TRIBUNTERNATE.COM - Menko Marinves Luhut Binsar Pandjaitan memberikan penjelasannya terkait latar belakang diputuskannya kenaikan tarif tiket naik stupa Candi Borobudur.
Penjelasan tersebut disampaikan Luhut Binsar Pandjaitan dalam Rapat Kerja dengan Badan Anggaran (Banggar) DPRI RI yang digelar pada Kamis (9/6/2022).
Diketahui sebelumnya, pada Minggu (5/6/2022), melalui laman Instagramnya Luhut membeberkan bahwa harga tiket wisata Candi Borobudur akan dinaikkan.
Bagi wisatawan domestik akan dikenakan tarif sebesar Rp750 ribu, sementara untuk wisatawan asing dikenakan tarif sebesar 100 dolar AS atau sekira Rp1,4 juta.
Namun, tarif tersebut bukanlah tarif untuk masuk gerbang Candi Borobudur, melainkan tarif untuk bisa naik ke bagian stupa candi terbesar umat Buddha itu.
Keputusan menaikkan tarif masuk Candi Borobudur itu pun menuai pro kontra, mulai dari kalangan penting hingga masyarakat biasa.
Terkait hal itu, Luhut pun menyampaikan penjelasannya soal mengapa tarif masuk wisata Candi Borobudur dinaikkan.
Baca juga: Sederet Jabatan Luhut Binsar Pandjaitan: Urus PPKM Darurat hingga Pemulihan Ekonomi PascaCovid-19
Baca juga: Luhut Ditunjuk Urusi Minyak Goreng: Beban Kerja LBP Menumpuk, Jokowi Dinilai Tak Percaya Mendag
Mulanya, Menko Marves itu menyebut bahwa pihaknya fokus untuk koordinasi dan sinkronisasi antar kementerian dan lembaga.
Kemudian, ia mencontohkan permasalahan koordinasi dan sinkronisasi itu dalam kasus polemik kenaikan tarif wisata Candi Borobudur.
"Begini bapak ibu sekalian, banyak masalah di tempat kita ini karena kita tidak terintegrasi, tidak holistik penanganannya. Gampang mengkritik, gampang ngomong."
"Seperti Borobudur, saya terus dikritik, (padahal) itu (sudah melalui) proses panjang bapak ibu," kata Luhut di Ruang Rapat Banggar DPR, Senayan, Jakarta.
"Jadi ini kesempatan saya (menyampaikan) unek-unek sedikit, jangan bapak sama ibu aja unek-unek, saya juga," imbuhnya.
Luhut menjelaskan, sejumlah kementerian memang mengurusi persoalan Candi Borobudur ini.
Oleh karena itu, menurutnya butuh kerja sama dan integrasi untuk menyelesaikan hal itu.
"Itu sebabnya republik kita enggak selesai-selesai, karena kita terlalu segmented."