Omicron Masuk Variant of Concern, Epidemiolog: Hal yang Serius dan Berbahaya
Perlu diketahui, Omicron disebut memiliki sifat yang lebih mudah dan cepat menular dibandingkan varian pendahulunya.
TRIBUNTERNATE.COM - Pandemi virus corona penyebab penyakit Covid-19 telah berlangsung selama hampir dua tahun.
Dalam kurun waktu itu pula, virus corona jenis baru ini bermutasi menjadi beberapa varian dan turunan, salah satunya adalah Omicron.
Setelah varian Delta, Omicron kini menjadi varian yang jadi perhatian global.
Varian Omicron kini semakin menyebar ke berbagai negara, dan mulai menjadi varian yang dominan di beberapa negara termasuk Amerika Serikat (AS).
Di Indonesia, kasus pertama yang terkait dengan varian ini pun telah terdeteksi.
Perlu diketahui, Omicron disebut memiliki sifat yang lebih mudah dan cepat menular dibandingkan varian pendahulunya.
Namun varian yang kali pertama diidentifikasi di Afrika Selatan pada awal November lalu ini diklaim menimbulkan gejala yang lebih ringan, bahkan pada sebagian orang tidak menunjukkan gejala apapun.
Baca juga: Studi Tunjukkan Risiko Rawat Inap Kasus Infeksi Varian Omicron Lebih Ringan daripada Delta
Baca juga: Pandemi Belum Usai, Muncul Kabar Varian Covid-19 Baru Bernama Delmicron, Perpaduan Delta dan Omicron
Baca juga: Penelitian: 3 Dosis Vaksin Sinovac Gagal Melindungi Seseorang dari Infeksi Covid-19 Omicron
Lalu bagaimana tanggapan epidemiolog terkait varian ini?
Epidemiolog Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman mengatakan bahwa karena Omicron kini telah dimasukkan ke kategori varian yang menjadi perhatian atau Variant of Concern (VoC), maka selayaknya harus dianggap 'berbahaya'.

"Ya semua Variant of Concern itu berbahaya, karena begitu satu varian dimasukkan dalam kategori Variant of Concern, berarti ada hal yang serius yang berbahaya, termasuk dalam hal Omicron ini," kata Dicky, dalam pesan singkatnya kepada Tribunnews, Rabu (29/12/2021).
Sebelumnya, setelah Afrika Selatan mengidentifikasi varian ini, negara itu kemudian melaporkan kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang akhirnya menyebut varian baru ini sebagai Omicron dan memasukkannya dalam kategori VoC.

Selanjutnya, Omicron pun mulai menyebar ke berbagai belahan dunia dengan memiliki jumlah 32 mutasi yang disebut merupakan hasil gabungan dari berbagai varian sebelumnya.
WHO pada Rabu waktu Swiss mengatakan bahwa risiko yang ditimbulkan oleh Omicron masih 'sangat tinggi'.
Pernyataan ini disampaikan setelah jumlah kasus Covid-19 melonjak 11 persen secara global pada pekan lalu.
Dikutip dari laman Russia Today, Rabu (29/12/2021), Omicron saat ini berada dibalik lonjakan kasus infeksi yang bergerak cepat di beberapa negara.