Pemkot Ternate Tetapkan Status Tanggap Darurat, Sejumlah Warga Dievakuasi
Pemerintah Kota Ternate menetapkan status tanggap darurat selama beberapa hari ke depan.
Peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 19.13 WIT.
Akibat gelombang tinggi tersebut, beberapa ikon Kota Ternate pun nyaris porak poranda.
Seperti Taman Falajawa di Kelurahan Muhajirin, Kota Ternate.
Aneka hiasan sekitar taman itu berhamburan di tengah jalan.
Aktivitas lalu lintas pun harus dialihkan karena air pasang hingga ke badan jalan bahkan mengalir ke pemukiman warga.
Gelombang besar juga menghantam talud penangkal ombak hingga roboh ke laut, di belakang Jati Land Mall, Kelurahan Gamalama, Kota Ternate.
Baca juga: Wakil Gubernur Maluku Utara Diperiksa Polisi Terkait Kasus Dugaan Penipuan

Hal serupa juga dialami warga di Kelurahan Dufa Dufa, Kelurahan Salero, dan Kelurahan Tafure.
Terpantau, ada sebagian warga terpaksa harus dievakuasi ke lokasi yang aman.
Terutama, warga yang rumahnya terendam air laut.
Ari, salah satu warga Kelurahan Dufa-dufa meminta agar otoritas setempat mengambil langkah cepat karena gelombang sudah sangat membahayakan.
Terlebih, mereka yang tinggal di tepian pantai.
"Terutama mereka yang tinggal di pinggir pantai agar segera dievakuasi dulu, sampai keadaan membaik," harapnya.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Kota Ternate, M Arif Gani mengatakan, warga yang terkena dampak gelombang tinggi hingga masuk ke pemukiman terjadi di beberapa titik.
Antara lain, Kelurahan Salero, Dufa Dufa, Sangaji, Tafure, Pulau Hiri, dan Batam Dua.
"Yang baru saya sebutkan di atas itu sudah terkonfirmasi. Yang lain sementara masih kita pantau," jelasnya.
Sebagian warga terdampak, kata Gani, sudah dievakuasi.
Seperti warga Kelurahan Salero sudah diamankan ke Lapangan Salero.
Sedangkan, warga Kelurahan Dufa-dufa dievakuasi ke gedung SKB.
"Kami juga sudah menyediakan lokasi di Aula SMK Negeri 2. Jika memang sudah sangat mengancam warga, maka tetap kita alihkan ke situ," tambahnya.
(TribunTernate.com/Mufrid Tawary)