Sofifi
Soal Kematian Bayi di Halmahera Tengah, Ruslan: Pemprov Ditelanjangi saat HUT ke-24
anggota DPRD Maluku Utara dari Fraksi Nasdem, Ruslan Kubais menyinggung meninggalnya seorang bayi asal Gebe Halmahera Tengah.
Penulis: Sansul Sardi | Editor: Mufrid Tawary
TRIBUNTERNATE.COM,SOFIFI- Dalam rapat paripurna HUT Provinsi Maluku Utara ke-24, anggota DPRD Maluku Utara dari Fraksi Nasdem, Ruslan Kubais menyinggung meninggalnya seorang bayi asal Gebe Halmahera Tengah.
Bayi atas nama Muhammad Resky seorang penderita Cerebral Palsy dinyatakan meninggal dunia di RS Hermina Bekasi.
Penyakit yang diderita Resky diduga diperparah oleh faktor kekurangan gizi atau stunting.
"Meninggalnya bayi ini sekaligus menelanjangi kita (DPRD dan Pemprov). Dì waktu yang sama kita merayakan HUT Provinsi Maluku Utara ke-24, ada tragedi kemanusiaan sebagai bentuk dari kegagalan kita semua," tegas Ruslan, dalam suasana paripurna tersebut yang dihadiri langsung oleh Gubernur dan Wakil Gubernur.
Menurutnya, hal tersebut adalah bentuk evaluasi kita semua dalam proses perjalanan pemerintahan kedepan, karena koordinasi itu penting dalam rangka memproteksi kira-kira keadaan masyarakat yang bisa dijangkau itu bagaimana, sehingga bisa tuntas proses penanganan kemanusiaan.
"Karena tidak sala apa yang disampaikan Wagub Ali Yasin dalam sebuah pemberitaan, bahwa angka penanganan stunting kita masih cukup tinggi, sehingga ini adalah sebuah tragedi yang harus diselesaikan secara bersama," ujarnya.
Baca juga: Di Tengah Merayakan HUT Maluku Utara ke-24, Ketua DPRD Katakan Pembangunan Belum Terlihat
Lanjutnya sembari meminta perhatian unsur pimpinan DPRD, bahwa dalam momentum ini kita tidak perlu terlalu bereforia, karena pihaknya mengakui ini adalah pertanyaan yang luar biasa.
Sehingga DPRD dan Pemprov bisa memetakan bahwa bentuk kesuksesan Pemerintah AGK-Ali Yasin di HUT Provinsi ke-24 adalah seperti ini, supaya itu adalah bentuk penghormatan kepada pejuang-pejuang pemekaran provinsi saat itu.
"Industri pertambangan di Maluku Utara marak tetapi tak ada informasi bahkan media juga tak ada berita bahwa partisipasi industri pertambangan dalam menyekolahkan putra-putri di Maluku Utara dalam melanjutkan studi S1-S2,"tegasnya lagi.
"Bahkan saya tidak pernah membaca informasi tersebut, sehingga itu bagaimana kita mempersiapkan generasi terbaik kita nanti, tetapi industri pertambangan yang merajalela di Maluku Utara tidak pernah berkontribusi sama sekali dalam proses mendorong sumber daya manusia melalui lanjut studi perkuliahan dan hal ini harus kita bicarakan sama-sama," sambungnya.
Ia menambahkan, dimomentum kali ini seharusnya mengrefleksikan angka-angka keberhasilan daerah ini yang dicapai dalam satu tahun, agar dirilis ke publik.
"Namun ketika stunting dan gaji guru honorer yang belum tuntas diselesaikan Pemerintah, maka disinilah letak kegagalan kita," pungkasnya.
Sementara, Ketua DPRD Maluku Utara Kuntu Daud mengatakan, pertanyaan tersebut sudah langsung didengar oleh Gubernur dan Wakil Gubernur.
"Semua itu akan menjadi pekerjaan kita secara bersama," katanya.(*)
DPRD Maluku Utara Tinjau Pagar SMK N 2 Tidore yang Ambruk: Segera Usulkan Perbaikan |
![]() |
---|
Pj Gubernur Maluku Utara Minta Seluruh OPD Siap Hadapi Transisi Pemerintahan |
![]() |
---|
Kondisi Panti Asuhan PSAA Budi Sentosa di Ternate Memprihatinkan, Zen Kasim : Akan Direnovasi |
![]() |
---|
BPKAD Warning 7 OPD di Pemprov Maluku Utara yang Belum Serahkan Laporan Keuangan |
![]() |
---|
Akademisi Maluku Utara Dorong Seleksi Terbuka dalam Pembentukan Kabinet Sherly Laos - Sarbin Sehe |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.