Virus Corona
Korea Selatan akan Masukkan Gangguan Menstruasi dalam Daftar Efek Samping Usai Vaksinasi Covid-19
Korea Selatan akan menambahkan gangguan menstruasi ke dalam daftar efek samping usai melakukan vaksinasi Covid-19.
TRIBUNTERNATE.COM - Korea Selatan akan menambahkan gangguan menstruasi ke dalam daftar efek samping usai melakukan vaksinasi Covid-19.
Hal tersebut diketahui dari laporan audit parlemen dari Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea Selatan pada Kamis (7/10/2021).
Badan Kesehatan Nasional Korsel mengatakan bahwa mereka akan membuat kategori terpisah untuk gangguan menstruasi dalam sistem pelaporan kejadian ikutan pasca-vaksinasi.
Tetapi, penambahan ini bukan berarti bahwa ketidaknyamanan, keterlambatan atau gangguan menstruasi pasca vaksinasi yang dilaporkan oleh masyarakat memiliki keterkaitan dengan vaksin.
Laporan pertama di Korea Selatan tentang perdarahan antar-menstruasi setelah vaksinasi pertama kali muncul pada bulan Maret.
Hal itu terjadi pada perawat-perawat yang menerima vaksin Covid-19 AstraZeneca.
Masalah ini mulai mendapat perhatian setelah adanya peningkatan yang tidak proporsional dalam laporan perubahan siklus menstruasi saat pemberian vaksin meluas ke masyarakat umum pada bulan Agustus.
Baca juga: Menkes Sebut Indonesia Sudah Miliki Kekebalan Covid-19, Kemenkes Siapkan Survei Antibodi
Baca juga: FDA Tinjau Keamanan dan Efektivitas Pencampuran Vaksin Covid-19 Merek Berbeda sebagai Booster
Sejak saat itu, sejumlah petisi yang menyerukan penyelidikan terhadap kemungkinan dampak vaksinasi terhadap periode menstruasi telah diunggah di laman resmi kepresidenan Korsel.
Mengutip The Straits Times, menurut database resmi per 7 Oktober 2021, terdapat 712 laporan perdarahan antar siklus menstruasi setelah vaksinasi Covid-19.
Namun, ketidakteraturan siklus menstruasi usai vaksinasi mungkin kurang menjadi perhatian dan tidak dilaporkan.
Sebab, menurut MBN, perlu proses khusus untuk menyerahkan laporan tentang peristiwa apa pun yang tidak termasuk dalam daftar peristiwa yang dapat dilaporkan usai vaksinasi.
Pada 30 Agustus lalu, Institut Kesehatan Nasional Amerika Serikat mengumumkan bahwa mereka menganggarkan biaya senilai 1,67 juta dolar untuk meneliti kemungkinan adanya hubungan antara vaksinasi Covid-19 dan menstruasi yang tidak normal.
Vaksinasi Covid-19 dengan jenis vaksin AstraZeneca sendiri dilakukan pertama kali di Korea Selatan pada 26 Februari lalu.
Hingga kini, 56 persen dari 51 juta penduduk Korea Selatan telah divaksinasi lengkap, baik dengan vaksin dua dosis maupun vaksin satu dosis Johnson & Johnson.
Baca juga: Menkes Sebut Indonesia Sudah Miliki Kekebalan Covid-19, Kemenkes Siapkan Survei Antibodi
Baca juga: Pegawai KPK yang Dipecat Alih Profesi, Febri Diansyah: Jabatan Tak Sepenting Mempertahankan Prinsip
Baca juga: Disebut sebagai Ancaman Kesehatan Terbesar bagi Manusia, WHO Peringatkan Bahaya Perubahan Iklim
Stres Akibat Covid-19 Sebabkan Jutaan Wanita Alami Gangguan Siklus Menstruasi
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa stres akibat Covid-19 telah membuat jutaan wanita mengalami gangguan pada siklus menstruasinya.
Sebuah survei di Amerika Serikat yang dilakukan pada 210 wanita menemukan bahwa 54 persen di antaranya mengalami perubahan pada siklus menstruasinya, di bulan Juli hingga Agustus 2020.
Setengah dari wanita yang melaporkan perubahan siklus, mengalami menstruasi yang lebih lama.
