Konflik Rusia vs Ukraina
Presiden Ukraina Sebut Kyiv Hanya Bisa Direbut dengan Cara Membunuh Semua Orang, Tantang Rusia?
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa Rusia bisa merebut Ibu Kota Kyiv hanya dengan satu cara, yakni membunuh semua orang di negara itu
"Para diplomat kami sedang bekerja dan mereka telah membicarakan beberapa agenda yang mungkin (terjadi) antara kami dan Federasi Rusia."
"Saya ingin ini terwujud, dan proses mengakhiri perang, proses perdamaian, 100 persen harus dimulai dengan gencatan senjata," kata Zelensky.
Lebih lanjut, Presiden Ukraina mengatakan bahwa dirinya sangat terbuka untuk pembicaraan langsung dengan Vladimir Putin.
Sementara itu, dilaporkan bahwa Putin tampak mempertimbangkan tentang pembicaraan untuk perdamaian, dan menurut Zelensky ini dalah sinyal baik bagi Ukraina.
"Selama 12 tahun terakhir, saya tidak pernah mendengar kata-kata tentang kemungkinan dialog (dengan Vladimir Putin)," kata Zelensky.
Baca juga: Beri Komentar Rasis soal Konflik Rusia-Ukraina, Pangeran William Dikecam Netizen hingga Tokoh Dunia
Baca juga: Kisah Warga Ukraina yang Bawa Hewan Peliharaan Saat Mengungsi: Kami Tak Bisa Tinggalkan Mereka
Jauh dari Ukraina, para pemimpin Prancis dan Jerman berbicara selama 90 menit dengan Presiden Putin dalam upaya untuk merundingkan gencatan senjata.
Menurut Kremlin, Putin menetapkan persyaratan untuk mengakhiri perang, termasuk demiliterisasi Ukraina dan penyerahan wilayah di antara tuntutan lainnya.
Mereka yang berada di garis depan Kyiv memiliki sedikit keyakinan bahwa perdamaian mungkin akan tercapai dalam waktu dekat.
"Rusia telah mengirim semua tentara ini, semua senjata ini, karena Putin menginginkan Kyiv. Menurut saya, mereka tidak akan ditarik kembali sekarang."
"Sekarang, kami harus benar-benar fokus untuk mempertahankan Kyiv dan memukul mundur Rusia. Itulah satu-satunya pilihan yang realistis," ujar Valentin Zhuk, seorang anggota batalion sukarelawan Ukraina.
Pemerintah Ukraina menyebut bahwa jauh dari ibu kota, pasukan Rusia terus menggempur kota pelabuhan Mariupol, dan menembaki sebuah masjid yang menampung lebih dari 80 orang, termasuk anak-anak.
Namun sayangnya, tidak ada kabar resmi tentang berapa jumlah korban secara rinci.
(TribunTernate.com/Ron)(The Independent)