Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Kritik Pemerintah soal New Normal, Fadli Zon: Memangnya Sebelum Covid-19 Kita Sudah 'Normal' ?

Politisi Gerindra, Fadli Zon memberikan tanggapan soal wacana 'new normal' yang digaungkan pemerintah.

Editor: Sansul Sardi
Chaerul Umam/Tribunnews.com
Wakil Ketua DPR, Fadli Zon 

TRIBUNTERNATE.COM - Politisi Gerindra, Fadli Zon memberikan tanggapan soal wacana 'new normal' yang digaungkan pemerintah.

Sebelumnya, Jokowi meminta masyarakat bersiap untuk menghadapi era new normal atau normal baru.

Di mana masyarakat bisa kembali beraktivitas secara normal, tetapi harus memperhatikan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran virus corona atau Covid-19.

Kepala Negara menegaskan bahwa masyarakat harus hidup berdampingan dengan Covid-19 karena sampai saat ini vaksin belum ditemukan.

Tak ada yang mengetahui pasti kapan pandemi akan berakhir.

"Kebutuhan kita sudah pasti berubah untuk mengatasi risiko wabah ini. Itu keniscayaan, itulah yang oleh banyak orang disebut sebagai new normal atau tatanan kehidupan baru," kata Presiden pada Jumat pekan lalu, dilansir dari Kompas.com.

Sementara itu, Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muadjir Effendy mengungkap jika Jokowi menekankan pentingnya menghadapi era normal baru.

"Di mana kita akan berada dalam situasi yang beda dengan normal sebelumnya," tutur dia usai rapat dengan Presiden, Senin (18/5/2020).

Muhadjir mengakui, dalam rapat tersebut dibahas upaya untuk melakukan relaksasi atau pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Achmad Yurianto Ajak Masyarakat Adaptasi dengan New Normal selama Vaksin Covid-19 Belum Ditemukan

3 Perusahaan BUMN Ini Siapkan Jalan Skenario New Normal saat Beroperasi di Masa Pandemi Covid-19

Relaksasi ini dilakukan dalam rangka untuk meningkatkan atau memulihkan produktivitas ekonomi.

Namun, belum diputuskan kapan relaksasi akan dilaksanakan.

"Untuk itu, kemudian Bapak Presiden telah menetapkan perlunya ada kajian yang cermat dan terukur, dan melibatkan banyak pihak untuk mempersiapkan tahapan-tahapan pengurangan PSBB," ucap Muhadjir.

Wacana Jokowi itu pun mendapat tanggapan dari Fadli Zon.

Melalui akun Twitternya, Fadli Zon menuliskan cuitan singkat yang berisi kritikannya terhadap pernyataan Jokowi.

Ia mempertanyakan apakah sebelum pandemi ini masyarakat sudah hidup normal.

"Sekarang ada wacana “new normal” memangnya sebelum Covid-19 kita sdh “normal”?," cuit Fadli Zon.

Achmad Yurianto Ajak Masyarakat Adaptasi dengan New Normal

Melansir Tribunnews.com, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto meminta masyarakat untuk dapat beradaptasi dengan keadaan normal yang baru (new normal).

Hal itu lantaran hingga saat ini vaksin atau obat untuk virus corona belum juga ditemukan. 

Yakni menjalani gaya hidup baru dengan mengedepankan protokol kesehatan, serta terus produktif selama pandemi virus corona atau Covid-19.

Hal ini disampaikan Yuri dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Selasa (19/5/2020).

Juru Bicara Pemerintah untuk COVID-19 Achmad Yurianto
Juru Bicara Pemerintah untuk COVID-19 Achmad Yurianto (istimewa)

"Dalam situasi seperti ini, virus corona belum ditemukan vaksin dan obatnya," kata Yuri yang dikutip dari YouTube BNPB Indonesia, Selasa sore.

Menteri Erick Thohir Keluarkan 3 Instruksi untuk Menyambut The New Normal BUMN

Jokowi Tegaskan Belum Ada Pelonggaran PSBB: Baru Sekedar Skenario

Lebih lanjut Yuri menuturkan belum ditemukannya vaksin ini dimaknai bahwa orang itu belum bisa dikebalkan dari Covid-19.

Sementara belum ditemukan obatnya dimaknai bahwa pengobatan terhadap pasien Covid-19 yang dilakukan masih akan menggunakan prosedur yang panjang.

Sebab itu, ia mengungkapkan cara yang paling baik dalam mencegah dan memutus penularan Covid-19, yakni dengan menyesuaikan pola hidup di tengah pandemi.

"Kita harus mengedapankan pola hidup bersih dan sehat, ini menjadi pedoman dalam pelaksanaan kehidupan sehari-hari."

"Pola hidup ini ditandai dengan satu yakni kita terus menjaga kebersihan tangan kita," ujar Yuri.

Artinya kata Yuri masyarakat harus rutin mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir.

"Ini menjadi penting agar kita dapat terbebas dari cemaran Covid-19 atau penyakit yang lain," imbuhnya. 

Kemudian yang kedua, yakni masyarakat harus mulai membiasakan diri untuk dapat menjaga jarak fisik pada saat kontak dengan orang lain.

"Ini yang kemudian beberapa saat yang lalu kita sebut sebagai physical distancing."

"Karena kita ingin menghindari percikan droplet dari orang yang sakit," ungkapnya. 

Selanjutnya masyarakat diwajibkan terbiasa menggunakan masker saat ke luar rumah.

"Karena dengan menggunakan masker kita akan terlindung langsung dari percikan droplet orang yang sedang sakit itu."

"Dan yang lebih penting lagi bagi yang sakit, percikan droplet yang keluar dari mulutnya akan tertahan di masker dan ini akan melindungi orang lain yang sehat," ucap Yuri. 

Kemudian Yuri juga menekankan masyarakat selektif terkait kapan harus keluar rumah di tengah pandemi Covid-19. 

"Kalau tidak penting sekali tidak perlu ke luar rumah," tegas Yuri. 

Kendati demikian Yuri menuturkan berada di rumah tidak diartikan masyarakat tidak dapat produktif. 

Menurutnya, masayarakat masih dapat terus produktif dan berkarya, tetapi dengan mengedepankan prinsip-prinsip untuk tetap aman dari Covid-19

"Artinya produktif dan aman dari Covid-19," ujarnya. 

Yuri, menekankan, ini upaya yang bisa dilakukan masyarakat dan pemerintah di kehidupan normal yang baru.

"Ini yang disebut dengan normal yang baru (new normal)."

"Kita menginginkan kehidupan normal dalam artinya tetap bekerja, produktif dan bisa berkarya, tetapi barunya adalah kita aman dari Covid-19," jelasnya. 

(TribunTernate.com/Tribunnews.com)

Sumber: Tribun Ternate
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved