Virus Corona
Kisah Petugas Ambulans di India, Angkut 40 hingga 50 Jenazah Pasien Covid-19 Setiap Hari
Banyaknya jenazah dan pasien akibat tsunami Covid-19 di India, membuat para tenaga kesehatan, termasuk para pengemudi dan petugas ambulans kewalahan.
TRIBUNTERNATE.COM - Tsunami Covid-19 yang terjadi di India membuat fasilitas kesehatan kewalahan.
Dari kurangnya tempat tidur rumah sakit hingga pasokan oksigen medis serta ambulans, semua sumber daya kesehatan di Delhi telah digunakan hingga kapasitas maksimum pada saat ini.
Banyaknya jenazah dan pasien Covid-19 juga membuat para tenaga kesehatan, termasuk para pengemudi dan petugas ambulans kewalahan.
Lebih dari 2.550 panggilan darurat dari pasien Covid-19 diterima oleh ambulans selama satu minggu terakhir.
Para pengemudi ambulans tersebut bekerja sepanjang waktu untuk memberikan layanan kepada pasien Covid-19.
Beberapa sopir ambulans di India membagikan kisah mereka bertugas sebagai garda terdepan pada saat tsunami Covid-19 melanda India.
Salah seorang seorang pengemudi ambulans, yang ibunya meninggal pada 31 Maret lalu, menceritakan bahwa motivasinya bekerja adalah karena pesan terakhir mendiang ibunya.
"Ibuku menyuruhku untuk tidak berhenti membantu orang. Aku yakin Tuhan akan memberkatiku untuk pekerjaan baikku," kata sopir ambulan tersebut dikutip dari India Today Kamis (29/4/2021).
Baca juga: Terjadi Tsunami Covid-19, Pemilu di Benggala Barat India Tetap Berlangsung
Baca juga: Kesaksian WNI Terkait Tsunami Covid-19 yang Terjadi di India: Ini Peristiwa Nyata
Sementara itu, sopir ambulans lainnya mengungkapkan bahwa dia telah membawa hampir 40 hingga 50 mayat dari rumah sakit setiap hari.
“Aku membawa hampir 40 hingga 50 jenazah pasien Covid-19 hanya dari satu rumah sakit saja setiap hari. Kami memiliki total 16 mobil, dan semuanya terpakai. Terkadang, kami juga harus membawa jenazah tubuhnya dibuang oleh kerabatnya," ujar sopir ambulans itu.

Selain itu, beberapa orang yang kehilangan pekerjaan selama pandemi juga mulai bekerja sebagai pengemudi ambulans untuk tim penanggulangan bencana setempat.
“Hari kami dimulai dari jam 6 pagi dan bahkan sebelum kami sadar tiba-tiba sudah malam. Aku sangat takut menemui keluargaku. Aku belum kembali ke rumah dalam tiga bulan terakhir,” kata seorang pengemudi ambulans lainnya.
Beberapa pengemudi mengatakan bahwa anggota keluarga korban Covid-19menolak untuk menyentuh atau membantu membawa jenazah ke krematorium.
"Kami harus melakukan semuanya sendiri," kata Hassan, seorang sopir ambulans.
Krematorium Penuh, Lahan Kosong dan Jalanan Diubah jadi Tempat Kremasi
