Demonstrasi Mahasiswa
Keluarga Alfatah Minta Keadilan, Alfian Ridwan: Anak Saya Adalah Korban, Jangan Bilang Bukan
Alfatah bayi 5 bulan yang terkena imbas dari gas air mata milik polisi, yang hendak membubarkan massa aksi tolak kenaikan BBM Senin lalu.
Penulis: Randi Basri | Editor: Munawir Taoeda
TRIBUNTERNATE.COM - Aksi tolak kenaikan BBM di kampus II Universitas Khairun Ternate, Kelurahan Akehuda, pada Senin (18/4) kemarin berakhir ricuh.
Dinilai mulai anarkis, ratusan massa aksi dibubarkan dengan paksa oleh personel Polisi yang berjaga.
Water canon dan gas air mata yang ditembakkan, membuat massa aksi yang berorasi sejak pagi itu, lari berhamburan.
Efektifkah? Iya. Agresifitas massa aksi dapat dikendalikan.
Baca juga: Jelang Hari Raya Bengkel Servis Motor di Morotai Panen Raya
Namun tunggu dulu, warga sekitar justru kena getahnya.
Parahnya lagi, bayi berusia 5 bulan terkena imbas dari uap gas air mata milik polisi.
Kejadian itu sempat divideokan warga, kemudian diunggah ke media sosial facebook.
Alhasil, banyak netizen yang mengecam tindakan "brutal" polisi saat membubarkan massa aksi.
Sehari berselang, Kabid Humas Polda Maluku Utara dan Kapolres Ternate melakukan klarifikasi.
Katanya, tidak ada bayi yang terkena imbas dari gas air mata.
TribunTernate.com mencoba mencari informasi, akan kejadian tidak mengenakkan tersebut.
Bayi itu berjenis kelamin laki-laki bernama Alfatah, berusia 5 bulan.
Kepada wartawan, Alfian Ridwan, ayah si bayi bercerita kronologi sebenarnya.
Kejadian itu terjadi Senin (18/4), saat personel polisi membubarkan massa aksi.
Di mana uap gas air mata menyebar ke pemukiman warga.
