Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

BKKBN Malut

BKKBN Maluku Utara MOU dengan Akbid Wijaya Kusuma Malang Ternate

Dalam percepatan penurunan stunting di Provinsi Maluku Utara Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Maluku Utara

Editor: Mufrid Tawary
Tribunternate.com
Foto bersama usai kegiatan BKKBN MoU dengan Akbid Wijaya Kusuma Malang Kota Ternate dann Kuliah umum bersama Deputi KSPK 

Dalam Materinya, Deputi KSPK BKKBN menjelaskan bahwa Indonesia telah mengalami tren penurunan prevalensi stunting yang cukup signifikan dari tahun ke tahun, namun masih berada diatas ambang batas standar WHO, sehingga masih berkategori darurat stunting. Berdasarkan data SSGI 2022, prevalensi stunting Indonesia berada pada angka 21,6 persen.

Pendandatangan MoU BKKBN-Akbid Wijayah Kusumah Malang sekaligus kuliah umum
Pendandatangan MoU BKKBN-Akbid Wijayah Kusumah Malang sekaligus kuliah umum (Dok BKKBN)

Keluarga dan lingkungan sangat berperan penting dalam menciptakan generasi Remaja-Mahasiswa yang berkualitas baik.

Oleh karena itulah pemerintah melalui BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana) membuat program GenRe (Generasi Berencana) yaitu suatu program dimana didalamnya terdapat informasi tentang bagaimana menjadi anggota BINA KELUARGA REMAJA (BKR) dan bertukar informasi tentang peran orang tua dalam membantu anak remajanya.

Program ini juga untuk membantu menciptakan Generasi Remaja-Mahasiswa yang memiliki pengetahuan, bersikap dan berperilaku sebagai remaja, untuk menyiapkan dan perencanaan yang matang dalam kehidupan berkeluarga.

Sehingga Remaja dan Pemuda GenRe mampu melangsungkan jenjang-jenjang pendidikan secara terencana, berkarir dalam pekerjaan secara terencana, dan menikah dengan penuh perencanaan sesuai siklus Kesehatan Reproduksi.

“Generasi Remaja-Mahasiswa yang tidak sehat, tidak berahlak dan berbudi serta banyak melakukan pernikahan dini justru terjadi di daerah perkotaan dimana arus globalisasi informasi yang semakin mudah di akses. Gempuran mode-mode budaya barat yang sedikit banyak juga mempengaruhi tata cara pergaulan anak muda”,ujar  Nopian.

Menikah di usia muda juga salah satu yang akan terjadi jika Generasi Remaja-Mahasiswa gagal dalam Penerepan Program GenRE (Generasi Berencana) dimana sang pria belum cukup mapan baik segi fisik, batin dan lahiria untuk menggarungi bahtera rumah tangga tidak mempunyai pekerjaan, pendidikan hanya lulusan SMA, sedangkan sang wanita yang berusia dibawah 20 tahun jika mereka sudah melakukan pernikahan organ reproduksi belum cukup matang untuk melakukan proses reproduksi hal ini dapat berpotensi menyebabkan kematian baik bagi sang ibu maupun calon bayi.

Hal ini juga dapat menjadi factor risiko besar ibu melahirkan anak stunting. (*)

 

Sumber: Tribun Ternate
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved