Anggota Komisi VI DPR RI: Harga Tes PCR Seharusnya Bisa Lebih Rendah daripada Sekarang Ini
Anggota Komisi VI DPR RI Fraksi Partai Gerindra Andre Rosiade mengatakan, harga tes PCR seharusnya bisa lebih rendah dari yang sekarang diterapkan.
"Kemudian kedua, ekstraksi kits ada 5 macam cairan itu. Kalau tidak salah harganya Rp25 ribu. Nah yang ketiga kits itu ada PCR kits, harga reagen Rp65 ribu. Kalau ditotal itu harganya Rp100 ribu," lanjutnya.
Atas dasar itu, Andre menjelaskan biaya kits PCR itu lalu ditambah dengan biaya jasa tenaga kesehatan (nakes) hingga operasional alat pelindung diri (APD) nakes sekitar Rp50 ribu hingga Rp70 ribu.
Dengan begitu, harga tes PCR bisa berada di bawah Rp200 ribu.
"Anggap lah modalnya Rp100 ribu untuk yang tadi PCR kit. (Biaya) nakes, APD, operasional untung berapa sih Rp50 ribu, Rp70 ribu masih di bawah Rp200 ribu. Iya sudah pakai margin (10%). Rp200 ribu lah maksimal pokoknya masih bisa di bawah Rp200 ribu," ucap Andre.
"India itu bisa Rp110 ribu, kenapa Indonesia bisa jual Rp2,5 juta, Rp1 juta, Rp1,5 juta," pungkasnya.
Baca juga: Bobby Nasution hingga Andika Perkasa, 4 Anak Mantu yang Populer di Lingkaran Kekuasaan
Baca juga: Kebijakan Terus Berubah, Ini Penjelasan Luhut: Kami Sangat Konsisten, yang Tak Konsisten Penyakitnya
Baca juga: Inggris Izinkan WNA yang Divaksin Sinovac, Sinopharm dan Covaxin Masuk Negaranya Tanpa Karantina
Penjelasan Direktur Utama Bio Farma tentang Struktur Harga Tes PCR
Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir mengungkapkan struktur harga dari tes polymer chain reaction (PCR) Covid-19.
Reagen yang diproduksi oleh Bio Farma tersebut harganya sebesar Rp90 ribu.
Hal itu diungkapkannya dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR, Selasa (9/11/2021).
"Dari struktur cost yang terbesar itu adalah dari komponen reagen utamanya di mana kalau kita lihat dari proses biaya produksi dan bahan baku itu sudah 55 persen," ujarnya.
Honesti menjelaskan komponen terbesar dalam struktur harga reagen tes PCR adalah biaya produksi dan bahan baku, yaitu 55 persen.
Namun, struktur harga bisa berbeda tergantung dari lab masing-masing, serta tergantung dari bisnis model yang dilakukan.
Selain biaya produksi dan bahan baku, ada biaya operasional 16 persen, biaya distribusi 14 persen, royalti 5 persen, margin atau keuntungan 10 persen.
"Ini adalah struktur cost yang dilakukan, kami ambil contohnya dari lab diagnostik yang ada di Bio Farma sendiri. Tapi mungkin nanti dari Kimia Farma dan Indofarma yang mereka memiliki lab yang jauh lebih besar mungkin juga akan memberikan gambaran yang sedikit berbeda," ujarnya.
Berdasarkan komponen tersebut harga publish di luar pajak pertambahan nilai (PPN), reagen PCR yang diproduksi Bio Farma yakni Rp90 ribu. Kemudian harga e-katalog di luar PPN dan masih dalam proses pengajuan yakni sebesar Rp81 ribu.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Andre Rosiade Bongkar Modal Tes PCR di Bawah Rp 200 Ribu
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Dirut Bio Farma Jelaskan Struktur Harga Tes PCR