Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Puan Minta Kadernya Tak Pilih Capres dari Medsos, Pakar: Justru Kegantengan Dasar Penilaian Cepat

Reza Indragiri Amriel menyebut, berdasarkan hasil studi rakyat justru makin mengandalkan media sosial dan penampilan untuk memilih calon presiden.

Dok. DPR RI
Ketua DPR RI, Puan Maharani. 

TRIBUNTERNATE.COM - Pernyataan Puan Maharani soal pemimpin yang hanya bermodalkan paras tanpa kemampuan dalam bekerja menuai beragam komentar dari sejumlah pihak.

Salah satu di antaranya yakni Pakar Psikologi Forensik yang juga seorang mantan jurnalis John Robert Power Magazine, Reza Indragiri Amriel.

Reza menyebut, pernyataan Puan Maharani dalam kunjungan ke DPC Wonogiri pada Selasa (26/4/2022) yang meminta kadernya agar tak memilih pemimpin dari media sosial, berbanding terbalik dengan kenyataan.

Sebelumnya diketahui bahwa Puan menyerankan para kadernya agar tidak memilih pemimpin yang hanya ganteng saja dan sering muncul di media sosial, namun kenyataannya tidak bisa bekerja.

Mulanya, Puan berbicara soal pemimpin yang cinta Indonesia dan mau bergotong-royong. Namun, setelahnya ia menyindir kandidat capres yang hanya ganteng saja dan sering muncul di medsos, tapi tak bisa bekerja.

Namun, pernyataan Puan Maharani tersebut justru dibantah oleh Reza Indragiri Amriel yang menyebut bahwa berdasarkan hasil studi, rakyat justru makin mengandalkan media sosial untuk memilih pemimpin.

"Sayangnya, studi menyimpulkan, masyarakat semakin mengandalkan media sosial sebagai referensi tentang calon pemimpin. Termasuk informasi mengenai wajah dan postur tokoh yang akan dipilih," kata Reza kepada Wartakotalive.com, Kamis (5/5/2022).

"Berlanjut, kecenderungan umumnya adalah orang-orang menjadikan kegantengan sebagai dasar untuk membuat penilaian cepat (snap judgment) tentang kompetensi kepemimpinan si tokoh," ujar Reza.

Walau kesannya mengada-ada, kata Reza, namun untungnya adalah ramalan itu akurat.

"Jadi, ketika publik terpesona oleh calon pemimpin yang ngguanteng, lalu mencoblosnya saat pilpres, ketika terpilih, si tampan ternyata memang lihai memimpin," kata Reza.

Baca juga: Puan Maharani Sindir Soal Capres Ganteng, Demokrat Tak Merasa Itu untuk AHY: Kecuali Kegantengan

Baca juga: Puan Maharani Sindir Soal Capres Ganteng, Pengamat: Bisa Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, atau AHY

Menurut Reza, hal tersebut juga berlaku terkait dengan tinggi badan.

"Orang dengan postur lebih tinggi, lebih sering ketimbang orang bertubuh pendek, mengikuti kontes pemimpin. Ada bagusnya memang," katanya.

Pasalnya, menurut Reza kontestan yang berbadan jangkung juga diasosikan dengan kecerdasan yang lebih tinggi.

"Serta kesehatan yang lebih prima, dan dominansi yang lebih kuat. Dan lagi-lagi, si semampai punya perolehan suara lebih tinggi. Bahkan, ketika suatu negara berada dalam keadaan karut-marut, masyarakatnya semakin mengandalkan tampang dan perawakan calon pemimpin nasional mereka," papar Reza.

"Jadi, figur seperti Anies Baswedan, Agus Harimurti, dan Gatot Nurmantyo yang good looking dan good shape memang--hitung-hitungan di atas kertas, unggul jauh," tambahnya.

Sumber: Warta Kota
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved