Virus Corona
AS Mulai Uji Coba Vaksin Virus Corona pada Manusia, Ini Sukarelawan Pertama yang Dapat Suntikan
Peneliti AS memberikan suntikan pertama kepada orang pertama dalam eksperimen tes vaksin virus corona pada hari Senin (16/2).
TRIBUNTERNATE.COM - Peneliti AS memberikan suntikan pertama kepada orang pertama dalam eksperimen tes vaksin virus corona pada hari Senin (16/2).
Dengan langkah hati-hati di lengan sukarelawan yang sehat, para ilmuwan di Kaiser Permanente Washington Research Institute di Seattle memulai penelitian tahap pertama yang selama ini ditunggu-tunggu dengan cemas tentang potensi vaksin COVID-19 yang dikembangkan dalam waktu singkat.
Virus jenis baru ini meledak dari China dan menyebar ke seluruh penjuru dunia.
"Kami menjadi bagian tim virus corona sekarang," kata pimpinan pengujian Kaiser Permanente, Dr Lisa Jackson pada malam sebelum percobaan. "Semua orang ingin melakukan apa yang mereka bisa dalam keadaan darurat ini."
-
Uji Coba Pertama Dilakukan di AS, Harapan Temuan Vaksin dan Obat Corona
-
Daftar Terbaru 132 Rumah Sakit Rujukan Corona, di Aceh hingga Papua
Kantor berita Associated Press menyaksikan partisipan pertama studi itu.
Dia merupakan seorang manajer operasional di sebuah perusahaan teknologi kecil dan menerima suntikan di dalam ruang pengetesan.
Beberapa orang lainnya tampak mengantre mengikuti tes yang pada akhirnya akan memberi 45 sukarelawan dua dosis, satu bulan secara terpisah.
"Kita semua merasa sangat tidak berdaya. Ini adalah kesempatan luar biasa bagi saya untuk melakukan sesuatu," kata Jennifer Haller, 43, dari Seattle seperti yang dikutip dari Al Jazeera.
• Ini Obat Tradisional yang Sukses Sembuhkan Lebih dari 85 Persen Pasien Corona di China
• Dijual Seharga Rp 3,5 Juta, Jepang Rilis Alat Uji Corona yang Hasil Tes Keluar dalam 15 Menit
Dia adalah ibu dari dua remaja dan dia pikir ikut mengambil bagian dalam penelitian ini merupakan hal yang bagus dan bermanfaat.
Senin kemarin menjadi tonggak sejarah yang menandai awal dari serangkaian studi pada sejumlah orang yang diperlukan untuk membuktikan apakah suntikan itu aman dan bisa bekerja.
Bahkan jika penelitian berjalan dengan baik, vaksin tidak akan tersedia untuk digunakan secara luas selama 12 hingga 18 bulan, kata Dr Anthony Fauci dari US National Institutes of Health.
Di sisi lain, percobaan itu masih sangat penting jika virus menjadi ancaman jangka panjang.