Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Virus Corona

Studi di Denmark: Kasus Reinfeksi Covid-19 Jarang Ditemukan, tetapi Lebih Rentan Terjadi pada Lansia

Bagi orang berusia di atas 65 tahun, tingkat perlindungan terhadap reinfeksi Covid-19 menurun tajam jika dibandingkan dengan orang yang lebih muda.

Kompas.com
Ilustrasi pasien Covid-19. 

Namun, bagi mereka yang berusia di atas 65 tahun, tingkat perlindungan terhadap reinfeksi menurun tajam.

Di antara lebih dari 1.900 orang berusia di atas 65 tahun yang dites positif Covid-19 selama gelombang pertama, ada 17 orang (0,88 persen) yang dinyatakan positif lagi selama gelombang kedua.

Jika dibandingkan, ada 1.866 orang dari lebih dari 90.000 orang yang berusia di atas 65 tahun (2 persen) yang dites positif selama gelombang kedua, tetapi hasil tes mereka negatif pada gelombang pertama.

Ini artinya, ada perbedaan perlindungan terhadap kasus reinfeksi ulang Covid-19 pada lansia sebesar 47 persen.

"Studi kami mengonfirmasi apa yang terlihat oleh sejumlah studi lain: kasus infeksi ulang Covid-19 jarang terjadi pada orang yang usianya lebih muda dan sehat," kata Steen Ethelberg dari Statens Serum Institute di Denmark.

"Namun, orang berusia lanjut berisiko lebih besar tertular lagi," tambahnya.

"Temuan kami memperjelas betapa pentingnya menerapkan kebijakan untuk melindungi lansia selama pandemi," tegas Steen.

Namun, dalam studi ini para peneliti belum dapat memperkirakan perlindungan terhadap infeksi ulang dengan varian baru Covid-19, yang mana beberapa di antaranya lebih mudah menular.

Sebab, varian baru itu muncul setelah periode penelitian dilakukan.

"Banyak yang akan mandapati data-data ini ... relatif mengkhawatirkan," kata Profesor Rosemary J Boyton dan Daniel M Altmann dari Imperial College London dalam sebuah komentar, yang juga dipublikasikan di The Lancet.

"Hanya ada persentase perlindungan 80 persen dari infeksi ulang secara umum, menurun menjadi 47 persen pada orang yang berusia 65 tahun ke atas; angka yang lebih mengkhawatirkan daripada yang ditunjukkan oleh penelitian sebelumnya."

"Semua data ini adalah konfirmasi, jika diperlukan, bahwa untuk SARS-CoV-2, harapan perlindungan kekebalan melalui infeksi alami mungkin tidak dapat kita jangkau dan program vaksinasi global dengan vaksin yang berkhasiat tinggi adalah solusi yang lebih tahan lama," tulis para peneliti.

SUMBER: Channel News Asia

(TribunTernate.com/Rizki A.)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved