Derap Nusantara
10 Tahun Jokowi, Pertahanan Negara Jadi Investasi Jangka Panjang
Presiden Jokowi dalam pedoman kebijakan pertahanan menyoroti beberapa aspek di antaranya mencakup melanjutkan kebijakan modernisasi alutsista TNI
Terus pembangunan dua Fregat Merah Putih di galangan PT PAL yang bekerja sama dengan Babcock Inggris, sistem evakuasi kapal selam (SRVS) SRV-F Mk.3 buatan Submarine Manufacturing & Products (SMP) Inggris
Dan ada juga dua kapal selam kelas Chang Bogo KRI Ardadedali-404 dan KRI Alugoro-405, kemudian dua kapal pemburu ranjau (MCMV) buatan galangan kapal Jerman Abeking Rasmussen Shipyard.
Yang keduanya diberi nama KRI Pulau Fani-731 dan KRI Pulau Fanildo-732, dua kapal berkemampuan hidro-oseanografi buatan OCEA Perancis KRI Rigel-933 dan KRI Spica-934.
Dalam pemenuhan alutsista laut selama 10 tahun terakhir, TNI AL juga diperkuat berbagai jenis kapal perang permukaan dan kapal tunda (tugboat) hasil produksi dalam negeri, di antaranya korvet KRI Bung Karno-369 yang dibangun oleh galangan PT Karimun Anugrah Sejati di Batam.
Dua kapal patroli lepas pantai (OPV) 90 meter buatan PT Daya Radar Utama di Lampung yang diberi nama KRI Lukas Rumkorem-392 dan KRI Raja Haji Fisabilillah-391, kemudian beberapa kapal patroli cepat 60 meter seperti KRI Dorang-874, KRI Bawal-875, KRI Marlin-877.
KRI Tuna-876, KRI Hampala-880, KRI Lumba-Lumba-881, kapal patroli cepat 40 meter seperti KRI Cakalang-852, KRI Tahitu-853, KRI Layaran-854, KRI Madidihang-855, KRI Butana-878, KRI Selar-879, KRI Torani-860, KRI Gulamah-869, KRI Escolar-871.
Kemudian dua kapal patroli keamanan laut Patkamla Jefman iii-14-1 dan Patkamla Matan. TNI AL, dalam periode 10 tahun terakhir, juga diperkuat sejumlah kapal tunda buatan dalam negeri, yaitu kapal-kapal yang menggunakan nama gunung/puncak tertinggi seperti TD Irau, TD Umsini, TD Gunung Ranai, TD Galunggung, dan TD Malabar.
Kemudian, ada juga kendaraan taktis Mobile EM Radar yang mampu mendeteksi objek bergerak dan menangkal ancaman drone untuk Marinir.
Dalam 20 tahun ke depan, sebagaimana dicanangkan oleh TNI Angkatan Laut dalam postur kekuatan TNI AL 2025—2044, TNI AL juga membidik berbagai jenis alutsista lain untuk memperkuat Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT), yaitu penambahan fregat-fregat baru, pesawat dan kapal nirawak, tambahan kapal selam, sistem pertahanan pantai Coastal Defence.
Tambahan kapal-kapal angkut berjenis landing platform dock (LPD) dan landing ship tank (LST), kapal-kapal perusak (destroyer), drone berkemampuan MALE seperti ANKA dan Bayraktar, pesawat patroli maritim serbaguna (MPA) P-6, kapal berjenis landing helicopter dock (LHD), tank-tank tempur amfibi (AAV) Marinir.
Kemudian dari matra darat, beberapa belanja alutsista yang menjadi sorotan dalam 10 tahun terakhir, di antaranya 10 tank medium Harimau yang diproduksi di Bandung oleh PT Pindad bekerja sama dengan FNSS Turki.
Kemudian kendaraan tempur dan kendaraan taktis yang juga buatan PT Pindad, yaitu tujuh unit ranpur Badak 6x6, 26 unit Anoa 6x6, 10 unit rantis Komodo 4x4, dan ada juga 22 unit kendaraan tempur Pandur II 8X8 buatan Ceko bekerja sama dengan PT Pindad, 40 unit kendaraan taktis Maung yang juga buatan Pindad, beberapa kendaraan serang ringan (ILSV) J-Force buatan perusahaan dalam negeri PT Jala Berikat Nusantara Perkasa yang didukung juga oleh PT DI, 18 unit M3 Amphibious Rig, tiga unit rantis kelompok komando, lima unit rantis trackway dan dua unit recovery vehicle.
Tidak hanya itu, ada juga delapan unit helikopter serang AH-64E Apache buatan Boeing Amerika Serikat, sembilan helikopter serbu Bell 412EPI buatan Bell Textron Inc bekerja sama dengan PT DI, dan 12 unit helikopter serbu ringan Fennec buatan PT DI dan Airbus Helicopters yang empat di antaranya telah diterima oleh TNI Angkatan Darat pada awal 2024. Kemudian ada juga senjata-senjata teknologi terbaru buatan dalam negeri dan luar negeri, rudal dan meriam, sistem peluncur rudal dan penangkal rudal.
Sejumlah alutsista baru TNI itu dalam periode 10 tahun ini juga telah menjalani berbagai misi penting, salah satunya penerjunan langsung bantuan untuk Gaza dari rakyat Indonesia menggunakan pesawat C-130 J Super Hercules TNI Angkatan Udara. Di kawasan Asia Tenggara, hanya ada dua negara yang menerjunkan bantuannya secara langsung ke Gaza, yaitu Singapura dan Indonesia.
Terlepas dari tingginya kerawanan dan bahaya yang dihadapi, mengingat Indonesia tak punya hubungan diplomatik dengan Israel untuk melintas di wilayah udara Gaza, pesawat C-130 J Super Hercules TNI AU itu bekerja sama dengan Angkatan Udara Lebanon (RJAF) pada 9 April 2024 berhasil menurunkan 20 paket bantuan dari udara yang masing-masing bobotnya 160 kilogram. Bantuan itu berisi makanan, air mineral, dan obat-obatan, serta peralatan medis untuk rakyat Gaza yang saat ini menghadapi gempuran terus-menerus dari militer Israel (IDF) sejak Oktober 2023.