Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Menyapa Nusantara 2025

Memberdayakan Pesisir Lewat Kampung Nelayan Merah Putih di Biak Numfor, Papua

Samber-Binyeri telah bertransformasi menjadi kampung nelayan modern, bahkan menjadi simbol kemajuan pesisir Indonesia.

|
Penulis: Munawir Taoeda | Editor: Primaresti
Dok Antara
Wakil Bupati Biak Numfor Jimmy Kapissa mendampingi Gubernur Papua Pegunungan John Tabo dan Wakil Ketua DPR Papeg Hengky Dany Jikwa saat mengunjungi Kampung Nelayan Modern Samber-Binyeri Biak, Selasa (15/7). ANTARA/Muhsidin (foto) 

TRIBUNTERNATE.COM, TERNATE - Desa Samber-Binyeri di Kabupaten Biak Numfor, Papua, dulunya hanyalah kampung nelayan tradisional.

Minim fasilitas, tanpa dermaga kapal, docking, atau ruang penyimpanan dingin (cold storage) untuk menyimpan hasil tangkapan. Kini, wajah kampung itu berubah total.

Berkat intervensi pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Samber-Binyeri telah bertransformasi menjadi kampung nelayan modern, bahkan menjadi simbol kemajuan pesisir Indonesia.

Melalui investasi sebesar Rp22,1 miliar, pemerintah membangun berbagai fasilitas penunjang aktivitas perikanan di kampung nelayan itu, seperti dermaga tambatan kapal, pabrik es, sentra kuliner, cold storage, pangkalan pendaratan ikan, kios perbekalan, hingga dockyard.

Kampung nelayan Desa Samber-Binyeri dihuni oleh 160 nelayan yang mengoperasikan 12 sampan dan 93 perahu motor.

Jenis tangkapan utama adalah ikan tuna, cakalang, tongkol, dengan rata-rata hasil tangkapan mencapai 100–200 kg per perahu per hari.

Sekitar 70 persen dari total ikan yang dijual di sentra perikanan di Biak Numfor Pasar Ikan Fandoi berasal dari kampung nelayan ini, yakni sekitar 800–1.000 kg per hari.

KKP mencatat, sebelum modernisasi, pendapatan warga di kampung nelayan hanya berkisar Rp 3 juta per bulan, di bawah upah minimum kabupaten (UMK) Biak yang sebesar Rp 3,8 juta.

Namun, sejak kampung nelayan itu diresmikan pada 23 November 2023, pendapatan nelayan meningkat signifikan hingga mencapai Rp 6 juta per bulan.

Koperasi Produsen Samber Binyeri Maju menjadi pengelola utama aset kampung nelayan modern ini.

Koperasi di kampung nelayan tersebut mengelola berbagai unit usaha, seperti pabrik es, balai pelatihan, sentra kuliner, gedung beku, bengkel nelayan, kios persediaan, kantor, docking kapal, dan cold storage.

Bahkan, koperasi di kampung nelayan itu telah rutin mengirimkan hasil tangkapan ikan para nelayan ke Pulau Jawa. Berdasarkan data KKP, total volume pengiriman telah mencapai 183,27 ton dengan nilai transaksi mencapai Rp3,15 miliar.

Pemerintah, saat ini membangun banyak kampung nelayan yang mencontoh model Kampung Nelayan Samber-Binyeri ke berbagai wilayah pesisir lainnya, melalui program Kampung Nelayan Merah Putih (KNMP).

Inisiatif ini dirancang untuk membangun 100 kampung nelayan modern pada tahun 2025 sebagai tahap awal dari rencana jangka panjang membentuk 1.100 kampung nelayan di seluruh Indonesia, hingga tahun 2028.

Salah satu kriteria utama pembangunan KNMP adalah desa tersebut harus memiliki lebih dari 80 persen penduduk yang berprofesi sebagai nelayan atau pembudidaya ikan dan terintegrasi dengan koperasi desa/kelurahan Merah Putih (KDKMP).

Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Komentar

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved