Sejarah Singkat Berdirinya Bandara Pitu Morotai, Sebuah Bandara Peninggalan PD II di Maluku Utara
Sejarah singkat berdirinya Bandara Pitu Morotai, sebuah bandara peninggalan PD II di Maluku Utara
Penulis: Fizri Nurdin | Editor: Munawir Taoeda
TRIBUNTERNATE.COM, MOROTAI - Miliki 7 landasan, bandara peninggalan Jepang dan tentara sekutu ini, baru satu landasan yang digunakan.
Bandara bersejarah ini terletak di Kabupaten Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara, tepatnya di Desa Wawama, Kecamatan Morotai Selatan.
Bandara ini dibangun pada masa pendudukan Jepang, pada tahun 1942 dengan nama bandara Morotai.
Setelah Jepang kalah dalam Perang Dunia II, bandara ini dikelola oleh tentara Sekutu hingga tahun 1946.
Baca juga: Profil Masjid Kesultanan Bacan di Halsel, Dibangun dari Arsitek Jerman yang Usianya Seebad Lebih
Waktu Jepang datang tahun 1942 lalu, dibangunlah 2 Runway atau landasan pacu.
Setelah Sekutu masuk di Morotai tahun 1944 mereka ambil alih, dan membangun 5 Runway jadi total 7.
Setelah kemerdekaan Indonesia, Bandara Morotai dioperasikan TNI AU, dan dijadikan pangkalan udara.
Pada tahun 1990, pemerintah Indonesia memutuskan untuk mengembangkan Bandara Morotai.
Menjadi bandara sipil, yang dapat diakses oleh masyarakat umum.
Pada tahun 2015, pembangunan Bandara Pitu Morotai dimulai.
Dengan tujuan memperluas fasilitas, dan meningkatkan kapasitas bandara.
Untuk mendukung pariwisata dan pembangunan ekonomi, di Pulau Morotai.
Bandara Pitu Morotai resmi dioperasikan pada tanggal 10 November 2017.
Dan memiliki Runway spanjang 2.500 meter dan lebar 45 meter, serta dapat menampung pesawat jenis Airbus A320 dan Boeing 737.
Sebagai bagian dari program pemerintah, untuk mengembangkan pariwisata.
Bandara Pitu Morotai menjadi pusat perjalanan wisata, di wilayah timur Indonesia.
Selain itu, bandara ini juga dapat memfasilitasi kegiatan perdagangan, dan investasi di daerah Pulau Morotai dan sekitarnya.
Pada Selasa (14/3/2023) Reporter Tribunternate.com, mencoba menelusuri bandara bersejarah itu.
Di sana bandara tersebut tampak sudah banyak perubahan, selayaknya bandar udara di daerah-daerah lain.
Tampak bandar peninggalan ini, memiliki luas terminal yang cukup.
Dengan luas 2200 meter persegi, bandara kelas III ini dapat menampung hingga 200 penumpang (Bandara Pitu)
Baca juga: Hasil Sidang TPTGR, Inspektorat Maluku Utara Paparkan Temuan Paling Besar di Dinas PUPR
Tampak ada terminal, pelapisan apron, area parkir, landscape, gedung workshop.
Bahkan ada bangunan operasional, serta lampu penerangan jalan yang komplit.
Dengan runway sepanjang 2400 x 45 m, Bandara Pitu Morotai diterbangi Wings Air rute Morotai - Ternate PP.(*)
Pemprov Maluku Utara Perkuat Pengawasan Pangan Segar |
![]() |
---|
BMKG Telusuri Tragedi Tsunami Taliabu 1998, Minta Bantuan Arsip dari Masyarakat |
![]() |
---|
Profil Advokat Malut Hendra Kasim, Pernah DO Kuliah Kini Pendidikan Doktor di Yogyakarta |
![]() |
---|
Alumni Fakultas Kedokteran UI Ikut Dorong Fasilitas Kesehatan di Maluku Utara |
![]() |
---|
Harga Rempah di Ternate Hari Ini, Sabtu 2 Agustus : Pala dan Cengkeh Masih Menguntungkan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.