Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Vladimir Putin Peras Negara Barat dengan Ancam Serangan Nuklir, Warga Rusia Berusaha Kabur

Presiden Rusia Vladimir Putin seolah melakukan "pemerasan" terhadap negara-negara barat yang membantu Ukraina dan membahas soal wamil.

Penulis: Ifa Nabila | Editor: Ifa Nabila
Ramil SITDIKOV/SPUTNIK/AFP
Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan "operasi militer" di Ukraina pada 24 Februari 2022. Vladimir Putin seolah melakukan "pemerasan" terhadap negara-negara barat yang membantu Ukraina dan membahas soal wamil. 

TRIBUNTERNATE.COM - Baru-baru ini, Presiden Rusia Vladimir Putin seolah melakukan "pemerasan" terhadap negara-negara barat yang membantu Ukraina.

Dikutip TribunTernate.com dari independent.co.uk, pemerasan itu berupa ancaman akan serangan nuklir.

Selain itu, Vladimir Putin dalam pidatonya juga kembali menyerukan wajib militer untuk warganya.

Baca juga: Korea Utara Bantah Tuduhan Amerika soal Kirim Senjata ke Rusia untuk Serang Ukraina: Tutup Mulutmu

Hal ini membuat warga Rusia, khususnya yang kontra terhadap perang itu, ingin kabur dari negaranya.

Dalam perkembangan perang yang dramatis di Ukraina, Putin mengumumkan soal mobilisasi sebagian pasukan militer.

Baca juga: Reaksi Rusia yang Kesal karena Vladimir Putin Tak Diundang ke Pemakaman Ratu Elizabeth II

Hal itu disampaikan dalam pidatonya pada Rabu (21/9/2022).

Putin menyebut ada sekitar 300.000 orang anggota cadangan militer.

Di antara mereka, terutama yang punya pegalaman dalam militer, akan dipanggil untuk ikut berperang.

Hal ini adalah langkah yang ditempuh Putin setelah terindikasi ada sejumlah kemunduran militer Moskow.

Dan ketika menyenggol tindakan negara Barat yang membela Ukraina, Putin memperingatkan "pemerasan nuklir".

Baca juga: Roman Abramovich Ternyata Tak Sengaja Beli Chelsea: Niatnya Beli Arsenal, Kenapa Berubah Pikiran?

Ia mengancam akan mengerahkan persenjataannya yang kuat.

Presiden Rusia itu menegaskan, dirinya tak hanya menggertak menggunakan semua cara yang negaranya mampu.

Ia seolah mengindikasikan pengerahan semuanya adalah merujuk pada senjata nuklir.

"Kita berbicara soal mobilisasai parsial, yaitu, hanya warga negara yang kini menjadi garda cadangan yang akan dikenakan wajib militer," ujar Putin.

"Terutama mereka yang bertugas di angkatan bersenjata dan punya keahlian militer tertentu serta pengalaman yang relevan," sambungnya.

Sumber: Tribun Ternate
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved