Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Virus Corona

Jasad Pasien Virus Corona di Negara Ekuador Beberapa Ada yang Hilang Gegara Kewalahan Urus Jenazah

Jumlah penduduk sekitar 2,6 juta di Ekuador jadi salah satu pusat penyebaran Covid-19 tertinggi di Amerika Latin.

Editor: Sansul Sardi
Jose Sanchez / AFP
Orang-orang menunggu di samping peti mati dan kotak kardus untuk menguburkan keluarga mereka di luar pemakaman di Guayaquyil, Ekuador, pada 6 April 2020. Melonjaknya jumlah COVID-19 kematian di kota kedua Ekuador Guayaquil telah menyebabkan kekurangan peti mati, memaksa penduduk setempat untuk resor menggunakan kotak kardus, kata pemerintah kota Minggu. 

"Tidak ada yang bisa mengidentifikasi dia," katanya.

"Tubuhnya sudah membusuk."

Peralta bertanya-tanya apa yang akan terjadi jika dia tidak memiliki uang tunai untuk meminta seseorang di rumah sakit untuk mencoba menemukan ayahnya.

"Mereka yang tidak punya uang mungkin tidak bisa menemukan anggota keluarga mereka," katanya.

Wated menggambarkan kisah-kisah seperti "memalukan."

Tetapi ia mengatakan hal semacam itu adalah tanggung jawab rumah sakit untuk memastikan setiap jasad diidentifikasi dengan benar.

Ia mengatakan para pekerja kuburan mengambil foto almarhum sebelum mengubur mereka.

Pemerintah juga akan mulai mengubur jenazah yang tidak dijemput oleh kerabat dalam waktu 24 jam setelah kematian.

Kisah lain, Cedeño, seorang pemimpin serikat pekerja berusia 57 tahun, dibawa ke rumah sakit umum di Guayaquil pada akhir Maret setelah mengalami kesulitan bernapas.

Tidak ada tempat tidur, jadi dokter menempatkannya di kursi plastik dan memberinya infus, kata Ricardo Ramirez, seorang pensiunan dokter dan teman yang berkomunikasi dengannya melalui telepon.

Dua belas jam kemudian, Cedeño masih di kursi dan sangat membutuhkan ventilator.

Tetapi unit perawatan intensif masih saja penuh.

Seorang pekerja rumah sakit kemudian berimprovisasi dengan menarik tandu dan masker oksigen dari ambulans.

Tapi ternyata aksi itu terlambat.

Cedeño meninggal malam itu.

Keluarganya percaya Cedeño meninggal karena virus corona, meski ia tidak belum sempat menjalani tes.

"Itu bukan kesalahan mereka," kata Ramirez tentang para dokter.

"Mereka juga kewalahan."

Meskipun demikian, ia mengatakan para petugas rumah sakit gagal menjalankan protokol yang memastikan mayat-mayat diidentifikasi dengan jelas dan bahwa kamar mayat tidak penuh.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Ekuador Kewalahan Urus Jenazah Pasien Virus Corona, Beberapa Bahkan Ada yang Hilang

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved