Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Virus Corona

Begini Kondisi Kota Wuhan China Setelah Kebijakan Lockdown Dicabut: Warga Tetap Dipindai QR Code

Meski belum normal sepenuhnya, semua moda transportasi dari dan keluar Wuhan sudah diizinkan beroperasi oleh pemerintah China.

Editor: Sansul Sardi
EPA-EFE/WU HONG(WU HONG) via Kompas.com
People wear masks as they walk in an empty street after Chinese New Year celebrations were cancelled in Beijing, China, 25 January 2020. 

TRIBUNTERNATE.COM – Setelah kebijakkan lockdown di kota Wuhan, tempat pertama kali ditemukannya paparan virus Corona, kembali berdenyut, Rabu (8/4/2020).

Terlihat semua moda transportasi dari dan keluar Wuhan sudah diizinkan beroperasi oleh pemerintah China, meski belum normal sepenuhnya.

Di berbagai kawasan strategis, seperti terminal, stasiun kereta, bandara, pemandangan aneh orang-orang mengenakan baju hazmat, masker rapat, bahkan kaca mata khusus, tampak menyolok.

Pemerintah China menutup total Kota Wuhan pada 23 Januari 2020, ketika virus Corona mulai merenggut korban.

Tingkat kematian meningkat cepat sejak China melapor ke WHO tentang temuan simptom aneh virus flu yang menyerang pernapasan (paru-paru).

Geliat Kota Wuhan mulai terasa sejak pukul 00.50, atau Rabu dini hari, ketika kereta-kereta jarak jaug mulai bergerak membawa warga Wuhan yang bekerja di kota lain.

Penduduk Wuhan sekitar sekitar 11 juta orang.

Kota ini ibukota Provinsi Hubei di China bagian tengah. Termasuk kawasan industri penting di China.

Dijamin Bikin Gemas dan Gregetan saat #dirumahaja, Ini 8 Drama Korea Komedi Romantis Paling Keren

Gegara Tak Mau Mengisolasi Diri, Seorang WNI Dideportasi dari Korea Selatan

Dari jumlah 11 juta itu, sekitar 50.000 orang terinfeksi virus Corona, dan 2.571 di antaranya meninggal dunia.

Data pemerintah China, jumlah korban tewas di Wuhan ini mencakup 80 persen total kematian di Tiongkok.

Begitu isolasi dibuka total, sekitar 55.000 orang diperkirakan meninggalkan Wuhan.

Sebagian di antara mereka terjebak di Wuhan, dan tidak bisa keluar sejak dua bulan terakhir.

Saat lockdown, apparat keamanan China membatasai secara ketat pergerakan warga.

Setiap orang yang tidak punya alasan kuat, dipaksa masuk ke rumah mereka.

Transportasi dihentikan, dan jalan-jalan sepi kecuali lalu lalang patroli polisi dan pekerja darurat.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved