Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Mengapa Kasus Positif Covid-19 Meroket di India? Ini Penyebabnya Kata Pakar

Pakar Kesehatan India Profesor Gautam Menon menjelaskan penyebab meroketnya kasus infeksi Covid-19 di India dalam beberapa hari terakhir.

AP PHOTO/RAJESH KUMAR SINGH
Pakar Kesehatan India Profesor Gautam Menon menjelaskan penyebab meroketnya kasus infeksi Covid-19 di India dalam beberapa hari terakhir. 

TRIBUNTERNATE.COM - India mencatat penghitungan harian tertinggi di dunia dengan penambahan sejumlah 314.835 infeksi COVID-19 baru pada Kamis (22/4/2021).

Lonjakan kasus positif besar-besaran ini membuat sistem kesehatan India kewalahan.

Kekurangan oksigen medis, tempat tidur, dan ditambah dengan meningkatnya jumlah pasien yang terus membanjiri rumah sakit.

Kondisi memilukan juga muncul karena orang-orang mati-matian berebut tempat tidur rumah sakit dan tangki oksigen untuk menyelamatkan kerabat mereka yang terinfeksi virus.

Pada Kamis (22/4/2021) lalu, Mahkamah Agung India menyatakan situasi ini sebagai "darurat nasional" dan mengarahkan pemerintah Perdana Menteri Narendra Modi untuk menyiapkan rencana nasional tentang pasokan oksigen, obat-obatan, dan vaksinasi.

Dalam sebuah wawancara yang dikutip dari DW, pakar kesehatan India Gautam Menon berbicara tentang alasan di balik infeksi yang meroket di India.

Gautam Menon adalah profesor fisika dan biologi di Universitas Ashoka India.

Menurut Gautam, ada beberapa faktor yang menyebabkan meroketnya infeksi Covid-19 di India.

Baca juga: Update WNI Positif Covid-19 di Luar Negeri Jumat, 23 April 2021: Tambahan Kasus Infeksi di 6 Negara

Baca juga: Mulai 25 April 2021, Pemerintah RI Resmi Larang WNA Asal India Masuk ke Indonesia

Menurutnya, penyebab yang pertama adalah faktor kelalaian masyarakat dan otoritas India soal protokol kesehatan.

"Ada banyak faktor. Kelalaian orang-orang dan otoritas telah menyebabkan semua orang lengah," terangnya.

Kemudian, penyebab lainnya adalah infeksi ulang karena antibodi telah hilang dan adanya varian virus baru yang bernama "mutasi ganda" di India yang dinilai lebih menular.

"Kemungkinan ada infeksi ulang karena hilangnya antibodi, dan varian virus baru semuanya berkontribusi pada lonjakan tersebut," lanjutnya.

Varian mutasi ganda yang dikenal sebagai B.1.617, pertama kali terdeteksi di negara bagian Maharashtra, India.

Varian ini merupakan varian yang paling dominan di India saat ini, dan dinilai lebih mematikan serta lebih menular.

Selain varian mutasi ganda atau B.1.617, juga terdapat varian lain seperti yang pertama kali ditemukan di Inggris dan di Brasil yang menyebar lebih cepat di negara tersebut.

Menurut Gautam, varian mutasi ganda ini lebih menular dan mematikan karena virus ini memiliki dua mutasi kritis.

"Varian ini memiliki dua mutasi kritis yang dapat mengarah pada peningkatan kemampuan virus untuk mengikat sel manusia. Dan dua mutasi kritis ini membuatnya lebih efektif (menyerang)," terangnya.

Baca juga: Hadapi Darurat Oksigen Akut, India Catat 314.835 Kasus Positif Covid-19 dalam 24 Jam Terakhir

Baca juga: Studi di Israel Menemukan Virus Corona Varian B.1.351 Dapat Terobos Perlindungan Vaksin Pfizer

Gautam menjelaskan, varian B.1.617 atau mutasi ganda ini mengusung dua mutasi, yaitu E484Q dan L452R.

Keduanya secara terpisah ditemukan di banyak varian virus corona lainnya, namun kedua mutasi tersebut ditemukan terdapat pada varian mutasi ganda atau B.1.617 yang ada di India.

Gautam mengatakan, yang lebih mengkhawatirkan dari varian ini adalah, varian ini menunjukkan kemampuan untuk melepaskan diri dari sistem kekebalan manusia dan menghindari antibodi yang dibuat oleh infeksi sebelumnya atau melalui vaksinasi.

India Catat 314.835 Penambahan Harian Kasus Covid-19

Sebelumnya, India mencatat rekor baru dalam pandemi dengan melaporkan 314.835 kasus Covid-19 dalam sehari pada Kamis (22/4/2021).

Laporan tersebut menandai jumlah kasus harian Covid-19 tertinggi di dunia sejak pandemi dimulai pada tahun lalu.

Catatan tersebut membuat layanan kesehatan di India menjadi khawatir dalam menangani dan menampung pasien Covid-19.

Dikutip dari Kompas.com, sejumlah rumah sakit di wilayah India utara dan barat, termasuk New Delhi, telah mengeluarkan pemberitahuan bahwa stok oksigen sudah sangat menipis.

(TribunTernate.com/Qonitah)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved