TRIBUNTERNATE.COM - Sejak pandemi Covid-19 menyerang Indonesia pada tahun 2020 lalu, pemerintah pun melarang warganya untuk mudik lebaran.
Dengan begitu, dua tahun sudah masyarakat Nusantara dilarang untuk melakukan mudik lebaran selama pandemi berlangsung.
Namun, di tahun 2022 ini tampaknya kondisi pandemi Covid-19 di Tanah Air telah membaik ditandai dengan jumlah kasus harian yang terus melandai.
Lantas, apakah kondisi pandemi virus corona yang telah membaik ini akan membuat pemerintah memperbolehkan warganya untuk mudik lebaran?
Berkaitan dengan hal tersebut, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan bahwa saat ini pemerintah sedang mengkaji perizinan mudik lebaran 2022.
Menurut Wiku, untuk menentukan boleh tidaknya masyarakat melaksanakan mudik lebaran, pemerintah perlu mempertimbangkan segala indikator penanganan Covid-19 telah terkendali.
Baca juga: Kasus Covid-19 Global Naik Lagi, WHO Peringatkan Pandemi Belum Berakhir
Baca juga: Bila Anak Terinfeksi Covid-19, Haruskah Segera Dilarikan ke Rumah Sakit? Ini Penjelasannya
Indikator tersebut di antaranya mulai dari cakupan vaksinasi hingga tingkat kematian akibat Covid-19 yang secara konsisiten harus berada di angka yang rendah.
"Pemerintah sedang mengkaji hal tersebut dengan memastikan bahwa penularan Covid bisa dikendalikan dengan memastikan cakup vaksin dan booster semakin tinggi, protokol kesehatan dijalankan displin oleh masyarakat."
"Kasus harian Covid-19, BOR rumah sakit, kematian harus ditekan dan dapat konsisten rendah. Ini modal kita bersama," kata Wiku dalam konferensi persnya disiarkan YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (17/3/2022).
Wiku memastikan, pemerintah akan segera mengumumkan boleh atau tidaknya mudik lebaran.
"Pemerintah akan mengumumkan update kebijakannya terkait hal ini apabila sudah siap," lanjut dia.
Di samping itu, Wiku menjelaskan perkembangan terkini penanganan Covid-19.
Ia menyebut bahwa kini kasus positif nasional turun sebanyak 64 persen dari puncaknya setelah menunjukkan tren penurunan selama 3 minggu berturut-turut.
"Setelah melewati puncak sebanyak 390 ribu kasus positif, jumlah penambahan kasus mingguan saat ini adalah 140 ribu atau telah turun 250 ribu kasus dari puncaknya," ungkap Wiku, sebagaimana diberitakan Tribunnews.com.
Kabar baik lainnya adalah penurunan kasus positif juga terjadi secara menyeluruh di seluruh provinsi Indonesia.