Daftar 6 Negara yang Masuk Jurang Resesi, Ada Korea Selatan hingga Amerika Serikat
Saat ini, sudah ada lima negara besa dunia yang terperosok ke jurang resesi. Penyebab utamanya tak lain adalah pandemi Covid-19.
TRIBUNTERNATE.COM - Beberapa negara besar di dunia akhirnya ada yang terperosok ke jurang resesi.
Memang belakangan ini kata 'resesi' kini menjadi momok bangi banyak negara.
Setidaknya sudah ada lima negara besa dunia yang terperosok ke jurang resesi. Penyebab utamanya tak lain adalah pandemi Covid-19.
Resesi atau kemerosotan merupakan suatu kondisi saat Produk Domestik Bruto (PDB) suatu negara menurun atau saat pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal atau lebih dalam satu tahun.
• Mengaku Pakar Mikrobiologi dan Klaim Temukan Obat Covid-19, Hadi Pranoto Ungkap Gelar Doktor S3 IPB
• IDI Imbau Figur Publik Selektif Undang Narasumber soal Covid-19, Agar Tak Seperti Anji?
Dampak resesi antara lain bisa mengakibatkan penurunan seluruh aktivitas ekonomi seperti lapangan kerja, investasi, dan keuntungan perusahaan.
Jika ekonomi mengalami penurunan secara drastis, hal ini disebut kebangkrutan ekonomi (economy collapse).
Nah, berikut adalah daftar lima negara yang sudah secara resmi jatuh ke jurang resesi:
Perekonomian Korea Selatan mencatat resesi teknis pertama sejak 2003 pada kuartal Juni.
Pembatasan aktivitas akibat dari pandemi virus corona menekan kegiatan ekonomi dan permintaan global.
Melansir Reuters, bank sentral Korsel mengatakan, tingkat Produk Domestik Bruto (PDB) Korsel mengalami penurunan sebesar 3,3% yang disesuaikan secara musiman pada kuartal Juni.
Sebagai perbandingan, pada kuartal sebelumnya PDB Korsel menurun 1,3%. Kontraksi tersebut jauh lebih buruk daripada kontraksi 2,3% yang terlihat dalam jajak pendapat Reuters.
Ekspor barang dan jasa dari negara dengan perekonomian yang bergantung pada perdagangan ini anjlok 16,6%, atau mencatat angka terburuk sejak kuartal terakhir 1963.
Itu merupakan hampir 40% dari PDB nominal negara tahun lalu.
Konsumsi swasta, yang menghasilkan hampir setengah dari PDB negara itu, bagaimanapun, naik 1,4% berdasarkan basis kuartal-ke-kuartal, naik dari penurunan 6,5% pada kuartal Maret.