Virus Corona
Virus Corona Varian Delta Dilaporkan Lebih Menular, Pejabat WHO Selidiki Penyebabnya
Di tengah merebaknya pandemi Covid-19 yang masih sulit untuk ditaklukkan, kemunculan virus corona varian delta terus menjadi sorotan.
TRIBUNTERNATE.COM - Di tengah merebaknya pandemi Covid-19 yang masih sulit untuk ditaklukkan, kemunculan virus corona varian delta terus menjadi sorotan.
Hal ini dikarenakan virus corona varian delta disebut memiliki daya penularan yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan versi original virus yang bernama ilmiah SARS-CoV-2 itu.
Belum lama ini, pimpinan teknis Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk Covid-19 menyampaikan, saat ini pihaknya tengah mendalami mengapa varian Delta berpotensi lebih menular dan membuat orang lebih sakit daripada jenis virus corona asli.
Hal tersebut diungkap Dr Maria Van Kerkhove pada konferensi pers Jumat (30/7/2021).
Ditemukan pula mutasi tertentu terkait varian Delta, yang lebih mudah menempel pada sel.
"Ada beberapa penelitian laboratorium yang menunjukkan bahwa ada peningkatan replikasi di beberapa model sistem saluran napas manusia," ucapnya, seperti dikutip Tribunnews dari CNBC.

Baca juga: WHO: Varian Delta Adalah Peringatan bahwa Covid-19 Terus Berkembang dan Terus Menular
Baca juga: WHO Teliti Varian Corona Lokal B14662 Asal Indonesia yang Berpotensi Berbahaya di Masa Depan
Baca juga: WHO: Virus Corona Varian Delta akan Mendominasi Pandemi Covid-19 dalam Beberapa Bulan ke Depan
Sebelumnya, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) telah memperingatkan anggota parlemen AS bahwa penelitian baru menunjukkan varian Delta lebih menular daripada flu babi, pilek dan polio.
Dokumen internal dari CDC AS mengungkapkan, varian Delta sama menularnya seperti cacar air dan dapat menyebabkan penyakit parah.
Temuan ini pertama kali dilaporkan oleh The New York Times, pada Jumat (30/7/2021).
Mengutip Al Jazeera, laporan CDC mengungkapkan, varian Delta mungkin juga bisa menembus perlindungan yang diciptakan dari pemberian vaksin.
Dalam laporan tersebut juga disebutkan bahwa CDC memutuskan untuk mengembalikan aturan pemakaian masker bagi warga yang sudah menerima vaksin penuh.

Baca juga: WHO Prediksi Lebih dari 100.000 Orang di Dunia akan Meninggal karena Covid-19 dalam 19 Hari ke Depan
Baca juga: Masih Ada Banyak Negara yang Belum Dapat Vaksin, WHO Minta Negara Kaya Tidak Pesan Vaksin Booster
Baca juga: 95% Kasus Covid-19 Indonesia Didominasi Varian Delta, 5 Info Penting Ini Perlu Diketahui
Varian Delta tampaknya memiliki jendela transmisi yang lebih lama daripada jenis Covid-19 asli.
Varian ini juga dapat membuat orang tua lebih sakit, bahkan meski mereka telah divaksinasi sepenuhnya.
Pejabat WHO memperkirakan varian berbahaya lainnya juga muncul ketika negara-negara di dunia masih berjuang untuk mendistribusikan vaksin yang menyelamatkan populasi mereka.
Kerkhove mengatakan sangat penting bahwa negara-negara mengikuti langkah-langkah kesehatan masyarakat, seperti mempraktikkan jarak sosial dan memakai masker.