Demo BBM
Ketua DPRD Kota Ternate Dukung Langkah Mahasiswa Tolak Kenaikan Harga BBM
Langkah mahasiswa di kota Ternate, Maluku Utara, berunjuk rasa menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) mendapat dukungan dari DPRD.
Penulis: Randi Basri | Editor: Mufrid Tawary
TRIBUNTERNATE.COM - Langkah mahasiswa di kota Ternate, Maluku Utara, berunjuk rasa menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) mendapat dukungan dari DPRD.
Itu disampaikkan langsung Ketua DPRD Kota Ternate Muhajirin Bailussy.
Menurut Muhajirin sebagai wakil rakyat tugas DPRD adalah mengawal kepentingan rakyat.
Itu sebabnya secara kelembagaan DPRD mendukung mahasiswa.
Mahasiswa adalah bagian terpenting bangsa ini dan tulang punggung masyarakat.
"Sebagai bagian dari rakyat DPRD Kota Ternate berkewajiban untuk melayani aspirasi rakyat,"Ucap Muhajirin, Selasa (19/4/2022).
Muhajirin mengatakan, jika harga BBM naik maka Pemerintah Daerah (Pemda) bersama instansi teknis serta pengusaha harus berkoordinasi.
Tujuannya, untuk memastikan ketersediaan dan mengontrol harga jual di tingkat pengecer.
Politisi PKB ini juga menegaskan, agar Wali Kota betul betul mengfungsikan OPD terkait.
Terutama Satpol-PP, semisal setiap saat memantau aktivitas SPBU.
Dan langkah tersebut harus segera diambil.
"Kalau Wali Kota berjanji akan mengintervensi dan memastikan penjualan minyak eceran didepot yang melambung tinggi. Maka DPRD berharap ada langkah kongkrit diambil oleh Pemda,"Pintanya.
Baca juga: Unjuk Rasa Tolak Kenaikan Harga BBM Ricuh, Puluhan Mahasiswa Diamankan Polisi
Baca juga: Kondisi Memanas, Polisi dan Pengunjuk Rasa di Ternate Saling Tarik Kawat Duri
Kemarin, unjuk rasa tolak kenaikan BBM di kantor Wali Kota Ternate itu polisi dan mahasiswa sempat saling tarik kawat duri, Senin (18/4/2022).
Sekitar pukul 16.30 WIT massa menarik paksa kawat duri yang dipasang petugas kepolisian di depan Kantor Wali Kota.
Massa awalnya menjauh dari kawat duri, lalu berorasi menyampaikan pendapat.
Tiba-tiba ratusan pengunjuk rasa dari beberapa kampus di kota Ternate itu mendekati kawat duri sambil berteriak revolusi kemudian menarik kawat duri.
Petugas yang terdiri dari Brimob dan Sabhara berusaha merebut kawat duri dari mahasiswa.
Upaya Polisi itu pun berhasil karena terlepas dari tangan mahasiswa.
Berselang beberapa lama, Polisi memukul mundur secara paksa ratusan massa aksi.
Polisi menilai, sudah melawan ketentuan aparat yang bertugas di Kantor Walikota Ternate.
Pantauan TribunTernate.com di lokasi awalnya petugas mengumumkan waktu berunjuk rasa berakhir 18.00 WIT.
Namun, sejumlah mahasiswa enggan membubarkan diri.
Polisi yang mengamankan kemudian mengejar mahasiswa, serta menembak menggunakan gas air mata.
Para mahasiswa diusir paksa Polisi menggunakan 1 unit Water Canon.
Dalam bentrok tersebut puluhan mahasiswa diamankan. (*)