Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Terkini Internasional

Penembakan Massal di Penitipan Anak Thailand Tewaskan 36 Orang, Pelaku adalah Mantan Polisi

Polisi Kerajaan Thailand mengatakan tersangka penembakan, Panya Kamrab (34), telah diskors dari tugas polisi pada 20 Januari 2022.

Photo by Handout / THAILAND'S CENTRAL INVESTIGATION BUREAU
Selebaran dari halaman Facebook Biro Investigasi Pusat Thailand ini menunjukkan gambar mantan polisi Panya Khamrab, yang diyakini telah membunuh sedikitnya 30 orang dalam penembakan massal di sebuah pembibitan di provinsi Nong Bua Lam Phu, Thailand utara. 

TRIBUNTERNATE.COM - Insiden penembakan massal terjadi di sebuah tempat penitipan anak di Thailand pada Kamis (6/10/2022).

Menurut informasi terkini, jumlah korban tewas dalam insiden tersebut mencapai 36 orang.

Jumlah ini bertambah 2 orang, dari yang sebelumnya dilaporkan 34 orang.

Korban tewas termasuk 24 anak-anak dan satu wanita hamil, menurut pernyataan dari Kepolisian Kerajaan Thailand pada hari Kamis (6/10/2022) dan pejabat setempat, mengutip CNN.

Tersangka awalnya menyerang pusat penitipan anak.

Lalu, ia menyerang beberapa orang di sekitar area itu saat dalam perjalanan pulang.

Setelah sampai di rumah, pelaku membunuh istri dan anak tirinya yang berusia 2 tahun sebelum bunuh diri, menurut kepala polisi setempat Mayjen Paisan Luesomboon.

"Penembak pergi mencari putranya yang berusia dua tahun, tetapi bocah itu tidak ada di sana … jadi dia mulai menembak serta menikam orang-orang di kamar bayi itu," kata Luesomboon kepada CNN.

Jumlah korban tewas tidak termasuk tersangka penembakan.

Sedikitnya 10 orang lagi terluka, 6 di antaranya luka parah, menurut pernyataan dari Kepolisian Kerajaan Thailand.

"Mengenai motifnya, polisi tidak menutup kemungkinan, bisa dari stres pribadi, atau halusinasi dari obat-obatan, kami telah memerintahkan tes darah," tambah pernyataan itu.

Pernyataan sebelumnya dari perdana menteri Thailand menyebut insiden itu sebagai penembakan massal.

Tetapi polisi mengatakan banyak korban meninggal karena luka tusukan.

"Setelah kami melihat luka-luka kematian, sebagian besar kematian adalah dari luka tusukan. Saya menginformasikan sebelumnya bahwa dia memiliki beberapa senjata. Ternyata dia hanya memiliki sekitar 1-2 senjata," kata Luesomboon kepada CNN.

Anak-anak sedang tidur siang saat pembantaian terjadi, menurut beberapa pejabat polisi yang berbicara dengan CNN.

Luesomboon juga mengkonfirmasi bahwa seorang wanita hamil termasuk di antara korban yang tewas dalam sebuah pernyataan kepada CNN.

Gambar ini diambil dari rekaman video oleh PBS Thailand yang tersedia melalui AFPTV dan diambil pada 6 Oktober 2022 menunjukkan orang-orang berkumpul di provinsi utara Thailand Nong Bua Lam Phu, di mana seorang mantan polisi menembak mati sedikitnya 30 orang dalam penembakan massal di sebuah kamar bayi. - Seorang mantan petugas polisi menyerbu sebuah kamar bayi di Thailand pada 6 Oktober, menembak mati sedikitnya 30 orang, kebanyakan dari mereka anak-anak, sebelum membunuh dirinya sendiri dan keluarganya. (Photo by various sources / AFP)
Gambar ini diambil dari rekaman video oleh PBS Thailand yang tersedia melalui AFPTV dan diambil pada 6 Oktober 2022 menunjukkan orang-orang berkumpul di provinsi utara Thailand Nong Bua Lam Phu, di mana seorang mantan polisi menembak mati sedikitnya 30 orang dalam penembakan massal di sebuah kamar bayi. (Photo by various sources / AFP)

Baca juga: Rizky Billar Dijemput Paksa Jika 3 Kali Mangkir dari Panggilan Pemeriksaan Kasus KDRT Lesti Kejora

Pelaku Sempat Jalani Sidang Kasus Obat Terlarang

Pelaku penembakan massal di Thailand yang menewaskan 36 orang itu diketahui sempat menjalani sidang sebelumnya terkait kepemilikan obat-obatan, CNN.com melaporkan.

Dalam sebuah surat yang dikeluarkan pada 17 Juni 2022, polisi Kerajaan Thailand mengatakan tersangka penembakan, Panya Kamrab (34), telah diskors dari tugas polisi pada 20 Januari 2022.

Panya Kamrab disebut telah melakukan pelanggaran disiplin serius.

Penyelidikan terhadap Kamrab mengungkapkan bahwa Panya Kamrab telah menjalani sidang dengan tuduhan memiliki obat-obatan terlarang.

Mantan Polisi Kerajaan Thailand itu juga mengaku belakangan mengaku mengonsumsi narkoba yaba dan ICE (sabu-sabu).

Dalam penggeledahan tak bertanggal di kediamannya, polisi menemukan tablet yaba di rumahnya.

Baca juga: Setahun Menghilang, 1 Keluarga Ditemukan Tewas dalam Septic Tank: Pelaku Ingin Kuasai Harta Korban

Baca juga: Jadi Tersangka Tragedi Kanjuruhan, Direktur PT LIB Bakal Ikuti Proses Hukum yang Berlaku

Baca juga: Tragedi Stadion Kanjuruhan: Polri Tetapkan 6 Tersangka, Ada Pertemuan Supporter dengan TGIPF

Yaba adalah kombinasi metamfetamin dan kafein.

Di Thailand, yaba dikenal sebagai "obat gila."

Panya Kamrab kemudian didakwa dengan kepemilikan Obat Kategori 1 (yaba atau metamfetamin).

Kamrab dijadwalkan menerima vonis pada hari Jumat (7/10/2022), kata Polisi Kerajaan Thailand setelah insiden penembakan massal.

Selebaran dari halaman Facebook Biro Investigasi Pusat Thailand ini menunjukkan gambar mantan polisi Panya Khamrab, yang diyakini telah membunuh sedikitnya 30 orang dalam penembakan massal di sebuah pembibitan di provinsi Nong Bua Lam Phu, Thailand utara. - Sedikitnya 30 orang tewas termasuk 23 anak-anak setelah seorang pria bersenjatakan pistol dan pisau menyerbu sebuah kamar bayi di timur laut Thailand pada 6 Oktober 2022, kata polisi. (Photo by Handout / THAILAND'S CENTRAL INVESTIGATION BUREAU / AFP)
Selebaran dari halaman Facebook Biro Investigasi Pusat Thailand ini menunjukkan gambar mantan polisi Panya Khamrab, yang diyakini telah membunuh sedikitnya 30 orang dalam penembakan massal di sebuah pembibitan di provinsi Nong Bua Lam Phu, Thailand utara. (Photo by Handout / THAILAND'S CENTRAL INVESTIGATION BUREAU / AFP)

Kepemilikan senjata di Thailand

Secara internasional, Thailand menempati urutan ke-50 dalam hal kepemilikan senjata sipil per kapita, menurut data dari Small Arms Survey (SAS) yang berbasis di Swiss.

Jika dibandingkan dengan Amerika Serikat, ada 120 senjata sipil untuk setiap 100 orang Amerika, menurut (SAS).

Tidak ada negara lain yang memiliki lebih banyak senjata sipil daripada jumlah penduduk.

Sementara itu, Thailand memiliki 15 senjata sipil untuk setiap 100 orang.

Baca juga: Rizky Billar Mangkir Panggilan Polisi, Jirayut Afisan: Psikisnya Kena, Dulu Disayang Kini Dihujat

Baca juga: Lawan Borussia Dortmund, 5 Pemain Bayern Munich Debut di Der Klassiker: Sadio Mane hingga Mathys Tel

Baca juga: Sadio Mane Sebut Karim Benzema Pantas Menangkan Ballon dOr 2022: Dia Layak Mendapatkannya

Raja dan Ratu Thailand serta Perdana Menteri Berencana Kunjungi Keluarga Korban

Petugas penyelamat membawa peti mati korban di kamar mayat rumah sakit di Udon Thani pada 6 Oktober 2022 menyusul penembakan massal di sebuah kamar bayi oleh seorang mantan polisi. - Pria bersenjata Panya Khamrab menembak mati sedikitnya 37 orang, kebanyakan dari mereka anak-anak, ketika dia menyerbu sebuah kamar bayi di Thailand pada 6 Oktober dalam salah satu pembunuhan massal paling mematikan di kerajaan itu. (Photo by Manan VATSYAYANA / AFP)
Petugas penyelamat membawa peti mati korban di kamar mayat rumah sakit di Udon Thani pada 6 Oktober 2022 menyusul penembakan massal di sebuah kamar bayi oleh seorang mantan polisi. (Photo by Manan VATSYAYANA / AFP) (AFP/MANAN VATSYAYANA)

Raja Thailand Maha Vajiralongkorn dan Ratu Suthida akan mengunjungi rumah sakit pada hari Jumat untuk bertemu keluarga korban di provinsi Nong Bua Lamphu, menurut sumber istana.

Raja dan ratu Thailand diperkirakan akan tiba di daerah tersebut sekitar pukul 10 pagi waktu setempat pada hari Jumat.

Perdana Menteri Thailand Prayut Chan-o-cha juga akan menemui keluarga korban pembantaian, menurut sebuah pernyataan dari kantor perdana menteri.

Kantor perdana menteri juga mengatakan negara itu akan mengibarkan bendera setengah tiang pada hari Jumat.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul UPDATE Penembakan Massal di Thailand: Korban Tewas Jadi 36 Orang, Pelaku Sempat Disidang Sebelumnya

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved