Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Virus Corona

Desak Warga Dunia Tunda Liburan, WHO: Perayaan yang Dibatalkan Lebih Baik daripada Nyawa yang Hilang

"Sebuah acara yang dibatalkan lebih baik daripada sebuah kehidupan yang dibatalkan," kata Tedros Adhanom Ghebreyesus, Dirjen WHO.

AFP/FABRICE COFFRINI
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mendesak warga di seluruh dunia untuk membatalkan atau menunda perayaan di momen liburan akhir tahun 2021. 

TRIBUNTERNATE.COM - Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendesak orang-orang di seluruh dunia untuk membatalkan atau menunda perayaan di momen liburan akhir tahun.

Perayaan liburan di banyak tempat, kata Dirjen WHO, hanya akan menyebabkan meningkatnya kasus Covid-19, sistem kesehatan yang kewalahan menangani pasien, dan meningkatkan kasus kematian.

"Sebuah acara yang dibatalkan lebih baik daripada sebuah kehidupan yang dibatalkan," kata Tedros Adhanom Ghebreyesus, dikutip dari The Guardian, Selasa (21/12/2021).

Tedros menegaskan bahwa Omicron menyebar lebih cepat daripada Delta dan mampu menginfeksi orang yang sudah divaksinasi ataupun yang sudah pernah tertular Covid-19.

Sejalan dengan Tedros, kepala ilmuwan WHO, Soumya Swaminathan menambahkan, tidaklah bijak jika dunia menganggap bahwa dampak yang disebabkan varian Omicron lebih ringan daripada varian Delta.

"Dengan jumlah (kasus Omicron) yang meningkat, semua sistem kesehatan akan berada di bahwa tekanan," ucap Soumya Swaminathan pada wartawan yang berbasis di Jenewa.

Baca juga: WHO: Jumlah Kasus Covid Omicron Bisa Tambah Dua Kali Lipat dalam Satu Setengah hingga 3 Hari

Baca juga: Belum Ada Transmisi Lokal, Menkes RI Sebut 3 Kasus Omicron di Indonesia Masuk dari Luar Negeri

Soumya mengatakan, varian Omicron berhasil menghindari beberapa respons imun termasuk mereka yang sudah divaksinasi dua dosis.

Itu artinya, program booster yang sebelumnya sudah diluncurkan oleh beberapa negara harus segera diberikan kepada mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih lemah.

Ilustrasi virus corona
Ilustrasi virus corona (Freepik)

"Sekarang sudah ada bukti yang konsisten bahwa Omicron menyebar secara signifikan lebih cepat daripada varian Delta," kata Tedros.

"Dan kemungkinan besar, orang yang divaksinasi atau sudah pulih dari Covid-19 bisa terinfeksi ulang (varian Omicron)," lanjutnya.

Pernyataan Tedros dan Soumya dari WHO itu kembali menegaskan temuan studi dari Imperial College London (ICL).

Studi tersebut menemukan bahwa risiko terinfeksi ulang oleh varian Omicron lima kali lebih tinggi dan tidak menunjukkan tanda-tanda yang lebih ringan daripada varian Delta.

Baca juga: WHO: Varian Omicron Menyebar Sangat Cepat Melebihi Varian-varian Sebelumnya

Baca juga: Meski sudah Divaksinasi, Risiko Reinfeksi Omicron Masih 5 Kali Lipat Lebih Tinggi dari Varian Delta

Risiko Reinfeksi Omicron 5 Kali Lipat Lebih Tinggi dari Varian Delta

Sebuah penelitian di Inggris menunjukkan bahwa risiko reinfeksi atau terinfeksi ulang varian Omicron lima kali lebih tinggi daripada varian Delta.

Selain itu, belum ada bukti bahwa gejala virus corona varian Omicron ini lebih ringan dibandingkan dengan varian Delta.

Subjek penelitian yang dilakukan Imperial College London ini adalah mereka yang dites positif Covid-19 di Inggris antara 29 November hingga 11 Desember 2021.

Data tersebut diambil dari Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) dan Layanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS).

Melansir Channel News Asia, penelitian itu menyebut tidak ada bukti bahwa varian Omicron punya tingkat keparahan yang berbeda dari varian Delta.

"Kami tidak menemukan bukti [tentang risiko rawat inap dan status gejala] bahwa Omicron memiliki tingkat keparahan yang berbeda dari Delta," bunyi studi tersebut.

Namun demikian, penelitian itu mengatakan bahwa Omicron memiliki risiko reinfeksi yang lebih tinggi daripada Delta.

ILUSTRASI Pandemi Covid-19.
ILUSTRASI Pandemi Covid-19. (Sam Yeh/AFP)

"Berdasarkan status vaksin, umur, jenis kelamin, etnis, status tanpa gejala, wilayah, dan tanggal spesimen, Omicron dikaitkan dengan risiko reinfeksi 5 atau 4 kali lebih tinggi dibandingkan dengan Delta," kata penelitian yang dirilis pada 16 Desember 2021 itu.

Imperial College (ICL) mengatakan bahwa perlindungan yang diberikan oleh infeksi Covid-19 di masa lalu terhadap infeksi ulang Omicron mungkin serendah 19 persen.

Itu artinya, orang yang sudah pernah terinfeksi Covid-19 sebelumnya juga memiliki peluang besar untuk kembali terinfeksi Covid-19 varian Omicron.

Selain itu, para peneliti juga menemukan adanya peningkatan risiko yang signifikan pada gejala Omicron, jika dibandingkan dengan kasus Delta dan orang-orang yang sudah divaksinasi.

Dalam penelitian ini, vaksin Astrazeneca dan Pfizer juga ikut dilibatkan.

"Penelitian ini memberikan bukti lebih lanjut tentang sejauh mana Omicron bisa menghindari kekebalan sebelumnya yang diberikan oleh infeksi alami ataupun vaksinasi," kata pemimpin studi, Profesor Neil Ferguson.

"Tingkat penghindaran kekebalan ini berarti bahwa Omicron menimbulkan ancaman besar yang cepat bagi kesehatan masyarakat," lanjutnya.

(TribunTernate.com/Ron)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved