Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Mantan Komandan Korps Marinir Beberkan Alasan Mengapa KRI Nanggala-402 Sulit Dideteksi

Mantan Komandan Korps Marinir tahun 2006-2007, Letjen TNI Marinir (Purn) Nono Sampono, membeberkan alasan mengapa KRI Nanggala-402 sulit dideteksi.

ANTARA FOTO/Syaiful Arif/rwa via Kompas.com
FOTO ARSIP - Kapal selam KRI Nanggala-402 buatan tahun 1952 saat latihan Pratugas Satgas Operasi Pengamanan Perbatasan (Pamtas) Maphilindo 2017 di Laut Jawa, Jumat (20/1/2017). 

"Ini menjadi persoalan sendiri, apalagi kita tahu Nanggala 402 ini lebih dari 40 tahun bergabung dengan TNI AL. Jadi dalam usia yang relatif cukup tua menurut saya," bebernya.

Kapal selam KRI Nanggala-402 berlayar mendekati dermaga Indah Kiat di Kota Cilegon, Banten, beberapa waktu lalu.
Kapal selam KRI Nanggala-402 berlayar mendekati dermaga Indah Kiat di Kota Cilegon, Banten, beberapa waktu lalu. (KOMPAS.com CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO)

Terkait proses penyelamatan diri jika terjadi sesuatu, Nono Sampono menyebut semua itu tergantung kondisi.

Dalam keadaan normal, awak kapal selam bisa keluar melalui conning tower.

Namun, jika mengalami masalah, bisa juga keluar dari torpedo.

"Kami di marinir, khususnya satuan khusus, kalau berlatih untuk kepentingan tertentu bisa keluar dari pintu yang normal, conning tower namanya. Tapi, juga bisa keluar dari torpedo," ungkapnya.

"Tapi, pada kedalaman yang memadai. Kalau kedalamannya tidak memadai tentu sangat berbahaya."

"Karena misalnya sudah lebih dari 100 meter saja itu persoalan, karena di bawah itu lagi sudah sangat sulit, dengan peralatan canggih apapun juga orang menyelam tidak mungkin," pungkasnya.

Baca juga: Setelah 72 Jam Pencarian, KRI Nanggala-402 Resmi Dinyatakan Sub-Sunk atau Tenggelam

Baca juga: KRI Nanggala-402 Hilang Kontak: Pernyataan Jokowi, Janji Prabowo, hingga Tanggapan Puan Maharani

KRI Nanggala-402 Mengalami Keretakan

KRI Nanggala-402 diprediksi tenggelam hingga ke kedalaman 850 meter akibat terjadinya keretakan.

Kepala Staf TNI AL (KSAL), Laksamana TNI Yudo Margono, mengatakan keretakan tersebut berpotensi membuat air masuk ke dalam badan kapal selam.

"Keretakan air masuk kemungkinan ada (penyebabnya), tapi ada kemungkinan juga ada bagian kabin yang air tidak bisa masuk, karena dalam kapal selam kan ada sekatnya, kalau itu ditutup, air tidak bisa masuk."

"Itu juga ada kemungkinan seperti itu," terangnya dalam konferensi pers, Sabtu (24/4/2021), dilansir Tribunnews.

Keretakan yang dialami KRI Nanggala-402, ujar Yudo, bisa terjadi mengingat semakin dalam laut semakin besar tekanannya.

Bukti KRI Nanggala-402 mengalami keretakan diperkuat dengan adanya sejumlah kepingan dan barang milik kapal selam ini yang naik ke permukaan.

Bukti autentik KRI Nanggala-402 diisyaratkan tenggelam ditemukan setelah tim gabungan melakukan pencarian selama 72 jam.
Bukti autentik KRI Nanggala-402 diisyaratkan tenggelam ditemukan setelah tim gabungan melakukan pencarian selama 72 jam. (Tangkap layar Youtube Kompas TV)

Temuan kepingan tersebut di antaranya adalah pelurus tabung torpedo warna hitam, pembungkus pipa pendingin, satu botol grase pelumas periskop kapal selam, potongan kecil spon penahan panas, hingga alas salat.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved