Polemik Kebijakan Impor Beras, Mendag Muhammad Lutfi: Kalau Memang Saya Salah, Saya Siap Berhenti
Kebijakan impor beras sebesar satu hingga 1,5 juta ton yang beberapa waktu lalu diungkap oleh pemerintah menuai polemik dan berbagai kritikan.
Ia juga memastikan impor beras tidak akan dilakukan saat panen raya.
Karenanya, ia berharap masyarakat tidak resah terhadap rencana impor tersebut.
"Saya ingin menjawab keresahan di masyarakat, jadi sekali lagi saya utarakan bahwa tidak ada beras impor ketika panen raya, pasti. Jadi, saya ingin supaya tenangkan semua," tuturnya.
Diungkap Menteri Perekonomian Airlangga Hartarto
Rencana impor beras sebanyak 1 juta ton-1,5 juta ton pertama kali terungkap dari paparan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
Dalam bahan paparannya, Airlangga menjelaskan pemerintah akan melakukan dua kebijakan demi menjaga ketersediaan beras dalam negeri.
Langkah ini diambil terutama setelah ada program bantuan sosial (bansos) beras PPKM, antisipasi dampak banjir, dan pandemi covid-19.
Dua kebijakan tersebut, pertama, impor 500 ribu ton untuk CBP dan 500 ribu ton sesuai dengan kebutuhan Bulog.
Kedua, penyerapan gabah oleh Bulog dengan target setara beras 900 ribu ton saat panen raya pada Maret sampai dengan Mei 2021, dan 500 ribu ton pada Juni - September 2021.
Rencana pemerintah melakukan impor beras itu kemudian menuai beragam tanggapan sekaligus kecaman.
1. Tanggapan Anggota Komisi VI DPR RI
Anggota Komisi VI DPR Fraksi PDI Perjuangan (PDIP) Sonny T Danaparamita mengatakan akan menolak setiap kebijakan yang dapat merugikan negara dan menyengsarakan rakyat.
"Kami akan menolak setiap kebijakan menteri perdagangan yang dapat merugikan negara serta menyengsarakan rakyat. PDI Perjuangan lahir dari rahim rakyat. Fardhu ain bagi seluruh kader Partai untuk terus memperjuangkan apa yang menjadi amanah rakyat," ujar Sonny melalui keterangannya, Minggu (21/3/2021).
Sonny menilai impor beras yang telah disampaikan oleh menteri perdagangan akan membawa dampak kesengsaraan bagi para petani.
"Jika dilakukan saat ini, banjir beras impor nanti pasti akan diikuti oleh banjir air mata para petani Indonesia," ujar wakil rakyat dari Daerah Pemilihan Jawa Timur III ini.