Sekretaris Umum FPI Menilai Luka Tembak di Dada Laskarnya yang Tewas Janggal: Itu Titik Mematikan
Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI) Munarman menilai kematian enam anggota laskar FPI penuh kejanggalan.
TRIBUNTERNATE.COM - Kasus tewasnya enam laskar Front Pembela Islam (FPI) dalam insiden baku tembak dengan polisi di Tol Jakarta-Cikampek KM 50 pada Senin (7/12/2020) lalu masih terus bergulir.
Tewasnya enam laskar pengawal Rizieq Shihab tersebut dinilai janggal oleh Sekretaris Umum FPI, Munarman.
Munarman menemukan semua korban yang tewas tertembak anggota kepolisian memiliki luka tembak di sekitar jantung.
Padahal, menurut Munarwan, area tersebut merupakan titik mematikan pada tubuh manusia.
Ia pun berharap penyelidikan terus dilakukan untuk mengungkap kejanggalan tewasnya enam anggota FPI ini.
"Hal-hal yang perlu diselidiki, dari fakta saja yaitu luka tembak yang terarah semua ke jantung."
"Itu titik mematikan, bukan tembakan tidak sengaja, semuanya ada di jantung," kata Munarman, dikutip dari tayangan Maja Najwa, Kamis (17/12/2020).
Baca juga: Bantah Penjemput Rizieq Shihab di Bandara Capai Jutaan Orang, Mahfud MD: Menurut Google 13.621 Orang
Baca juga: Amien Rais Bertemu Kapolri, Siap Jamin Penangguhan Penahanan Rizieq Shihab

Selain itu, pengawalan ketat yang dilakukan anggota laskar kepada pimpinan FPI Rizieq Shihab bukan tanpa sebab.
Sejak kepulangannya ke Indonesia, Munarman menuturkan, kediaman Rizieq Shihab kerap kali dipantau oleh oknum tidak dikenal.
Menurutnya, oknum tersebut dapat memantau selama 24 jam di tiga titik lokasi yang berbeda, yakni lokasi kediaman Rizieq Shihab di Petamburan, Sentul, hingga Megamendung.
"Sebetulnya sejak kepulangan Habib Rizieq, memang sudah ada pemantauan dan penguntuntitan."
"Pihak yang menguntit ini memiliki kemampuan 24 jam dan memonitor di 3 titik tempat tinggal Habib Rizieq," katanya.
Untuk itu, di malam tewasnya enam laskar FPI, mereka tidak mengira mobil yang mengikuti rombongan Rizieq Shihab merupakan tugas aparat kepolisian.

Pasalnya, tugas laskar FPI di malam itu hanya ingin menjaga keselamatan Rizieq Shihab dari ancaman bahaya.
"Karena itu laskar kita tidak memperkirakan yang menguntit Habib Rizieq pada Senin (6/12/2020) malam itu aparat hukum," tutur Munarman.
Munarman pun mengklaim banyak kejanggalan dalam rekontruksi yang dilakukan oleh kepolisian pada Senin (14/12/2020) dini hari lalu.
Kendati demikian, ia merasa beberapa fakta yang dihadirkan oleh kepolisian juga menambah kebenaran klaim FPI.
"Dari fakta lapangan, kita bersyukur saja soal rekontruksi. Yang kita nyatakan di awal bukan terjadi tembak-menembak tapi ditembak di tempat lain itu terbukti," ujarnya.
Diketahui, anggota kepolisian dan laskar FPI terlibat bentrok di Tol Cikampek pada Senin (7/12/2020) dini hari lalu.
Baca juga: Terungkap Alasan Jokowi Gratiskan Vaksin Covid-19 secara Total: Membangun Herd Immunity
Baca juga: Terkait Kerumunan Rizieq Shihab, Mahfud MD Yakin Anies Baswedan dan Ridwan Kamil Tak Kena Pidana

Terkait insiden tersebut, polisi telah melakukan rekontruksi dan menyimpulkan laskar FPI menyerang terlebih dahulu.
Hal itu bermula dari tembakan yang dilayangkan laskar FPI dan dibalas oleh anggota kepolisian.
Buntut dari bentrokan yang terjadi, enam orang laskar FPI meninggal dunia dengan luka tembakan.
Klaim kepolisian, dua laskar FPI ditembak dengan jarak dekat di lokasi karena mereka secara aktif menyerang polisi.
Kemudian, empat laskar FPI lain ditembak karena diklaim berupaya merebut senjata anggota kepolisian.
Namun, pihak FPI membantah klaim polisi yang menyebut mereka menyerang terlebih dahulu.
Hingga kini, pihak Komnas HAM masih melakukan investigasi untuk mengetahui kebenaran di balik kasus ini.
Enam laskar FPI tewas ditembak polisi
Sebelumnya diberitakan, dugaan adanya penyerangan terhadap polisi oleh para pengawal pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab mencuat ke publik.
Dari penyerangan tersebut, enam orang pengawal Rizieq Shihab tewas tertembak.
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran membenarkan kabar penyerangan yang dilakukan sepuluh orang tersebut.
Ia menuturkan, peristiwa tersebut terjadi pada Senin (7/12/2020) dini hari di Jalan Tol Jakarta - Cikampek KM 50.
"Tadi pagi sekitar pukul 00.30 WIB di Jalan Tol Jakarta - Cikampek KM 50 telah terjadi penyerangan kepada anggota polri yang melaksanakan tugas lidik."
"Terkait pemeriksa MRS yang dijadwalkan berlangsung hari ini jam 10.00 WIB," kata Fadil, dalam keterangan rilis yang diterima Tribunnews, Senin (7/12/2020).

Fadil menjelaskan, polisi yang diserang tersebut tengah bertugas melakukan penyelidikan.
Hal itu terkait beredarnya informasi pengerahan massa atas agenda pemeriksaan kepada Rizieq Shihab yang dijadwalkan pada Senin (7/12/2020) pukul 10.00 WIB.
"(Penyelidikan) berawal dari informasi bahwa akan terjadi pengerahan massa pada saat MRS diperiksa di Polda Metro Jaya dari berbagi sumber."
"Termasuk rekan-rekan media mendapat berita akan ada pengerahan kelompok massa," kata Fadil.
Untuk itu, Fadil menceritakan satu unit polisi yang beranggotakan enam orang dari Polda Metro Jaya melakukan lidik.
Saat itu, anggota kepolisian disebut mengikuti kendaraan yang diduga pengawal Rizieq Shihab.
Namun ternyata kendaraan polisi justru dipepet dan diserang menggunakan senjata tajam.
(Tribunnews.com/Maliana)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Luka Tembak di Dada, FPI Merasa Janggal: Itu Titik Mematikan, Bukan Tembakan Tak Disengaja