Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Terkini Internasional

WHO: Kekurangan Vaksin Covid-19 di Afrika akan Membawa Seluruh Dunia ke Titik Awal Virus Corona

WHO: Ketidaksetaraan dan kelambatan dalam pengiriman vaksin ke Afrika dapat mengancam dan mengubah wilayah itu menjadi tempat Covid-19 berkembang biak

AFP/PHILL MAGAKOE
ILUSTRASI Pemberian vaksin Covid-19 di Afrikas. - Dalam foto: Seorang petugas kesehatan memberikan vaksin SINOVAC Covid-19 pada anak di bawah umur selama Uji Klinis Vaksin Covid-19 Numolux/SINOVAC Pediatric di Universitas Ilmu Kesehatan Sefako Makgatho di Pretoria, pada 10 September 2021. 

Hal ini perlu dilakukan agar negara-negara miskin dengan tingkat vaksinasi yang tertinggal mendapatkan lebih banyak dosis vaksin Covid-19.

Mengutip CNBC, Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa WHO tidak memiliki data ilmiah yang cukup untuk membiarkan penggunaan vaksin booster meluas.

WHO telah berupaya untuk mengatasi ketidakmerataan distribusi vaksin Covid-19 sejak musim dingin lalu.

Pada Rabu (15/9/2021), organisasi tersebut meminta para pemimpin dunia untuk memberlakukan penundaan pemberian dosis ketiga hingga akhir tahun dan mengarahkan kelebihan vaksin ke negara-negara berpenghasilan rendah.

"Ada negara dengan cakupan vaksinasi kurang dari 2 persen, kebanyakan di Afrika, yang bahkan tidak mendapatkan dosis pertama dan kedua," kata Tedros.

"Memulai vaksinasi booster apalagi memberikannya kepada populasi yang sehat adalah tindakan yang benar-benar tidak benar," lanjutnya.

Di sisi lain, pemberian vaksin booster telah dimulai di seluruh Amerika Serikat (AS), di mana sudah ada hampir 54 persen populasinya telah divaksinasi penuh.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, sudah ada lebih dari 1,8 juta vaksin booster yang telah diberikan.

Ilmuwan: Vaksin Covid-19 Dosis Lengkap Sudah Sangat Baik, Vaksin Booster Belum Diperlukan

Sebuah ulasan panel ilmuwan dari seluruh dunia menyatakan bahwa vaksin Covid-19 bekerja dengan sangat baik.

Dengan demikian, kebanyakan orang belum membutuhkan vaksin booster.

Akan lebih baik jika pemerintah berfokus untuk memvaksinasi masyarakat yang belum mendapatkan vaksin dan menunggu lebih banyak data tentang penguat mana, dan pada dosis berapa, yang paling efektif.

Para penulis ulasan tersebut, yang mencakup dua ahli Administrasi Makanan dan Obat-obatan AS (FDA), menerbitkan tulisannya  di jurnal medis The Lancet.

Mereka mendasarkan penilaian mereka pada berbagai studi observasional dunia nyata serta data dari uji klinis sebelum vaksin disetujui.

"Tidak ada penelitian yang memberikan bukti kredibel tentang penurunan perlindungan secara substansial terhadap penyakit parah," tulis para penulis seperti dikutip dari The Straits Times.

Baca juga: Sindrom Guillain-Barre, Efek Samping Langka Vaksin AstraZeneca dan Johnson & Johnson Menyerang Saraf

Baca juga: Telah Berikan Vaksin Covid-19 Booster pada Agustus, Israel Mulai Persiapkan Stok untuk Dosis Keempat

ILUSTRASI Vaksin Covid-19.
ILUSTRASI Vaksin Covid-19. (Oasissamuel/Dreamstime via openaccessgovernment.org)
Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved