Halmahera Selatan
Di Halmahera Selatan, Omzet Pedagang Batu Bacan Turun Drastis, Karena Tak Lagi Laris
Pedagang Batu Bacan di Halmahera Selatan akui omzet mereka turun, karena tak ada lagi penglaris.
Penulis: Nurhidayat Hi Gani | Editor: Munawir Taoeda
TRIBUNTERNATE.COM, BACAN - Omzet penjual Batu Bacan Halmahera Selatan, beberapa tahun belakangan ini turun darstis.
Hal ini diakui langsung penjual Batu Bacan di Kecamatan Labuha di Halmahera Selatan, saat ditemui TribunTernate.com.
Tulus (51), seorang penjual Batu Bacan di samping pertigaan Pasar Labuha Halmahera Selatan mengatakan.
Bahwa turunnya omzet Batu Bacan sangat tersa, saat awal pandemi Covid-19 dua tahun lalu.
Baca juga: Gegara Ombak dan Air Pasang, Talut Taman Habibi Halmahera Selatan Berlubang
"Pada pandemi kemarin tidak ada pembeli, seminggu hanya laku satu batu, "katanya, Kamis (27/10/2022).
Pria asal Jawa Tengah itu mengaku, sudah 7 tahun ia melakoni profesi.
Sebagai penjual Batu Bacan, di daerah dengan nama khas Saruma itu.
"Sekitar setahun jualan cilok, abis itu musim Batu Bacan."
"Jadi saya ikut jual Batu Bacan, sudah sekitar 7 tahunan lah, "katanya lagi.
Batu yang dikemas menjadi cincin, dijualnya dengan berbagai macam jenis.
Yaitu Batu Doko dengan warna hijau terang, Palamea dengan warna hijau tua.
Obi dengan warna merah teh, dan batu dari Sumatera dengan warna merah tua.
Jenis batu tersebut, disesuaikan dengan nama daerah, masing-masing asal batu.
"Kalau yang hijau ini Batu Doko, merah teh batu dari Obi, "ujarnya.
Ayah dua anak ini menyebut, ketika masih trend Batu Bacan di Indonesia.
Omset yang didapatkannya per hari, bisa mencapai Rp 2 juta'an.
Namun ketika trend Batu Bacan mulai hilang, omzetnya pun turun drastis, yakni Rp 200 ribu'an per hari.
"Dulu kan harga batu masih bagus, ada yang Rp 9 juta dan Rp 15 juta."
"Tergantung kualitas batunya, tapi sekarang harga itu sudah turun."
"Satu batu itu Rp 1.500.000, kalau yang ukuran kecil, Rp 200 ribu dan Rp 300 ribu, "jelasnya.
Baca juga: Tindak Lanjut Instruksi Kemenkes, Dinkes Halmahera Selatan Jadwalkan Sidak ke Apotek-apotek
Kendati begitu, ia menegaskan tetap melakoni profesi penjual Batu Bacan.
Sebab di samping hobinya mengoleksi batu, dia juga optimis suatu ketika, harga Batu Bacan akan kembali melambung.
"Ya, intinya kita sabar-sabar saja. Biar untungnya cuma sedikit, "tandasnya. (*)