Virus Corona
Negara Lain Hadapi Lonjakan Covid-19, Wuhan China Justru Bebas Gelar Upacara Wisuda Tanpa Prokes
Central China Normal University di Wuhan, China gelar upacara wisuda yang dihadiri oleh lebih dari 14 ribu orang tanpa protokol kesehatan.
TRIBUNTERNATE.COM - Bagi ribuan mahasiswa di Wuhan, China yang menghadiri hari kelulusan di sebuah stadion, seakan-akan virus corona tak pernah ada.
Ribuan mahasiswa itu datang beramai-ramai dengan jubah dan toga untuk upacara kelulusan Central China Normal University pada hari Minggu (13/6/2021) lalu.
Kerumunan mahasiswa tersebut datang tanpa mengenakan masker ataupun menjaga jarak.
Hal ini sangat kontras jika dibandingkan dengan negara-negara di Asia yang kini tengah menghadapi lonjakan kasus Covid-19, termasuk Indonesia.
Mengutip Hubei News, upacara kelulusan itu diadakan di sebuah stadion yang berada di dalam universitas dan dihadiri oleh sekitar 11 ribu mahasiswa.
Selain itu, lebih dari 3 ribu orangtua juga diberikan kursi untuk menyaksikan kelulusan anak-anak mereka.
Sehingga, jika ditotal, ada sebanyak lebih dari 14 ribu orang yang ada di stadion kampus tersebut.
Dalam stadion itu juga terlihat ada spanduk merah yang bertuliskan sebait puisi China kuno berbunyi, "Lautan tak ada batasnya untuk ikan yang melompat."
Baca juga: Daftar Wilayah di Indonesia yang Terkonfirmasi Kasus Covid-19 Varian Delta, Jawa Tengah Tertinggi
Baca juga: Jawa Barat Darurat Covid-19, Ridwan Kamil Minta Pemerintah Tiadakan Libur Idul Adha 1442 H/2021
Mengutip Insider, ada seorang lulusan tahun 2020 yang membuat postingan di media sosial Weibo untuk merayakan acara kelulusan itu.
Seorang siswa dengan username Panghuhudewangwangya menulis, "Saya kembali ke sekolah, memenuhi penyesalan karena tidak dapat lulus tahun lalu."
Ada pula siswa lain yang menulis, "Terima kasih kepada sekolah kami karena telah memberi kami, angkatan 2020, upacara kelulusan."
Upacara wisuda massal ini berlangsung di wilayah yang pada awal tahun 2020 merupakan episentrum global pertama dari pandemi virus corona.
Virus ini pertama kali terdeteksi di provinsi Hubei pada akhir 2019, dan 11 juta penduduknya akhirnya dipaksa melakukan lockdown atau penguncian ketat selama 76 hari.
Namun, kebijakan penguncian ketat tersebut berbuah hasil yang cukup manis.
Karena, pada bulan-bulan setelah lockdown, Wuhan akhirnya bangkit kembali dan mulai mengadakan acara publik berskala besar pada Agustus 2020.