inci Yildirim, MD, PhD, spesialis penyakit menular pediatrik dari Yale Medicine, mengatakan bahwa semua virus berevolusi dari waktu ke waktu dan mengalam perubahan saat menyebar dan bereplikasi.

Hal ini pula yang terjadi pada virus corona penyebab penyakit Covid-19.

Salah satu varian baru dari mutasi virus corona Covid-19 yang menjadi sorotan adalah varian Delta, yang disebut-sebut lebih menular dibandingkan versi original Sars-CoV-2.

Dari apa yang diketahui para ahli sejauh ini, orang yang sepenuhnya telah divaksinasi dapat memiliki perlindungan terhadap virus corona varian Delta.

Sementara itu, orang yang belum divaksinasi menjadi yang paling berisiko terinfeksi varian baru.

Dilansir dari Yale Medicine, berikut adalah empat hal yang penting diketahui tentang varian Delta yang sangat menular: 

1. Delta lebih menular

Kasus virus corona varian Delta pertama kali diidentifikasi pada bulan Desember 2020 di India.

Ia menyebar dengan cepat dan dalam waktu singkat menjadi kasus dominan di India dan Inggris.

Menjelang akhir bulan Juni 2020, Delta telah mencatat lebih dari 20 persen kasus di Amerika Serikat (AS), menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC).

Delta menyebar 50 persen lebih cepat dibandingkan varian Alpha, yang penularannya 50 persen lebih cepat dari varian asli SARS-CoV-2.

Halaman
1234

Berita Terkini