Pemprov Malut
Pemprov Malut Gelar Workshop Ekspor 2025, Dorong Pelaku Usaha Tembus Pasar Global
Staf Ahli Bidang Politik Hukum dan Pemerintahan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku Utara, Fachruddin Tukuboya, membuka Workshop Ekspor Tahun 2025
Penulis: Sansul Sardi | Editor: Sitti Muthmainnah
Ringkasan Berita:
- Staf Ahli Bidang Politik Hukum dan Pemerintahan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku Utara, Fachruddin Tukuboya, membuka Workshop Ekspor Tahun 2025 di Ternate, Senin (24/11/2025).
- Kegiatan ini menjadi ruang strategis memperkuat kapasitas pelaku usaha daerah agar mampu menembus pasar global dan meningkatkan kontribusi ekspor Maluku Utara.
- Dihadiri Kepala Perwakilan Bank Indonesia Malut, Bea Cukai Ternate, Balai Karantina Hewan Ikan dan Tumbuhan, Pimpinan Pelindo Ternate
TRIBUNTERNATE.COM,SOFIFI— Staf Ahli Bidang Politik Hukum dan Pemerintahan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku Utara, Fachruddin Tukuboya, membuka Workshop Ekspor Tahun 2025 di Ternate, Senin (24/11/2025).
Kegiatan ini menjadi ruang strategis untuk memperkuat kapasitas pelaku usaha daerah agar mampu menembus pasar global dan meningkatkan kontribusi ekspor Maluku Utara.
Acara tersebut dihadiri Kepala Perwakilan Bank Indonesia Maluku Utara, Bea Cukai Ternate, Balai Karantina Hewan Ikan dan Tumbuhan, Pimpinan Pelindo Ternate, APINDO Maluku Utara, pejabat OPD, serta para pemangku kepentingan terkait.
Baca juga: Malut United Gagal Menang, Kutukan Jersey Merah Kah?
Dalam sambutannya, Fachruddin menegaskan bahwa ekspor merupakan fondasi penting bagi pertumbuhan ekonomi daerah karena mampu mendorong pendapatan nasional, membuka lapangan kerja baru, serta memperluas akses pasar produk Maluku Utara.
“Ekspor bukan sekadar kegiatan perdagangan, tetapi merupakan indikator kekuatan ekonomi suatu daerah. Maluku Utara memiliki potensi besar, mulai dari mineral hingga komoditas kelautan yang harus dikelola secara optimal agar memberi nilai tambah bagi masyarakat,” ujarnya.
Berdasarkan data BPS, nilai ekspor Maluku Utara periode Januari–September 2025 mencapai US$ 1.379,92 juta, naik 38,60 persen dibanding periode sebelumnya.
Komoditas terbesar berasal dari sektor besi dan baja, nikel, logam dasar, kimia organik, serta kayu.
Ia menyebut capaian ini sebagai momentum penting untuk memperluas pasar dan meningkatkan kemampuan pelaku UMKM serta industri lokal dalam memenuhi standar ekspor.
Meski capaian ekspor meningkat, Ia menegaskan masih banyak tantangan yang harus dibenahi bersama.
Ia memaparkan sedikitnya enam kendala utama yang sering dialami pelaku usaha:
1. Keterbatasan modal untuk produksi dan pengiriman barang.
2. Minimnya pemahaman prosedur, regulasi, dan dokumentasi ekspor.
3. Lemahnya akses jaringan dengan shipping line, forwarder, dan buyer.
4. Risiko fluktuasi kurs yang dapat mengurangi margin keuntungan.
5. Risiko pembayaran, termasuk potensi keterlambatan atau ketidakpastian.
6. Standar kualitas dan kapasitas produksi yang belum sepenuhnya memenuhi kebutuhan pasar internasional.
"Kita tidak boleh terjebak dalam keterbatasan regulasi atau pengetahuan. Daerah lain bisa mengirim produk ke luar negeri dengan mudah, sementara kita justru masih berputar di pasar lokal. Workshop ini harus menjadi ruang untuk menghapus hambatan tersebut,” tegasnya.
Baca juga: Program Pascasarjana UT Ternate Makin Diminati
Ia meminta seluruh instansi, termasuk Bank Indonesia, Bea Cukai, Pelindo, dan Balai Karantina, berkolaborasi memastikan bahwa pelaku usaha baik skala besar maupun kecil memiliki akses yang sama terhadap prosedur ekspor yang benar.
Ia menekankan pentingnya pendampingan berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas produk, efisiensi logistik, serta memperkuat diplomasi dagang.
Workshop ini diharapkan menjadi momentum akselerasi transformasi ekonomi Maluku Utara menuju daerah yang lebih maju, kompetitif, dan berorientasi global. (*)
| Gubernur Maluku Utara dan Masyarakat Hiri Sepakat Soal Akses Wisata Selam |
|
|---|
| Jelang Hari Guru Nasional 2025, Ribuan Pendidik di Maluku Utara Meriahkan Jalan Sehat di Sofifi |
|
|---|
| Pastikan Program Prioritas Gubernur Jalan, Bappeda Malut Turun Monev ke 8 Kabupaten/Kota |
|
|---|
| Kepala Bappeda dan BPKAD Maluku Utara Temui Pusdatin Kemendagri, Ini Agenda yang Dibahas |
|
|---|
| Sarbin Sehe Monitoring Proyek Ruang Kelas Dikbud Malut, Ini Hasilnya |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/ternate/foto/bank/originals/workshop-ekspor-maluku-utara.jpg)