Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Terkini Internasional

Konflik Palestina vs Israel: Mengenal Hamas, Sekutunya, dan Motif Operasi Banjir Al-Aqsa Sabtu Lalu

Hamas juga meminta kelompok lain untuk bergabung dalam perlawanan, dan mengatakan bahwa serangan hari Sabtu hanyalah permulaan.

|
AFP/MOHAMMED ABED
Warga Palestina memeriksa kehancuran di sekitar Masjid Ahmed Yassin, yang diratakan oleh serangan udara Israel, di Kota Gaza pada awal 9 Oktober 2023. Israel tanpa henti menggempur Jalur Gaza semalaman hingga 9 Oktober ketika pertempuran dengan Hamas berlanjut di sekitar Jalur Gaza, seiring dengan banyaknya korban jiwa. jumlah korban perang melawan pejuang Palestina melonjak di atas 1.100 orang. (Muhammad ABED/AFP) 

Hamas menerima negara Palestina dengan perbatasan tahun 1967

Berbeda dengan PLO, Hamas tidak mengakui kenegaraan Israel namun menerima negara Palestina berdasarkan perbatasan tahun 1967.

“Kami tidak akan melepaskan satu inci pun tanah air Palestina, apa pun tekanan yang terjadi saat ini dan berapa pun lamanya pendudukan,” kata Khaled Meshaal, pemimpin kelompok Palestina di pengasingan pada tahun 2017.

Hamas dengan keras menentang perjanjian perdamaian Oslo yang dinegosiasikan oleh Israel dan PLO pada pertengahan tahun 1990an.

Negara ini secara resmi berkomitmen untuk mendirikan negara Palestina di wilayahnya sendiri. Mereka mencapai tujuan ini melalui serangan terhadap tentara Israel, pemukim dan warga sipil baik di wilayah pendudukan Palestina maupun di Israel.

Kelompok ini secara keseluruhan atau dalam beberapa kasus sayap militernya ditetapkan sebagai organisasi “teroris” oleh Israel, Amerika Serikat, Uni Eropa, Kanada, Mesir dan Jepang.

Siapa sekutu Hamas dan siapa saja pendukung Hamas?

Hamas adalah bagian dari aliansi regional yang juga mencakup Iran, Suriah, dan kelompok Hizbullah di Lebanon, yang menentang kebijakan AS terhadap Timur Tengah dan Israel.

Hamas dan Jihad Islam, kelompok bersenjata terbesar kedua di kawasan, seringkali bersatu melawan Israel dan merupakan anggota terpenting dari ruang operasi gabungan yang mengoordinasikan aktivitas militer di antara berbagai kelompok bersenjata di Gaza.

Hubungan kedua kelompok menjadi tegang ketika Hamas memberikan tekanan pada Jihad Islam untuk menghentikan serangan terhadap Israel.

Gumpalan asap membumbung di atas gedung-gedung di Kota Gaza pada 7 Oktober 2023. saat serangan udara Israel menghantam gedung Palestine Tower. Sedikitnya 70 orang dilaporkan tewas di Israel, sementara pihak berwenang Gaza merilis jumlah korban tewas sebanyak 198 orang dalam eskalasi paling berdarah dalam konflik yang lebih luas sejak Mei 2021, dengan ratusan orang lainnya terluka di kedua belah pihak.
Gumpalan asap membumbung di atas gedung-gedung di Kota Gaza pada 7 Oktober 2023. saat serangan udara Israel menghantam gedung Palestine Tower. Sedikitnya 70 orang dilaporkan tewas di Israel, sementara pihak berwenang Gaza merilis jumlah korban tewas sebanyak 198 orang dalam eskalasi paling berdarah dalam konflik yang lebih luas sejak Mei 2021, dengan ratusan orang lainnya terluka di kedua belah pihak. (AFP/MAHMUD HAMS via Kompas.com)

Latar belakang Hamas menyerang Israel di Sabtu pagi

Juru bicara Hamas, Khaled Qadomi mengatakan kepada Al Jazeera, Hamas memutuskan melakukan operasi militernya sebagai tanggapan atas kekejaman Israel terhadap warga Palestina selama beberapa dekade ini.

“Kami ingin komunitas internasional menghentikan kekejaman di Gaza terhadap rakyat Palestina, tempat suci kami seperti Masjid Al-Aqsa. Semua hal inilah yang menjadi alasan di balik dimulainya pertempuran ini,” katanya.

Hamas juga meminta kelompok lain untuk bergabung dalam perlawanan, dan mengatakan bahwa serangan hari Sabtu hanyalah permulaan.

Apakah Hamas menargetkan warga sipil?

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved