Penelitian kedua yang dipaparkan oleh Aljazera adalah sebuah studi oleh Universitas Yale dan Kementerian Kesehatan Republik Dominika yang diterbitkan bulan lalu di jurnal Nature Medicine.
Penelitian itu menunjukkan tidak ada antibodi penetral di antara orangg-orang yang menerima dua suntikan Sinovac.
“Temuan kami memiliki implikasi langsung untuk beberapa negara yang sebelumnya menggunakan dua dosis CoronaVac (Sinovac),” tulis Aljazeera mengutip penelitian itu.
Baca juga: Ledakan Kasus Covid-19, Sopir Mobil Jenazah Sebut Order Kembali Naik, Wisma Atlet Lebih Ramai
Baca juga: Kasus Covid-19 Tembus 27.000 per Hari, Jokowi: Tetap Tenang, Kondisi Rumah Sakit Masih Terkendali
Kemudian, Aljazeera juga memaparkan soal pemerintah China yang kembali menerapkan kebijakan lockdown akibat melonjaknya kasus karena varian Omicron.
Menurutnya, hal ini semakin memperburuk kekhawatiran tentang kemanjuran vaksin di negara-negara berkembang seperti Indonesia yang bergantung pada vaksin dari China yang tidak mampu menerapkan kebijakan lockdown.
Kekhawatiran tersebut, menurut Aljazeera, juga diperkuat dengan adanya pengumuman Singapura pada bulan Januari lalu, bahwa orang-orang yang divaksin menggunakan vaksin dari China, diwajibkan menerima suntikan mRNA sebagai booster untuk dianggap divaksinasi dosis penuh.
Kemudin, Aljazeera juga mengutip pernyataan Dr Leong Hoe Nam, seorang spesialis penyakit menular di Klinik Rophi di Singapura.
Aljazeera mengutip pernyataan Dr Leong Hoe Nam yang mengatakan bahwa masyarakat Indonesia telah dirugikan dengan penggunaan vaksin buatan China itu.
“Jawaban singkatnya adalah masyarakat Indonesia dirugikan dengan penggunaan vaksin China yang kurang efektif sebagai pengganti vaksin mRNA,” ujarnya.
Namun, Aljazeera juga mengutip pernyataan Dr Leong Hoe Nam yang mengatakan bahwa Indonesia beruntung, karena varian baru Omicron tidak terlalu berbahaya meskipun ternyata vaksinnya kurang efektif.
“Tetapi dewi keberuntungan telah memberi mereka keberuntungan besar karena Omicron ternyata, jauh lebih ringan, bahkan bagi mereka yang divaksinasi dengan vaksin itu.”
(TribunTernate.com/Qonitah)