KPK di Malut

Sherly Laos Tidak Bisa Janjikan Hal Ini saat Rapat Bareng KPK, Gubernur Malut: Tidak akan Tutup Mata

Penulis: Ifa Nabila
Editor: Ifa Nabila
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

JANJI SHERLY LAOS - Gubernur Maluku Utara Sherly Laos, diwawancarai usai Rakor dengan KPK RI, Senin (16/6/2025) di Sofifi. Sherly Laos menyadari data dari KPK, yakni soal Maluku Utara menjadi salah satu provinsi yang paling rawan korupsi.

"Jadi ada yang memintal benang, kemudian ada yang menenun kainnya, mau disiapin dari Pemprov Kepri," ujar Sherly Laos sambil memintal benang berwarna biru laut.

Sherly Laos tampak takjub dengan fasilitas yang disiapkan oleh Pemprov Kepri.

"Ber-AC ya bu ya, senang di sini?" tanya Sherly Laos diiyakan oleh ibu-ibu setempat.

Sherly Laos menyebut, kain itu nantinya bisa dijual seharga Rp1 juta-2 juta per potong.

Melalui caption unggahannya, Sherly Laos berharap Pemprov Malut bisa segera melakukan hal serupa untuk memberdayakan warga secara budaya dan ekonomi.

"Main ke Kepri, bawa pulang banyak insight!
Keren sih… Pemprov Kepri bener-bener support system buat ibu-ibu penenun.

Nggak cuma sediain tempat…
Tapi juga ajarin cara produksi, bantu jualin, sampai tembus pasar!

Budaya jalan ✓
Ibu-ibu punya kerjaan ✓
Ekonomi lokal naik ✓

Semoga bisa kita adopsi di Maluku Utara
Biar wastra kita juga makin naik kelas," tulisnya.

Kata-kata AHY

Inilah kata-kata dari Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur, Agus Harimurti Yudhoyono, yang terus diingat Gubernur Maluku Utara, Sherly Laos atau Sherly Tjoanda.

Diketahui, AHY turut berpidato di acara International Conference on Infrastructure (ICI) 2025.

Dalam acara yang digelar di JCC, Senayan, Jakarta, Kamis 12 Juni 2025 tersebut, AHY menjelaskan soal kemakmuran rakyat.

Terutama terkait pembangunan infrastruktur demi meningkatkan kualitas hidup rakyat.

Sherly Laos terinspirasi dari kata-kata AHY, yakni bahwa kemakmuran harus bisa dirasakan seluruh lapisan masyarakat.

"Hari ini saya menghadiri International Infrastructure Conference, forum lintas negara yang membahas pembangunan infrastruktur masa depan yang berkelanjutan, merata, dan berdampak langsung bagi masyarakat.

Saya mengapresiasi arahan dari Bapak Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur @agusyudhoyono yang menegaskan bahwa:
“Prosperity must be inclusive.”
Kemakmuran harus menyentuh semua lapisan masyarakat — terutama mereka yang berada di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).

Pembangunan, kata beliau, bukan sekadar membangun jalan, pelabuhan, atau jembatan. Tapi harus mampu meningkatkan kualitas hidup rakyat, membuka akses bagi yang selama ini terpinggirkan, dan memastikan tidak ada daerah yang tertinggal.

Saya membawa pulang banyak inspirasi dan wawasan untuk Maluku Utara — agar pembangunan tidak hanya besar secara fisik, tapi juga mengangkat harkat dan martabat manusia.

“Infrastruktur adalah jembatan menuju keadilan sosial"." tulis Sherly Laos.

(TribunTernate.com/ Ifa Nabila) 

 

Berita Terkini