Sementara itu, lebih dari sepertiganya mengeluhkan adanya pendarahan yang lebih hebat dari biasanya.
Perubahan gejala pada masa premenstrual syndrome (PMS) juga terjadi pada setengah jumlah wanita yang mengalami perubahan siklus menstruasi.
Semua wanita yang mengikuti survei tersebut juga diminta untuk menilai tingkat stres mereka dengan seksama sebelum dan selama pandemi Covid-19, melalui sebuah kuisioner online.
Jika dibandingkan dengan masa sebelum pandemi Covid-19, rata-rata para wanita melaporkan tingkat stres yang lebih tinggi selama pandemi berlangsung.
Para ahli dari Northwestern University, yang melakukan penelitian tersebut, memperingatkan bahwa stres akibat pandemi Covid-19 kemungkinan besar menjadi penyebabnya.
Penulis studi, Profesor Nicole Woitowich mengatakan bahwa stres tambahan memiliki dampak buruk pada kesehatan dan kesejahteraan.
"Kami tahu stres tambahan dapat berdampak negatif terhadap kesehatan dan kesejahteraan kita secara keseluruhan," tutur Nicole, dikutip dari Daily Mail.
Selain itu, lanjut Nicole, stres juga bisa mengganggu pola siklus menstruasi normal dan kesehatan reproduksi secara keseluruhan.
Tak hanya stres karena pandemi, ribuan wanita juga mengeluhkan siklus menstruasi yang terganggu setelah divaksinasi Covid-19.
Profesor Nicole mengatakan, temuan tentang stres yang diterbitkan dalam Journal of Women's Health, mengonfirmasi banyak laporan anekdot dari para wanita tentang gangguan menstruasi selama pandemi.
Baca juga: KJRI Jeddah Pertimbangkan Opsi Cetak Kartu Vaksin Jamaah Umrah untuk Hindari Kendala Pemindaian
Baca juga: Kepala Ilmuwan WHO Minta Dunia Tak Buru-buru Beri Vaksin Booster pada Populasi Umum, Ini Alasannya
"Mengingat sifat pandemi yang belum pernah terjadi sebelumnya dan dampak signifikannya terhadap kesehatan mental, data ini tidak mengejutkan dan mengonfirmasi banyak laporan anekdot di media populer dan media sosial," ungkapnya.
Nicole menambahkan, fakta bahwa perempuan kini mengalami ketidakteraturan menstruasi akibat infeksi Covid-19 dan vaksinasi serta dampak pandemi terhadap kesehatan reproduksi, tidak boleh diabaikan.
"Kami sudah melihat efek riak dari apa yang terjadi ketika kami gagal mempertimbangkan aspek penting kesehatan wanita ini," ucap Profesor Nicole.
"Saat ini, banyak yang mengalami ketidakteraturan siklus menstruasi akibat vaksin atau infeksi Covid-19," imbuhnya.
Badan Pengatur Obat dan Produk Kesehatan Inggris, yang melacak efek samping vaksin, telah mencatat sebanyak 35.707 masalah menstruasi pada wanita setelah mereka menerima vaksin.
Namun, para ahli khawatir angka ini hanya sebuah fenomena puncak gunung es, karena banyak wanita yang mengalami perubahan kemungkinan tidak melaporkannya.
Dengan demikian, laporan tersebut tidak bisa membuktikan bahwa vaksinasi yang menjadi penyebab masalah menstruasi.
Masalah menstruasi yang dilaporkan setelah mendapatkan vaksin Covid-19 di antaranya adalah pendarahan hebat, menstruasi yang hilang, dan periode yang lebih awal atau lebih lambat dari biasanya.
Beberapa wanita pascamenopause juga mengatakan bahwa mereka mengalami pendarahan vagina setelah divaksinasi.
Namun demikian, regulator medis Inggris membantah adanya keterkaitan vaksin dengan siklus menstruasi yang terganggu.
Mereka justru mengatakan bahwa sebagian besar masalah menstruasi tampaknya hanya bersifat 'sementara'.
Tetapi, masalah menstruasi sebelumnya telah dikaitkan dengan vaksin lain, seperti suntikan HPV.
Namun, tidak ada bukti bahwa vaksin Covid-19 mempengaruhi kesuburan.
(TribunTernate.com/Ron)