Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Gadis 10 Tahun Meninggal Diduga karena Lakukan Challenge di TikTok, Orang Tua Layangkan Gugatan

TikTok digugat atas kematian seorang gadis berusia 10 tahun yang diduga berpartisipasi dalam 'TikTok Challenge' yang sedang populer.

pymnts.com
Ilustrasi TikTok 

TRIBUNTERNATE.COM - Aplikasi media sosial TikTok digugat atas kematian seorang gadis berusia 10 tahun yang diduga berpartisipasi dalam 'TikTok Challenge' yang sedang populer.

Gadis kecil itu melakukan sebuah challenge online, yang disebut dengan 'Blackout Challenge', yaitu sebuah tantangan di mana seseorang mencekik diri mereka sendiri sampai mereka pingsan.

Nylah Anderson, adalah seorang anak cerdas yang bisa berbicara tiga bahasa.

Ia ditemukan tidak sadarkan diri di kamarnya di pinggiran kota Philadelphia pada 7 Desember 2021 lalu.

Menurut pengaduan yang diajukan pada Kamis (12/5/2022) di pengadilan federal AS, dia menghabiskan lima hari di unit perawatan intensif anak sebelum meninggal karena luka-lukanya.

Keluarga Anderson menuding platform media sosial TikTok memasarkan produk yang cacat dan kelalaian.

Mereka mengatakan dalam gugatan itu bahwa tantangan berbahaya "muncul di halaman depan" gadis itu oleh TikTok di bagian "halaman untuk Anda (for your page/fyp)".

"Algoritma menentukan bahwa Blackout Challenge yang mematikan itu dirancang dengan baik dan kemungkinan menarik bagi Nylah Anderson yang berusia 10 tahun dan dia meninggal sebagai akibatnya," kata mereka dalam pengaduan, yang juga menyebut perusahaan induk TikTok ByteDance sebagai terdakwa.

Baca juga: Viral di TikTok, Kisah Remaja 18 Tahun Jadi Wali Nikah Kakaknya, Gantikan Posisi Sang Ayah

Baca juga: Calon Pengantin di OKI Kabur Jelang Pernikahan karena Kesal dengan Ibunya, Pulang setelah Viral

Namun, hingga kini, TikTok belum mengomentari litigasi yang sedang berlangsung.

Dalam pernyataan sebelumnya yang dikeluarkan sebagai tanggapan atas kematian Anderson, perusahaan mengatakan challenge yang berbahaya ini, tampaknya dipelajari orang-dari sumber selain TikTok.

"(Challenge) ini sudah lama ada sebelum platform kami (TikTok)," katanya.

TikTok mengatakan pihaknya tetap waspada dalam komitmennya terhadap keselamatan pengguna.

Selain itu, TikTok juga akan menghapus konten apa pun yang terkait dengan Blackout Challenge dari aplikasinya.

"Simpati terdalam kami kepada keluarga atas kehilangan tragis mereka," kata Juru Bicara TikTok.

Kasus TikTok ini menambah daftar kasus lain yang menuduh perusahaan media sosial menyebabkan kematian penggunanya.

Termasuk satu atas kecelakaan mobil yang menewaskan tiga pria muda yang diduga menggunakan fitur speedometer Snapchat untuk merekam diri mereka mengemudi dengan kecepatan lebih dari 190 km/jam.

Kemudian juga ada kasus lain yang menghubungkan seorang remaja berusia 16 tahun bunuh diri hingga kecanduan Instagram.

Menurut gugatan Anderson, setidaknya, empat anak lain juga telah meninggal karena berpartisipasi dalam Blackout Challenge.

Baca juga: Viral Video Bayi Baru Lahir Diberi Bubur Bayi, Ini Penjelasan Dokter tentang Pemberian MPASI

Baca juga: Pasutri di Sukabumi Lecehkan Alquran: Aksinya Viral, Dikecam Beragam Pihak, Rumah Digeruduk Ormas

Mengutip The Straits Times, Blackout Challenge dilakukan dengan cara peserta mencekik diri mereka sendiri dengan barang-barang rumah tangga seperti tali sepatu atau kabel listrik sampai mereka pingsan selama beberapa detik dan kemudian memperlihatkan mereka saar sadar kembali.

Ibu Anderson, Tawainna Anderson, mengatakan pada konferensi pers di Philadelphia pada hari Kamis (12/5/2022) bahwa sejak kematian putrinya, dia menemukan Nylah bukan satu-satunya korban Blackout Challenge.

"Sudah saatnya tantangan berbahaya ini berakhir agar keluarga lain tidak mengalami patah hati yang kita jalani setiap hari," katanya.

"Blackout Challenge telah muncul di aplikasi media sosial lainnya, tetapi analisis forensik ponsel Nylah Anderson menunjukkan TikTok sedang digunakan pada saat kejadian," kata Jeffrey Goodman, pengacara keluarga tersebut.

TikTok milik China adalah aplikasi media sosial yang paling banyak diunduh di dunia tahun lalu, menurut Apptopia.

Di usianya yang baru enam tahun, aplikasi ini sudah berkembang lebih cepat dari YouTube.

Aplikasi ini meledak dalam popularitasnya selama pandemi, dengan klip menari pendek dan sandiwara lip-sync yang menghibur remaja dengan harga lebih tinggi daripada platform sosial lainnya.

Diketahui, pada tahun 2020, TikTok mengalami peningkatan unduhan sebesar 75 persen, sebagian didukung oleh tantangan dan tren viral.

(TribunTernate.com/Qonitah)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved